Agar Ilmu Syareat Tidak Prematur

0
252

Yang saya maksud dengan menghafal Al Quran adalah memfokuskan diri untuk menghafal, standar lamanya biasanya 2-3 tahun. Sedangkan maksud ngaji syareat adalah mengaji ilmu-ilmu agama beserta perangkatnya, seperti: tajwid dan bahasa arab, keduanya adalah paling basic sebagai modal awal baca quran dan baca kitab. Dilanjutkan dengan 3 basic: tauhid, fiqh, akhlak islamiyyah sebagai pondasi awal.

d983d8aad8a7d8a8

Tidak dipungkiri kedua hal diatas adalah sangat mulia. Diantara dua kemulian selalu ada yang lebih mulia. Kalo mengikut metode

Nabi Saw, sesuatu yang paling afdhal dan mulia itu amalan yang paling mendesak dibutuhkan. Sebagai contoh: pendurhaka ortu, maka ia butuh untuk berbakti, suka molor sholat, maka ia butuh shalat pada waktunya dsb

Ada 4 macam prioritas cita-cita ortu pada anaknya (+ sekolah tentunya). Pertama: Jadi ahli syareat, kedua: jadi seorang Al hafiz, ketiga: jadi dua-duanya, keempat: Sekolah aja, ngejar karir. Namun yang sering penulis jumpai kebanyakan ingin jadi Al hafiz dulu daripada ahli syareat. Padahal, seorang anak itu fardhu ain (sangat mendesak) dibekali basic ilmu syaraet, adapun Al hafiz itu hukumnya fardhu kifayah yang dianjurkan saja.

Entah yaa, mungkin bisa memilki anak berlabel “Al-hafiz” dan dikenal orang lebih dirasa membanggakan daripada ahli syareat yang lebih dapat menyelamatkan hidup dunia-akhiratnya dimasa depan!!!

Pada dasarnya, seorang anak akan kesulitan menggabungkan antara menghafal Al Quran, belajar syareat dan sekolah. Karena masing-masing memilki beban yang sangat berat yang harus dipertahankan. Kemungkinannya: Menghafal + sekolah, atau belajar syareat + sekolah, tidak bisa dicampur tiga-tiganya. Bila dipaksakan, hasilnya tidak akan maksimal, entah , atau nilai sekolah jeblok dan gak naik kelas.

Berikut ini adalah beberapa metode belajar menggabungkan diantara menghafal dan belajar + sekolah:

A. Menghafal –> Ngaji + sekolah
Metode ini cocok buat orang tua yang berambisi anaknya jadi seorang hafidz tulen. Kekurangannya, seorang anak akan dirasa telat dan sangat ‘ngoyo sekali’ belajar ilmu agama karena ia terbebani dengan mengulang hafalan dan pelajaran sekolah. Metode ini tidaklah tepat karena mendahulukan yang fardhu kifayah daripada fardhu ain.

B. Ngaji syareat –> Menghafal + sekolah
Adapun metode B, saya rasa cukup ideal karena mendahulukan yang primer daripada yang sekunder. Seorang anak tidak akan terlalu terbebani dengan pelajaran syareatnya setelah melewatinya. Bahkan ia akan merasa terbantu mengembangkan ilmu syareat dan menghafal Al Quran karena faham makna dan Al Quran itu sendiri adalah ilmu syareat.

C. “Menghafal” –> Ngaji syareat + Sekolah
Tanda kutip pada “menghafal” dimaksudkan bahwa seorang anak sejak kecil harus sudah dibiasakan mengenal cara baca Al Quran dengan baik & benar. Sehingga ketika masuk SMP ia sudah memilki 1 basic. Selanjutnya bisa ia manfaatkan menghafal juz amma, 29, 28 atau surat-surat penting dengan cara banyak mendengar murottal, tidak perlu fokus 30 juz dulu. Hal ini ia lakukan sebagai sambilan belajar ilmu syareat.

Ketika ia lulus SMA, baru memulai menyempurnakan hafalannya sampai 30 juz. Kalau kedua basic (hafal Al Quran dan ilmu syareat) pada umur 19-23 tahun sudah 60-70% dikuasai, untuk selanjutnya insyallah akan mudah berjalan bersama-sama untuk melancarkan hafalan dan mengembangkan ilmu agama sambil kuliah.
***
Ketiga hal diatas adalah metode-metode yang bisa dipilih sesuai selera orang tua. Opsi yang terakhir ini sangat ideal dan recomended banget kalau ortu ingin anaknya ahli syareat dan hafiz.

YANG PALING PENTING: Jangan sampai anak-anak kita hanya mengejar dan fokus kepada sekolah (dunia) tanpa dibekali pendidikan agama sama sekali. Melihat tantangan hidup di era globalisasi teknologi semakin membahayakan dan kehidupan moral semakin rusak, jauh dari akhlak islamiyyah.

Semoga bermanfaat dan silahkan menyempurnakan bila ada tambahan dan metode lain yang lebih jitu

Sumber : MMN

Tinggalkan Balasan