Islam Nusantara Akan Dikembangkan di 33 Negara

0
569

Para ulama perwakilan Negara-negara peseta International Summit of the Moderate Islamic Leaders (ISOMIL) yang digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan membentuk Jam’iyah NU di negara masing-masing. Hal itu disampaikan Ulama dari Libanon, Yunani, Lithuania dan Rusia, dalam deklarasi NU, di Jakarta Convention Centre (JCC), Selasa (10/5/2016).

Syaikh Abdul Nasheer Jabri, Rektor Universitas Kulliyatud Da’wah mengatakan, nilai-nilai prinsipil yang dikembangkan NU selama ini selaras dengan ajaran nabi Muhammad SAW, dalam membangun peradaban umat. Terutama dalam hal pengembangan moderasi, toleransi dan peradaban Islam Nusantara yang selama ini dipraktikkan oleh NU.

“Paradigma Islam moderat ala NU ini harus terus dikampanyekan oleh berbagai pihak. Karena misi ini adalah hal yang sangat prinsipil dalam Islam. Islam moderat NU ini bukan milik kelompok tertentu, atau negara tertentu, tetapi memang inilah Islam sesungguhnya yang diajarkan Nabi,” ujar Nasheer.

Lebih lanjut, ia juga mengkritisi sejumlah kelompok yang berorientasi pada perebutan kekuasaan, pembenturan negara dengan islam, penebaran konflik dan misi perang, seperti yang dilakukan Hizbut Tahrir, Al-Qaeda dan sejenisnya.

“Islam bukanlah hizb, bukan partai atau pasukan perang. Sebab Islam bukan fikrul harb, tidak berorientasi pada peperangan. Islam adalah fikrul ummah, yang berorientasi pada pengembangan peradaban ummat. Mewujudkan kesejahteraan, membina masyarakat dalam beribadah, membangun ketertiban umum,” papar Nasheer.

Dari gagasan fikrul ummat ini, Islam, kata Nasheer bertanggung jawab membuat pusat peradaban, pusat pendidikan, pusat kebudayaan, pusat ekonomi. Hal itu diamini para ulama dari 33 Negara peserta ISOMIL lainnya. Para ulama dari empat negara, yakni dari Libanon, Yunani, Lithuania dan Rusia, berkehendak untuk meniru para ulama Afghanistan, yang telah membentuk NU yang menaungi para ulama di negaranya. Sementara sejumlah perwakilan negara lain, juga berniat mempelajari prinsip moderasi NU dan ajaran Pancasila, sebagai prototipe yang akan dikembangkan di negaranya masing-masing.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengungkapkan, tawaran Nahdlatul Ulama tentang wawasan dan pengalaman Islam Nusantara kepada dunia sebagai paradigma Islam yang layak diteladani.

“Islam Nusantara akan menjadi spirit bersama para peserta Deklarasi Jakarta, sebagai sumbangsih bagi peradaban islam yang menghargai budaya yang telah ada serta mengedepankan harmoni dan perdamaian,” paparnya.

Bagi para ulama perwakilan negara yang berinisiatif mengikuti langkah para ulama di Afghanistan dalam membentuk Jam’iyah Nahdlatul Ulama, kata Kiai Said, berkomitmen untuk mengembangkan prinsip NU, yakni tawassuth (jalan tengah, yaitu jalan moderat), tawaazun (keseimbangan; harmony), tasaamuh (kelemah-lembutan dan kasih-sayang, bukan kekrasan dan pemaksaan) dan i‘tidaal (keadilan).

“Dalam cara pandang Islam Nusantara, tidak ada pertentangan antara agama dan kebangsaan. Hubbul watan minal iman: Cinta tanah air adalah bagian dari iman. Barang siapa tidak memiliki kebangsaan, tidak akan memiliki tanah air. Barang siapa tidak memiliki tanah air, tidak akan punya sejarah,” tandasnya.

(ful)

Sumber : Okezone.com

Tinggalkan Balasan