Suami Istri dalam Al-Quran

1
2567

Dalam Islam, ikatan suami dan istri bukan hanya soal akad nikah lalu masalah selesai. Ikatan suami dan istri mengikat sekaligus setiap pasangan hampir dalam segala hal. Hampir segala hal perlu melibatkan satu sama lain terutama saat mengambil putusan penting. Di sini dibutuhkan musyawarah dan saling pengertian untuk memutuskan kemaslahatan bersama.

hakistri

Terkait keseharian, Islam meminta kesediaan keduanya untuk berinteraksi satu sama lain secara baik dengan air muka dan jiwa yang berseri-seri. Dalam keadaan apapun, Islam meminta keduanya untuk tetap menjaga sikap-sikap yang mengindahkan satu sama lain.

Abu Bakar Al-Hushni al-Husaini dalamKifayatul Akhyar fi Ghayatil Ikhtisharmengatakan sebagai berikut.

ŁŠŲ¬ŲØ Ų¹Ł„Ł‰ ŁƒŁ„ ŁˆŲ§Ų­ŲÆ Ł…Ł† Ų§Ł„Ų²ŁˆŲ¬ŁŠŁ† Ł…Ų¹Ų§Ų“Ų±Ų© ŲµŲ§Ų­ŲØŁ‡ ŲØŲ§Ł„Ł…Ų¹Ų±ŁˆŁŲŒ ŁˆŁŠŲ¬ŲØ Ų¹Ł„Ł‰ ŁƒŁ„ ŲØŲ°Ł„ Ł…Ų§ ŁŠŲ¬ŲØ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŲØŁ„Ų§ Ł…Ų·Ł„ ŁˆŁ„Ų§ Ų„ŲøŁ‡Ų§Ų± ŁƒŲ±Ų§Ł‡ŁŠŲ© ŲØŁ„ ŁŠŲ¤ŲÆŁŠŁ‡ ŁˆŁ‡Łˆ Ų·Ł„Ł‚ Ų§Ł„ŁˆŲ¬Ł‡. ŁˆŲ§Ł„Ł…Ų·Ł„ Ł…ŲÆŲ§ŁŲ¹Ų© Ų§Ł„Ų­Ł‚ Ł…Ų¹ Ų§Ł„Ł‚ŲÆŲ±Ų© ŁˆŁ‡Łˆ ŲøŁ„Ł…. Ł‚Ų§Ł„ Ų§Ł„Ł„Ł‡ ŲŖŲ¹Ų§Ł„Ł‰ ŁˆŁ„Ł‡Ł† Ł…Ų«Ł„ Ų§Ł„Ų°ŁŠ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡Ł† ŲØŲ§Ł„Ł…Ų¹Ų±ŁˆŁ. ŁˆŲ§Ł„Ł…Ų±Ų§ŲÆ ŲŖŁ…Ų§Ų«Ł„Ł‡Ų§ ŁŁŠ ŁˆŲ¬ŁˆŲØ Ų§Ł„Ų£ŲÆŲ§Ų” ŲØŲ§Ł„Ł†Ų³ŲØŲ© Ų„Ł„Ł‰ Ł…Ų§ ŁŠŲ¬ŲØ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ŲŒ ŁˆŁ‚Ų§Ł„ ŲŖŲ¹Ų§Ł„Ł‰ ŁˆŲ¹Ų§Ų“Ų±ŁˆŁ‡Ł† ŲØŲ§Ł„Ł…Ų¹Ų±ŁˆŁ. ŁˆŲ¬Ł…Ų§Ų¹ Ų§Ł„Ł…Ų¹Ų±ŁˆŁ Ų§Ł„ŁƒŁ Ų¹Ł…Ų§ ŁŠŁƒŲ±Ł‡ ŁˆŲ„Ų¹ŁŲ§Ų” ŲµŲ§Ų­ŲØ Ų§Ł„Ų­Ł‚ Ų¹Ł† Ł…Ų¤Ł†Ų© Ų§Ł„Ų·Ł„ŲØ ŁˆŲŖŲ£ŲÆŁŠŲŖŁ‡ ŲØŁ„Ų§ ŁƒŲ±Ų§Ł‡Ų©

Setiap pasangan suami istri wajib berinteraksi satu sama lain secara baik. Setiap dari mereka juga wajib mengerahkan tenaga untuk kewajibannya tanpa tunda-tunda dan tanpa menampakkan ketidaksukaan. Setiap mereka sepatutnya melaksanakan tanggung jawab dengan wajah manis. ā€œal-mathollu (tunda-tunda)ā€ ialah mengulur waktu dalam menunaikan kewajiban sementara ia mampu berbuat segera. Ini satu bentuk kezaliman. Allah berfirman, ā€œIstri-istri itu memiliki hak sebanding dengan kewajibannya secara baik.ā€ Maksudnya, istri dalam menunaikan kewajiban setara dengan porsi kewajiban suami.

Allah berfirman, ā€œBergaullah dengan mereka secara baik.ā€ Kebaikan yang sempurna itu menahan diri dari tindakan tidak menyenangkan pasangan, memaafkan kelalaian pasangan dalam menunaikan kewajibannya, dan melaksanakan kewajiban tanpa rasa terpaksa.

Berdasarkan dua ayat Al-Quran di atas dan uraian Abu Bakara Al-Hushni, setidaknya setiap pasangan suami dan istri perlu belajar untuk bersikap arif dalam mengarungi perjalanan rumah tangga yang tidak sehari atau setahun. Suasana kondusif di rumah juga sangat membantu untuk menciptakan rumah tangga yang sejuk dan menciptakan keluarga bahagia. Sehingga anak-anak juga merasa betah di rumah.

Sementara perintah Al-Quran di atas berlaku untuk suami dan istri sekaligus. Wallahu aā€™lam.

Sumber : NU Online

1 KOMENTAR

Tinggalkan Balasan