Kau ibu
Yang masih keluar dari mimpi
Mewudhukkan debu debu kecil
Subuh sujud
Isyarat sebuah hidmat
Tungku menunggu ihktiarmu
Memperbesar tiang dari pasak
Meski sulit harus mendaki bukit
Lubang lubang semut yang membungkus rantingmu
Menyumbang butir butir bening harapan
Mengadakan pertemuan
Jadi sungai berjatuhan
Matahari jatuh di selangkangan bambu
dan retak atap malam
Terus memanah
Tambah siang semakin menikam
Antara dhuhur dan ashar
Digelar pengajuan kecil kecilan
Menghibur dan mendokan nasib
Dengan syukur dan tabah
Menanti pelunasan janji
Yang pasti walau belum ditepati
Atau tabungan dan bekal perjalanan
Setelah usia titipan
Sampai pada pertanggung jawaban
Anakmu
Yang semalam merayakan hari kelahiran
Dan sudah selesai memakai toga
Ijazahnya istirahat
Menunggu panggilan
Sebab bangku sekarang
Syarat rentenir yang bertransaksi
Dengan alasan administrasi
Teori teori hanya mampu bicara tanpa aksi
Sesekali unjuk rasa berdoa
Bersama pengajian serangga dini hari
Antara magrib dan isyak
Lidahmu jadi pahlawan
Mendidik dan membuang batu
Dari naluri dan nurani
Anak anak dangkal yang nakal
Mentaarrufkan lalu lintas dan jalan
Mendoakan agar mudah sampai tujuan
Kau ibu
Ada kesetian denyut berikhtiar
Sambil tawakkal dan mengangkat tangan
Merayu rayu anugrah tanganNya (Author:NurTaufiq)