Uje yang memiliki nama lengkap Ust. Jefri al-Bukhari. Beliau ber-akidah-kan kelompok Nahdhiyin (ahlussunnah waljama’ah). Beliau adalah salah satu muballigh yang mengajarkan tentang Islam kepada umat Islam, yang mensyi’arkan Islam dengan kecerdasannya dalam berceramah, dan tentu yang mengamalkan sunnah Nabi dengan istiqamah. Semoga beliau diterima di sisi Allah swt.
Kini, beliau sudah menjadi kenengan bagi umat Islam. Sebenarnya tidak hanya menjadi kenangan, semua apa-apa yang beliau sampaikan dalam setiap ceramahnya akan menjadi ilmu yang barokah dan manfaat bagi umat Islam, akan menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menjalani ajaran Islam dengan benar, dan tentu akan manjadi amal jariyah bagi beliau. Semoga beliau diterima di sisi Allah swt.
Kepergian Uje untuk selamanya membuat umat Islam merasa sangat kehilangan. Banyak hal yang dilakukan oleh umat Islam untuk menunjukkan bahwa mereka kehilangan sosok yang ikhlas berdakwah itu. Mulai melakukan ziarah ke rumah almarhum, ziarah ke makam almarhum, melakukan tahlilan bersama, berdo’a dari rumah masing-masing, bahkan hingga berdo’a di lokasi kecelakaan. Semoga beliau diterima di sisi Allah swt.
Itu semua merupakan bukti umat Islam sangat merasa kehilangan seorang yang diidolakan karena selalu ramah dan santun dalam berdakwah. Dan itu semua dilakukan karena almarhum Uje salah satu warga NU(ahlussunnah waljama’ah). NU yang ajarannya memiliki dasar atas kebersamaan dan kasih sayang menjadikan orang yang meninggal dimuliakan oleh banyak orang. Semoga beliau diterima di sisi Allah swt.
Orang-orang yang berdo’a di lokasi kecelakaan atau di makam dan yang menabur bunga, itu semua karena mereka merasa kehilangan Uje, mereka sayang pada beliau. Semua itu dilakukan sebagai bentuk kasih sayang mereka pada almarhum. Jadi, apa yang mereka lakukan bukanlah termasuk syirik. Itu semata-mata bentuk kasih sayang, tidak ada keyakinan apa-apa yang berkaitan dengan Agama. Begitulah NU menyikapi dan menghukumi apa yang dilakukan oleh warganya. NU itu adalah akidah yang berlandaskan pada kasih sayang. Semoga beliau diterima di sisi Allah swt. (img: indonesiarayanews/ini adalah tulisan rintisan, penjelasan lengkap tentang Nahdlatul Ulama/NU dan Aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah akan dibahas juga secara mendetail di media kebanggan umat Islam ini, kunjungi terus media Islam –> Cyber Dakwah)
Artikel yang bagus. Namun perlu penambahan yang lebih menguatkan NU bahwa NU memang benar2 satu lembaga dakwah yang dakwahnya penuh kasih sayang, penuh toleransi, akomodatif, dan menjungjung tingga nilai ukhuwah Islamiyah di NKRI tercinta ini.
Di awal saya membaca judul artikel ini, saya kira ujung-ujungnya akan mengatakan, “andai saja uje bukan warga NU ( anggap saja jika Uje adalah wahabi), mungkin :
– TIDAK AKAN Disholatkan oleh ribuan jamaah di masjid Istiqlal Jakarta ( karena jarang2 ada seorang yang wafat dapat disholatkan di mesjid ini)
– TIDAK AKAN Mendapatkan doa yang berlimpah dari jutaaan masyarakat Indonesia yang mencintainya hingga 40 hari wafatnya bahkan hingga saat ini dan seterusnya
– TIDAK AKAN dibacakan qalbunya Quran (Surat Yasin) setiap malam oleh jutaan masyarakat Indonesia
– TIDAK AKAN diziarahi makamnya oleh jutaan masyarakat Indonesia untuk mendoakannya
– TIDAK AKAN dihadiahi bacaan Ulumul Quran ( Al-Faatihah) dan bacaan shalawat nabi
– dan bahkan TIDAK AKAN diterima dakwah2nya oleh jutaan masyarakat Indonesia dan oleh bangsa ini, bahkan hingga non muslim (kristen, dsb) dan lintas negara.