Kata Mereka Tentang Eyang Subur
Pihak yang Kontra
Beberapa pekan terakhir ini, masyarakat umum dan selebriti Indonesia ramai membicarakan sosok tua yang kerap disapa Eyang Subur. Nama Eyang Subur muncul setelah pelawak lawas, Adi Bing Slamet, menudingnya sebagai penyebar aliran sesat. Bahkan Adi mengklaim Eyang Subur pernah menyantetnya.
“Dia menyesatkan banyak orang,” kata Adi, Senin, 25 Maret 2013. “Saya dan kawan-kawan harus menjalankan ritual meminum kopi pahit, kopi manis, dan juga air garam. Itu air syarat.”
Laki-laki bernama Subur tersebut, menurut Adi dan korban lainnya, selalu memaksakan perintahnya. Semua yang dimintanya harus dilakukan. Jika tidak, mereka akan disumpahi dengan kata-kata kasar. “Disumpah-sumpahi kalau melanggar perintahnya, dia selalu mengatasnamakan gaib,” kata pria bernama asli Ferdinand Syah Albar ini.
“Gaib mana yang mengajarkan mabuk-mabukkan, berjudi?” kata Adi dengan penuh emosi. Pria kelahiran tahun 1967 ini mengatakan, Eyang Subur secara tidak langsung mengajak dia dan pengikut-pengikutnya menjauh dari ajaran agama. Hal ini yang membuatnya kukuh untuk mengajak pengikut Eyang Subur tersadar dan kembali ke ajaran agama.
“Saya pernah dikasih koleksi blue film sama dia. Dia itu koleksi film kayak begituan,” ungkap Adi di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (25/3/2013).
“Saya nggak boleh umroh sama dia, cukup jadi orang baik. Saya nggak boleh ke pantai, karena nanti tsunami. Itu ucapan Subur,” ucapnya.
“Sumber kekayaan Subur itu getol banget maen judi,” tudingnya.
“Dia mengaku kalau dirinya itu Satria Piningit atau Imam Mahdi. Dia ada untuk memberi kedamaian kepada seluruh dunia,” ujar Adi Bing Slamet, aktor sekaligus komedian berusia 46 tahun itu, menirukan ucapan Eyang Subur, saat menggelar konferensi pers di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (25/3/2013).
“Dia pernah bilang, Allah itu Yang Maha Kuasa, nah Eyang-nya dia itu sebagai yang diberi kuasa oleh Allah. Bahkan dia nggak segan bilang kalau dia ini orang yang mengemban tugas seperti Rasulullah,” pungkas Adi Bing Slamet dengan nada geram.(Ras/Ans)
“Dia tuh sering banget ‘test drive‘ dulu sama cewek sebelum dinikahin. Kalau menurut dia dapat memuaskan, baru dinikahin,” beber putera seniman Bing Slamet itu.
Bahkan, ditambahkan oleh Adi, Eyang Subur sering membeli viagra (obat perangsang) setiap malam. “Tiap malem dia beli viagra. Saya sering disuruh beli obat kuat, terus suka minta istri pertama abis itu istri yang lain giliran masuk kamar,” tandasnya.
Tak hanya itu, Eyang Subur juga diakui Adi sering meng-edit film porno. “Dia pernah ngedit blue film, terus dia bilang ke kita ‘ini nih best of the best-nya sudah saya pilihin‘ apa itu yang bisa dibilang panutan?” kata Adi.(Ras/Asw).
Kasus perselisihan antara Adi Bing Slamet dan Eyang subur sebelumnya telah menyeret banyak nama. Selain Adi dan beberapa pelawak seperti Tessy, Nurbuat dan Unang yang mendampingi pengacara Eyang Subur dalam jumpa pers.
Kali ini artis cantik Asti Ananta juga disebut pernah menemui Eyang Subur di rumahnya. Ibunda Asti, Yuntianingrum Agustarini mengakui bahwa ia dan Asti tak menepis kabar tersebut. Yuntianingrum mengakui pernah berkunjung ke rumah Subur. Namun dirinya membantah jika mereka berdua menjadi pengikut setia Subur.
“Memang benar tahun 2001-2002 saya dan anak saya Asti pernah datang ke sana. Kami datang sama artis-artis juga, ada Adi Bing Slamet juga,” ujar Yuntianingrum seperti dilansir detik.com Selasa (26/3/2013).
Yuntianingrum dan anaknya saat berkunjung di rumah Subur menuturkan diajak untuk mengikuti pengajian.
“Kita nggak tahu itu ajaran apa. Sebab saya diajaknya untuk pengajian, tetapi kok seperti ini. Kita nggak diminta untuk baca ayat-ayat suci Alquran. Kita hanya diminta untuk baca doa sesuai dengan ajaran agama masing-masing,” bebernya.
Melihat keanehan-keanehan yang ada, ia dan Asti memutuskan untuk tak memperpanjang urusan dengan Subur.”Kita nggak balik lagi. Jadi di sana saya dan anak saya nggak tahu itu ajaran apa,” tambahnya lagi.
Yuntianingrum membantah jika Asti mendapatkan hadiah dari Subur seperti yang dituduhkan oleh Adi. sebelumnya, Adi memberikan pernyataan bahwa artis yang pernah datang ke rumah Subur selalu diberi hadiah terutama tamu wanita.
“Kita nggak pernah diberikan hadiah. Nggak bener kalau Asti dibilang diberi hadiah,” terang Yuntianingrum Adi kembali menggelar jumpa pers Senin (26/3/2013), terkait pernyataan pengikut Subur yang menyebut Adi fitnah.
Putra Bing Slamet itu juga mengatakan, selama setia bersama Subur, ia melihat beberapa benda yang memang mistis di rumah sang dukun.
“Ada yang dia beli, ada yang yaitulah dia kayak nyembah berhala secara nggak langsung. Ada patung kayak spinx, ada manusia berpelukan, ada komodo. Dia dilarang melihara hewan hidup sama gaibnya kata dia,” paparnya.
“Ada satu tempat tidur juga yang nggak dia tidurin. Mungkin ya itu buat persekutuan dia. Dulu dia pernah ada yang bilang, di atas plafon itu berserakan lisong sama kemenyan,” bebernya lagi.
Pihak yang Pro
Siapa sebenarnya Eyang Subur yang disebut Adi itu? Kata Tessy, pelawak yang mengenal Eyang Subur, lelaki tua itu bukanlah dukun seperti tuduhan Adi. Tessy sendiri mengenal Eyang Subur pada 1981. Kala itu Subur belum menggunakan sebutan eyang. “Aslinya, dia itu tukang jahit,” ujar anggota kelompok lawak Srimulat ini.
Masih kata Tessy, Subur adalah orang baik. Ia tidak pernah terlihat melakukan hal sesat. “Setahu saya, kalau teman-teman datang ke rumahnya di waktu magrib, Eyang Subur malah suruh salat.”
Anggota Srimulat lainnya, Gogon, sepakat dengan pendapat Tessy. Kata dia, Eyang Subur hanya melakukan doa bersama dengan memadukan kejawen dan agama. “Dia tidak sesat, tidak pernah mengubah ayat dan lafal Al-Quran,” ujar Gogon.
Gogon sudah mengenal Subur sejak 1983 lalu. Di mata dia, Subur hanyalah paranormal biasa. Soal percaya atau tidak dengan perkataan Subur, kembali kepada setiap orang yang mendengarnya. “Kami tidak pernah disyarati dan saya tak pernah meminta supaya terkenal,” kata Gogon.
Bekas anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Permadi, juga membantah pendapat Adi bahwa Subur adalah dukun. Kata Permadi, rumah Eyang Subur hanya serupa dengan kasepuhan. Di sana mereka membahas penyakit, agama, dan negara.
Tentang pernyataan Adi bahwa Eyang Subur kerap meminta uang, Tessy, Gogon, dan Permadi kompak menampiknya. Kata Tessy, Subur malah rajin membagikan barang dan duit secara cuma-cuma. “Yang pertama diberi hadiah sama Eyang itu saya. Saya dibelikan mobil sama dia,” kata Tessy. Sedangkan Gogon pernah diberi enam potong jas. Dan kata Permadi,Eyang Subur sering membagikan sepeda motor kepada orang-orang. “Dia juga sering memberangkatkan orang naik haji dan umrah,” ujar Permadi.
Di rumah Eyang Subur, kata Permadi, ada banyak perhiasan mewah. Bahkan ada beberapa perhiasan kristal, berbagai ukuran, yang harganya ratusan juta. “Dia memang koleksi perhiasan,” kata Permadi. Namun, dari mana harta dan uang Eyang Subur, Permadi tidak mengetahuinya.
Dia hanya tahu, Subur jarang keluar rumah kecuali ingin mengajak teman-temannya makan. “Dia di rumah terus,” kata Permadi. “Tapi saya enggak pernah lihat dia melakukan ritual, tak ada barang untuk menyantet juga di rumahnya.”
Beberapa pelawak Tanah Air yang mengklaim sebagai teman dari pria bernama Subur buka suara soal tudingan miring yang dinyatakan artis Adi Bing Slamet. Tessy, Nurbuat, Rohana, Memed, dan Unang membantah Eyang Subur-begitu panggilan akrab Subur- menyebarkan ajaran sesat, seperti yang dibeberkan Adi di media beberapa hari ini.
“Sesatnya di mana? Setahu saya kalo teman-teman datang ke rumahnya waktunya magrib malah dia (Eyang Subur) suruh siapa yang belum salat,” kata Tessy dalam jumpa pers di Kawasan Kebon Jeruk, Jakarta, Kamis, 21 Maret 2013.
Tessy juga menyangkal pengakuan Adi yang mengatakan Eyang Subur adalah seorang dukun santet. Justru kata kata dia, orang yang sudah dikenal selama puluhan tahun itu memiliki sifat dermawan kepada siapa saja. “Bahkan dari sekian banyak orang, yang pertama diberi hadiah sama Eyang itu saya. Saya dibelikan mobil sama dia,” ujarnya.
Selain Tessy dan kawan-kawan, turut hadir juga dalam jumpa pers itu bekas anggota DPR Permadi. Dia juga meyakini tudingan Adi terhadap Eyang Subur adalah fitnah semata. Permadi mengaku mulai berteman dengan Eyang setahun belakangan.
“Setahu saya Eyang bukan kategori dukun, tapi kasepuhan untuk bahas penyakit, agama, dan kenegaraan. Eyang bukan dukun santet, Eyang itu kasepuhan,” Permadi menegaskan.
Pihak keluarganya
Sekitar tahun 1970-an, Eyang Subur merantau dari Jombang, Jawa Timur ke Jakarta untuk mengadu nasib. Saat itu, kehidupannya masih jauh dari hiruk-pikuk dunia ke-Eyang-an. Sebelum menempati rumahnya saat ini di Gang Beringin 3, RT 05 RW 02, Kelurahan Duri Kepa, Kebon Jeruk Jakarta Barat, Subur menyewa sebuah rumah sederhana di kawasan Slipi, Jakarta Barat.
Kehidupan Subur yang konon pernah satu sekolah dengan almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini mulai berubah sejak tinggal di kediamannya sekarang. Dia pindah rumah sekitar tahun 80-an. Para tamu pun mulai banyak berdatangan.
Kepada para tamunya, dia selalu menegaskan bahwa dirinya bukan seorang dukun atau paranormal.
“Eyang dari dulu bilang kepada tamunya kalau beliau bukan dukun atau paranormal, tapi “Para Hadirin”,” ucap Depe, salah satu familinya, saat berbincang dengan Bintang Online, akhir pekan lalu.
Subur lebih senang dibilang “Para Hadirin” karena ia bertugas menyampaikan pesan-pesan hidup yang serba sementara ini untuk bekal kehidupan setelah kematian nanti.
Kepada para tamunya, Eyang Subur juga mengajarkan agar banyak beramal dan menanam kebaikan sebagai bekal di akhirat nanti.
Selain menganjurkan para tamu tidak meninggalkan shalat lima waktu, dia juga ajarkan beramal sesuai kemampuan, seperti mengorbankan sebagian harta untuk investasi akhirat, dibagikan kepada yang membutuhkan.
Pesan lain yang selalu diajarkan kepada para tamunya adalah, untuk dapat meraih kebahagiaan, harus berkorban terlebih dahulu.
“Contohnya beliau bilang begini, kalau mau enak berkorban dulu baru enak. Untuk bisa tampil bagus kita harus ngorbanin kuku yang panjang dipotong, rambut dipotong. Coba kita enggak korbanin, kita pasti enggak nyaman kan, (maaf) cebok aja susah pasti,” ucapnya.
Eyang Subur sangat yakin, siapa yang menanam kebaikan akan berbuah kebaikan.
“Kalau menanam padi enggak mungkin tumbuh jambu, menanam padi pasti tumbuh padi, nanam buah akan tumbuh buah. Kalau menanam kebaikan pasti tumbuh kebaikan,” tuturnya
Subur juga mengajak orang untuk terus berpikir. Pernyataannya jangan dikunyah mentah-mentah.
“Eyang mengajak kita berpikir, ucapannya jangan ditelan mentah-mentah, harus dikunyah dulu. Kata-kata Eyang itu tidak langsung terang-terangan, tapi kata-katanya pasti terjadi. Itu hanya soal waktu”.
“Eyang pernah bilang gini, akan ada banjir nyembur enggak surut-surut, eh ada lumpur Lapindo, akan ada banyak mayat di baunya menyengat, beberapa saat kemudian ada tsunami di Aceh,” imbuh Depe.
Kelebihan Eyang Subur, lanjutnya, adalah ketaatannya melaksanakan ibadah, terutama shalat.
“Eyang itu kuatnya sholat, sekali shalat minimal setengah jam sampe satu jam. Kalau dia udah masuk kamar pasti shalat,” ujarnya.
Komentar hukum Islam
Dari penjabaran tentang Eyang Subur di atas, ketiga pihak sama-sama mengakui bahwa Eyang memiliki kelebihan yang biasa disebut “orang pintar” atau dukun. Itu juga dibuktikan, ketiga pihak sama-sama mengakui bahwa banyak tamu yang datang pada Eyang Subur untuk meminta sesuatu. Itu sebagai tanda dia “orang pintar” dan memang itu yang dikenal sampai sekarang.
Melihat ini, bagaimanakah komentar hukum Islam? Apakah meramal atau mengatakan hal-hal yang gaib itu boleh? Bagaimana pula hukumnya mempercayai mereka?
Pertama-tama marilah kita lihat Hadits yang erat kaitannya dengan hal ini,
“Barang siapa mendatangkan ‘kahin’ atau ‘arraf’, kemudian ia membenarkan apa yang mereka katakan, sungguh ia mengingkari apa yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Ahmad).
Menurut riwayat Imam Muslim, kelanjutan Haditsnya adalah “lam tuqbal shalatuhu arba’ina yauman” (shalatnya selama empat puluh hari tidak diterima).
Kahin, sebagaimana tertera dalam Hadits, adalah orang yang mengklaim tahu tentang apa yang akan terjadi, dengan berpatokan pada tanda-tanda (sebab) tertentu.
Sedang arraf ialah orang yang merasa tahu tentang hal-hal gaib dengan melalui perbuatan dan ucapan (mantera) tertentu.
Profil kahin, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hajar al-Atsqalaniy, bermacam-macam. Bentuk pertama, ada di antara mereka yang minta bantuan jin untuk mencuri suratan takdir yang ada di langit. Bentuk kedua, mereka minta bantuan jin untuk mengetahui keadaan sesama manusia yang ada di tempat lain. Bentuk ketiga, mereka hanya menggunakan prakiraan (dugaan) saja. Bentuk keempat, mereka mendasarkan kahanah (ramalan) pada kebiasaan. Termasuk dalam katagori terakhir, ramalan bintang, sio, weton (hari lahir), ramalan yang didasarkan pada keadaan alam (gunung meletus, gerhana, lintang kemukus, komet, dll), siklus dan mitos.
Bolehkah mempercayai mereka? menurut teks Hadits di atas, mempercayai mereka dilarang. Bisa makruh bisa haram. Tapi, melihat sanksi yang begitu berat (kafir terhadap ajaran Nabi), secara ushul fiqh, kita berkesimpulan haram. Kesimpulan ini disepakati karena dapat menggrogoti iman. Bahkan, pada kadar tertentu, bisa menyeret seseorang untuk syirik. Sebaliknya, jika kepercayaan terhadap ramalan itu hanya ala kadarnya, dalam arti masih mengakui ‘kekuasaan’ takdir secara mutlak, maka tidak masalah (mubah). Dengan demikian, keharaman kepercayaan kepada mereka bersifat ‘aridli’ (karena faktor lain).
Sedang hukum meramal, menjadi dukun, paranormal dan semisalnya, pada dasarnya boleh (mubah). Tapi, manakala ia sudah terjebak klaim, mempercayai setan, dan menimbulkan dlarar pada orang lain (minimal su’udz dzan) maka hukumnya haram.
Apakah hukum ini berlaku mutlak, sehingga setiap orang dilarang mengklaim tahu tentang hal-hal yang bersifat gaib ?
Melihat surat An-Naml ayat 65 : “Katakanlah, selain Allah, tak seorangpun yang mendekam di bumi dan di langit mengetahui hal-hal gaib”, rasanya mustahil seseorang mengetahui hal-hal yang bersifat gaib. Tapi, manakala kita mencermati ayat 26-27 surat Al-Jin, kemungkinan itu sedikit terbuka. Pada ayat ini, Allah berfirman :
“Dia maha tahu tentang yang gaib. Maka dia tidak akan menampakkan yang gaib kepada siapapun, kecuali kepada rasul yang diridlai.”
Siapa sajakah yang diridlai (diijinkan) Allah untuk mengetahui hal-hal gaib ? yang jelas, banyak. Sebagai bukti, Nabi bersabda,
“Dalam ummatku, ada orang-orang yang diberi ilham (untuk mengetahui barang gaib), antara lain Umar.”
Kemampuan luar biasa Sayyidina Umar ini pernah dibuktikan sewaktu beliau mengirim pasukan perang untuk ekspansi ke Persia. Sewaktu pasukan pasukan terdesak, di Masjid Madinah, beliau memberi komando agar pasukan berlindung ke balik gunung. (Fatawa al-Haditsiah, hal 313 ; Jami’u Karamat al-Auliya’, hal 157).
Termasuk orang yang diijinkan Allah mengetahui barang gaib adalah orang mukmin yang benar-benar mukmin. Kepadanya, Allah berkenan membari firasat yang langsung dipancarkan dari nur-Nya. Nabi bersabda :
“Hati-hati, (jangan remehkan) firasat orang mukmin. Sebab, ia berfikir dengan bimbingan nur Allah.”
Dengan demikian, klaim tahu tentang barang gaib tidak selamanya salah, asal ia seorang yang benar-benar mukmin. Barangkali, termasuk dalam kelompok ini para ahli ibadah. Sebagai konsekwensi dari pernyataan ini, orang yang percaya kepada merekapun benar, selama tidak sampai meyakini bahwa kebenaran yang dikatakan kiai tersebut berasal dari diri kiai, melainkan dari Allah jua.
Mungkin masih ada kemangkiran dalam benak kita. Mengapa para dukun yang jelas-kelas fasik itu sering benar ?
Kebenaran itu mungkin saja. Tapi intensitasnya sangat kecil. Mengapa? karena dasar mereka tidak dapat dipertanggung jawabkan. Jika ‘khadamnya’ jin, jin jelas sering berbohong. Jika dasarnya kebiasaan, kebiasaan juga sering meleset. Jika toh ia masih sering benar, itulah yang dinamakan sihir yang merupakan istidroj.
Kesimpulan
Jika mengacu pada pihak pertama, Eyang Subur termasuk ahli sihir yang sesat. Hal tersebut jika apa-apa yang dikatakan pihak pertama memang benar dan ada buktinya, semisal Eyang Subur menyuruh pihak ketiga melakukan ritual yang tidak sesuai dengan ajaran Islam dan juga pihak ketiga mengatakan, di dalam rumah Eyang Subur terdapat benda-benda yang menunjukkan dirinya mempraktikan ritual yang menyimpang dari ajaran Islam.
Jika mengacu pada pihak kedua, Eyang Subur termasuk seorang mukmin yang diberi ijin atau diridoi oleh Allah untuk mengatahui hal-hal ghaib, seperti yang disampaikan oleh pihak ketiga bahwa Eyang Subur sudah mengetahui Tsunami akan melanda dan semburan Lapindo akan memuncrat. Hal ini terjadi karena Eyang Subur termasuk mukmin yang shalih, itu terbukti sebagaimana pihak kedua mengatakan bahwa Eyang Subur orangnya dermawan atau ahli shadaqah. Begitu juga pihak yang ketiga juga menyampaikan keistiqamahan Eyang Subur dalam menunaikan ibadah. Ini sebagai bukti Eyang Subur sebagai seorang mukmin yang bisa menerima karunia Allah.
Untuk kejelasan masalah ini, solusinya adalah si pihak pendakwah harus memiliki bukti-bukti yang kongkrit dan valid. Sementara si pihak yang didakwah cukup mengucapkan sumpah untuk menolak dakwaan si pendakwah. Sebagaimana ungkapan kaidah Fikih menyatakan,
البينة على المدعى واليمين على من انكر
“Orang yang mendakwah harus menunjukkan bukti sementara orang yang didakwah cukup mengucapkan sumpah untuk mengingkari dakwaan itu”
Kenapa seorang pendakwah harus menunjukkan bukti, karena pada dasarnya semua orang itu lepas dari masalah. Oleh sebab itu, jika ada orang yang mendakwah orang lain bersalah, maka si pendakwah harus menunjukkan bukti yang berkaitan dengan dakwaannya itu. Sementara orang yang didakwah cukup mengucapkan sumpah untuk menolak dakwaan itu. karena memang pada dasarnya semua orang itu bebas dari masalah.
sumber foto: tribunnews.com