Adab Berbuka Puasa ala Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

0
477

Adab Berbuka Puasa ala Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

Alhamdulillaah kemarin kita telah membahas adab di dalam niat dan sahur seperti yang Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam contoh dan perintahkan, dan Insyaa Allaahu Ta’aala dengan keterbatasan ‘ilmu yang saya miliki akan kembali menyugukan kajian ringkas apa dan bagaimana Rasulullah Muhammad ‘alaihi shallaatu wa sallam berbuka puasa.

Perlu diketahui bersama wahai akhi, ukhti bahwa ibadah puasa adalah ibadah yang amat agung disisi Allah Tabaroka wa Ta’aala, karenanya penting bagi kita mengetahui bagaimana adab berbuka puasa yang benar agar puasa kita bernilai pahala dan tidak berlebihan di dalam berbuka puasa.

Diantara adab sebelum berbuka puasa ialah :

1. Berdo’a, mintalah kebaikan kepada Allah Jalla Jalaaluh karena orang yang berpuasa mempunyai suatu waktu do’a akan di ijabah.

Allah Subhanahu wa Ta’aala berfirman :
“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah (berdo’a) kepada-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”
(QS. Al-Mu’min [40] : 60)

Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallaahu ta’aala ‘anhuma, ia berkata,
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ibadah yang paling utama adalah berdo’a (kepada Allah Rabbul ‘Izzati wal Jalalah).”
(Hasan, HR. Al-Hakim, no. 1805, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah, no. 1579)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada tiga do’a yang tidak akan ditolak :
1. Do’anya orangtua kepada anaknya.
2. Do’anya orang yang berpuasa.
3. Do’anya musafir (orang yang sedang dalam perjalanan).”
(Shahiih, HR. Al-Baihaqi, III/345, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah, no. 1797)

Dalam lafazh lainnya disebutkan waktu hendak berbuka puasa.

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ta’aala ‘anhu, ia berkata,
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada tiga orang yang tidak akan ditolak do’anya, yaitu :
1. Do’a orang yang sedang berpuasa ketika dia berbuka.
2. Do’a pemimpin yang adil.
3. Dan do’a orang yang dizhalimi.”
(Shahiih, HR. At-Tirmidzi, no. 2528, Ibnu Majah, no. 1752, dan Ibnu Hibbaan, no. 2407)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki do’a yang tidak akan ditolak Allah Subhanahu wa Ta’aala, yaitu pada saat ia berbuka.”
(Shahiih, HR. Ibnu Majah, I/557, no. 1753, al-Hakim, I/422, Ibnus Sunni, no. 128, 481, dan ath-Thayalisi, no. 299)

Ini adalah dalil dari hadits Nabiyallaah Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwa sangat dianjurkan bagi orang yang berpuasa untuk memperbanyak do’a kepada Allah Rabbul ‘Izzati wal Jalalah karena pada saat itu do’a akan lebih cepat di dengar dan dikabulkan Allah ‘Azza wa Jalla.

2. Isilah waktu menjelang berbuka puasa dengan sesuatu yang bermanfaat, semisal berdo’a, membaca al-Qur-anul Karim, berdzikir dan seterusnya.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ta’aala ‘anhuma, ia berkata,
Rasulullah shhallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Puasa dan al-Qur-an akan memberi syafa’at kepada seorang hamba pada hari Kiamat. Puasa akan berkata,
‘Wahai Rabbku, aku telah menghalanginya dari makanan dan syahwat pada siang hari. Maka perkenankanlah aku untuk memberi syafa’at kepadanya.’
Sedangkan al-Qur’an berkata,
‘Aku telah menghalangi dari tidur di malam hari. Maka perkenankanlah aku untuk memberi syafa’at kepadanya.’
Kemudian Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Maka keduanya pun diperkenankan memberi syafa’at.'”
(Hasan, HR. Ahmad, II/174, no. 6589, 6626, al-Hakim, I/554, an-Nasaa-i, IV/130, dan Abu Nu’aim, VIII/161)

Wallaahi, karena sungguh Nabiyallaah Muhammad ‘alaihi shallaatu wa sallam pernah bersabda,
“Di antara kebaikan Islam seseorang ialah meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat baginya.”
(Shahiih, HR. Ahmad, no. 1737, at-Tirmidzi, IX/77, no. 2317, 2318, Ibnu Majah, no. 3976, Ibnu Hibbaan, no. 229, dan ath-Thabrani, VIII/18 no. 361, 1080, 2886)

Tinggalkan televisi yang siarannya hanya mengumbar aurat, bercanda yang tidak tau arah dan sesuatu hal yang tidak bermanfaat lainnya.

3. Ketika mendengar adzan Maghrib maka sebelum berbuka disunnahkan membaca bismillaah, kemudian ia berbuka puasa baik memakan kurma atau meminum air putih atau yang lainnya dan tidak berlebihan dalam berbuka puasa. Namun sebaik-baik makanan dan minuman untuk berbuka puasa adalah kurma. Setelah berbuka kemudian membaca do’a berbuka puasa yang shahiih dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam yakni :

“Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru Insyaa Allaah”

Artinya :
“Telah hilang rasa haus (dahaga), dan telah basah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, Insyaa Allaah.”
(Shahiih, HR. Abu Dawud, II/306, no. 2357, Shahiihul Jaami’, IV/209, no. 4678)

Adapun do’a yang telah tersebar ditengah-tengah kaum muslimin seperti Allaahumma lakaa shumtu wa ‘alaa rizqikaa… dst… maka para ‘ulamaa hadits telah menyatakan itu tidak shahiih dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan sebaik-baik do’a dan petunjuk adalah do’a dan petunjuk dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

Demikianlah adab di dalam berbuka puasa, semoga risalah yang singkat ini bermanfaat untuk diri penulis (pengetik) khususnya dan kaum muslimin pada umumnya.

Allaahul Muwwafiq.

Sumber : Ummu Fahrian Ida

Tinggalkan Balasan