Berkarakter Padi dan Pohon Kelapa

0
672

Ada yang istimewa pada pelaksanaan Wisuda Sarjana ke-24 Perguruan Tinggi Ibrahimy, Ahad (18/10/2015). Dalam acara tersebut para lulusan dapat mengikuti taujihat dan irsyadaat (arahan dan petunjuk) dari Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy. Satu hal yang tidak pernah dijumpahi pada acara Wisuda sebelumnya.

wpid-received_907188939365119

Di hadapan 590 Wisudawan dan ratusan undangn, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy berpesan agar para lulusan yang baru saja diwisuda menjadi muslim yang berkarakter tanaman padi, semakin berisi semakin merunduk.

“Muslim yang baik, yang ingin menjadi muslim khairunnaas anfa’uhum linnas maka belajarlah pada  filosofi padi, pohon ini makin berisi makin merunduk. Bila Nilai dan karakter ini ditanamkan maka akan menjadi hiasan yang  sangat indah bagi wisudawan dan wisudawati. Keilmuan yang diperoleh selama mengenyam dunia pendidikan tidak harus mengubah dirinya menjadi orang yang sombong, angkuh, egois dan arogan. Tapi dengan keluasan ilmu dan bertambahnya wawasan maka diharapkan semakin santun, tawadhu’ dan berakhlaqul karimah”. Kata Kyai Azaim dalam taujihadnya.

Cucu Kyai As’ad itu juga berpesan kepada para lulusan agar juga memiliki karakter pohon kelapa yang seluruhnya bermanfaat mulai dari buahnya, batangnya, pelepahnya, dahan, daun hingga akarnya bahkan isi (jantung) dari batang pohon kelapa juga bermanfaat.

“Semoga kita dapat berkarakter sebagai manusia yang bermanfaat, seluruh hidup kita bermanfaat, setiap langkah kaki kita bermanfaat, hidup dan nafas kita bermanfaat, amiin”. Tutup Kyai Azaim.

Sebagai rujukan dalam bersikap dan berkarakter sebagaimana filosofi padi dan pohon kelapa, pengasuh ke-4 Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo itu mengutip potongan ayat Al Quran yang sebelumnya juga disebut dalam Kitab Injil yakni kata kazar’inpada ayat kazar’in akhraja syat’ahu yang  menggambarkan karakter seorang muslim. Menurutnya, kalau di Jazirah Arab kata itu maknanya dekat dengan gandum, sedangkan di Indonesia dikenal dengan padi.

Kyai Azaim menambahkan, kata kazar’in juga di jabarkan dalam hadist yang isinya berkisah tentang dialog Nabi Muhammad SAW dengan para Sahabat. Di dalam hadist itu Nabi bertanya kepada para Sahabat, “pohon apakah yang karakternya mirip seorang Muslim?”. Para sahabatpun satu persatu menjawab tapi tidak ada satupun jawaban yang sesuai dengan harapan Nabi. Ketika itu ada Sahabat Sayyidina Abdullah bin Umar yang masih berusia kanak-kanak sempat bergumam dalam hatinya “mungkin yang dimaksud Nabi adalah pohon kurma”. Dan benar saja, Nabi Muhammad menjawabnya seperti apa yang ada di benak Sayyidina Abdullah bin Umar.

“Dari dua gambaran inilah yang perlu kita kenakan bersama seperti pada padi, gandum atau seperti pohoh kurma yang di Indonesia mirip seperti pohon kelapa”. Jelas Kyai Muda yang baru saja dikarunia putra kedua itu.

Sumber : Serambi.mata

Tinggalkan Balasan