CHICAGO (gemaislam) – Ada saja bentuk permusuhan yang dilakukan terhadap Islam dan kaum muslimin. Tak hanya fisik melalui perang, permusuhan juga banyak terjadi melalui media sosial budaya. Parahnya lagi, kebencian yang dahulu ditujukan untuk kalangan muslim dewasa, kini sudah mulai bergeser ke tingkat umur yang lebih kecil yaitu anak-anak.
Bermula dari munculnya sebuah boneka yang sengaja didesain untuk bocah-bocah perempuan muslim. Boneka yang disebut Aminah Talking Doll, merupakan mainan anak yang terbilang lucu dan unik. Selain karena penampilannya yang mengenakan jilbab, boneka ini bisa mengucapkan beberapa buah kata. Versi asli boneka aminah seperti nampak di gambar berikut :
Tidak hanya dalam bahasa Inggris, Aminah juga bisa mengucapkan beberapa frase dalam bahasa Arab, seperti ucapan salam dan kalimat pendek lainnya. Dikutip chicagomonitor, boneka ini sendiri diproduksi oleh Desidoll Company. Boneka Aminah juga bahkan bisa melafalkan beberapa surat-surat pendek dalam Al-Quran.
Teroris
Sayangnya, setelah itu Aminah dibajak oleh perusahaan pembuat greeting card, NobleWorks Inc. Perusahaan spesialis pembuat kartu ini membuat kartu ucapan selamat yang diambil dari gambar Boneka Aminah. Yang jadi masalah adalah terdapat kata-kata rasis dan tidak pantas pada bagian halaman depan dan tengahnya.
“Dia akan senang kamu mati” dan “dia akan menghempaskan otakmu keluar” adalah kalimat yang ada di halaman depan kartu tersebut. Sementara di bagian dalam terdapat tulisan “semoga hari ulang tahunmu penuh dengan kehancuran”.
Ahmed Rehab, direktur eksekutif CAIR-Chicago menyebut bahwa kartu ini amat menjijikkan. Meskipun tidak disebutkan teroris secara gamblang, kalimat-kalimat yang ada telah menggiring opini bahwa muslim identik dengan kekerasan dan teroris.
“Dua minggu lalu, seorang wanita di Massachusetts yang sedang berjalan dengan anak-anaknya dipukul orang tanpa alasan jelas selain mengenakan jilbab di kepalanya. Itu karena seseorang berpikir bahwa karena ia mengenakan jilbab, ia adalah seorang teroris,” kata Rehab CBS.
Perusahaan pembuat kartu sendiri menganggap bahwa apa yang mereka lakukan hanyalah untuk lelucon semata. Mereka seolah lupa bahwa mereka, untuk yang kesekian kali telah menyakita hati kaum muslimin. (arc)
(sumber: gemaislam)