Pitutur Untuk Para Pemimpin

0
929

Oleh: Khairuddin Habziz, M.H.I

Imam Muslim ra. meriwayatkan, bahwa suatu ketika Rasulullah SAW pernah mengingatkan para sahabatnya tentang satu perkara yang cukup strategis dan fundamental. Rasulullah SAW bersabda: “ ad-din al-nashihah”, agama ini adalah nasihat. Bahkan beliau mengulangi kalimat ini tiga kali berturut sebagai sebuah isyarat bahwa betapa pentingnya keberadaan sebuah nasihat bagi kehidupan umat manusia.  Bahkan Al-Qur’an memposisikannya sebagai salah satu kunci yang dapat menyelamatkan seseorang dari kerugian (QS. Al-Ashr:4).

Sejenak kemudian para sahabat berkata, ya Rasulullah untuk siapakah nasihat itu?. Beliau menjawab, “lillah wa li Rasulihi wa liaimmatil muslimin wa liammatihim”, demi untuk mengantarkan ketaatan kepada Allah dan utusan-Nya dan untuk para pemimpin dan rakyat jelata dari kalangan kaum muslimin.

Nah, berikut ini kami sajikan salah seorang pemimpin yang perlu dicontoh, ditiru dan digugu oleh para pemimipin yang sedang diuji oleh Allah untuk memimpin negeri ini.  Sikap rendah hati yang dimilikinya membuat dirinya berlapang dada dan ikhlas menerima setiap nasihat dan masukan dari siapapun. Dan bahkan dengan niat yang tulus, beliau mau datang hanya sekedar untuk  meminta nasihat. Toh, meskipun jabatan yang disandangnya saat itu melebihi seorang presiden, yaitu sebagai seorang Khalifah

Dikisahkan di dalam lembaran sejarah kepemimpinan Islam, bahwa setelah Umar Ibn Abd. Aziz, RA dilantik menjadi seorang khalifah, beliau datang menemui Imam Hasan al-Bashri RA.  Tak lama kemudian beliau mengutarakan maksud kedatangannya, yang tak lain adalah untuk meminta nasihat.  Dengan harapan nasihat yang akan diperolehnya dapat menjadi bekal baginya sehingga kelak bisa menjadi pemimpin yang adil, jujur, amanah serta bertaqwa kepada Allah SWT.

Kemudian Imam Hasan al-Bashri ra. menuangkan beberapa nasihatnya di atas selembar kertas sehingga nasihat itu abadi menemani sang khalifah di sepanjang kepemimpinannya. Berikut inilah nasihat-nasihat berharga beliau;

  1. Pemimpin yang adil dan bertaqwa itu ibarat seorang pengembala kambing. Dia akan berusaha  keras untuk menggiring hewan ternaknya ke padang rumput yang subur agar terjamin makan dan minumnya. Dia juga akan berupaya sekuat tenaga untuk melindungi hewan ternaknya dari marabahaya bahkan dari sengatan terik matahari sekalipun. Dia juga tidak rela jika hewan ternak kesayangannya menderita, bahkan berada di dalam ketidak nyamanan sekalipun
  2. Pemimpin yang adil dan bertaqwa itu ibarat seorang ayah yang dengan tulus mencintai dan menyayangi  anak-anaknya. Dia selalu merawat dan mendidik mereka sedari kecil hingga  dewasa. Dia juga siap memberikan perlindungannya sepanjang hayatnya dan bahkan ebih dari itu, dia rela mewariskan seluruh hartanya kepada anak-anaknya setelah ia wafat.
  3. Pemimpin yang adil dan bertaqwa itu adalah ibarat seorang ibu yang sangat berlapang dada melahirkan anak-anaknya di atas kepayahan dan penderitaan, menyusui selama dua tahun dan dia pun rela harus terbangun di tengah malam karena tangisan sang bayi tercinta. Dia akan sedih sebelum melihat mereka bersedih, namun ikhlas menikmati kebahagian di kemudian hari setelah mereka terlebih dahulu bahagia. Jika rakyatku menderita biarlah saya menjadi oranng pertama yang merasakan penderitaan itu. Namun jika rakyatku sejahtera biarlah saya menjadi orang terakhir yang merasakan kebahagian dan kesejahteraan itu.
  4. Pemimpin yang adil dan bertaqwa itu ibarat seorang pengasuh anak yatim. Dia menerima wasiat dan amanah langsung dari sang ayah menjelang kematiannya dan bersedia dengan sepenuh hati untuk melaksanakannya. Dia berkometmen untuk melindungi jiwa si yatim  dan juga hartanya dari kebinasaan.
  5. Pemimpin yang adil dan bertaqwa itu adalah ibarat hati nurani  yang bersemayam di dalam jiwa. Jika hati itu baik  maka sehatlah seluruh tubuhnya, namun jika hati itu rusak maka sekujur tubuh akan menderita. Jika hati nurani pemimpin telah mati, maka kebijakannya akan melahirkan kemafsadatan yang menyeret negeri ini kepada ambang pintu kehancuran

Dengan tekun dan penuh kesungguhan sang khalifah menyimak dan meresapi bait demi bait nasihat tersebut. Roda pemerintahan yang dijalankannya  senantiasa diselaraskan  dengan tuntunan agama. Sehingga wajar  jika pada akhirnya  nama beliau tercatat dengan tinta emas  sebagai salah satu The best leaders dalam sejarah kepemimpinan Islam dan bahkan dalam sejarah kepemimipinan umat manusia.

Ya Allah karuniakanlah taufik dan hidayah-Mu kepada kami dan seluruh pemimpin kami, lapangkanlah hati kami dan mereka untuk menerima nasihat dan kebaikan-Mu. Dan Berilah kami kemampuan untuk mengamalkannya. Amin ya mujibas sa’iliin.

Sumber gambar: pariamantoday

Tinggalkan Balasan