Negara Indonesia adalah Negara kaya raya terlengkap dan belum ada satu pun Negara di dunia memiliki kekayaan seperti Negara yang merdeka sejak tanggal 17 agustus 1945 dari penjajahan Jepang ini. Kekayaan yang mengandung sejuta misteri, kekayaan alam, budaya, ras, agama serta kompleksitas nuansa miris juga berhamburan di seluruh negeri.
Sumber daya alam dan tingkat perekonomian suatu negara memiliki kaitan yang erat, dimana kekayaan sumber daya alam secara teoritis akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Hal ini karena Negara yang cenderung memiliki sumber pendapatan besar dari hasil bumi memiliki kestabilan ekonomi sosial yang lebih rendah daripada negara-negara yang bergerak di sektor industri dan jasa. Di samping itu, negara yang kaya akan sumber daya alam juga cenderung tidak memiliki teknologi yang memadai dalam mengolahnya. Selama ini kita mungkin hanya bisa mendengar dan menyaksikan betapa besar dan kayanya Negara Indonesia dari televisi atau surat kabar tanpa tahu lebih dalam apa saja kekayaan Negara kita yang saat ini hanya dinikmati orang tertentu saja atau orang luar negri.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyampaikan kalau tahun ini penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 250 juta jiwa. Negara Indonesia berada di urutan keempat untuk negara berpopulasi terbesar, setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sekitar 1,49 persen per tahun. Berarti, setiap tahun jumlah populasi membengkak 3,5 juta hingga 4 juta orang atau hampir sama dengan penduduk Singapura. Pada tahun 2032 mendatang, sejumlah pakar kependudukan dan lingkungan hidup memperkirakan jumlah penduduk Indonesia bakal mencapai 300 juta jiwa. Ledakan-ledakan pertumbuhan penduduk yang tidak di topang dengan kemandirian ekonomi yang mapan akan menggantungkan hidupnya kepada pemerintah.
Jalan Instan Memiskinkan
Pertumbuhan ekonomi menurut catatan pemerintah mungkin baik dan semua kebutuhan tercukupi mulai kebutuhan primer, skuder dan tersier. Namun apapun alasannya kalau semua itu hanya menggatungkan pada impor maka Negara yang dianggap surganya dunia oleh kalangan miliyuner dan Negara-negara maju dunia akan condong menjadi pasar internasional yang hanya menguntungkan pemilik modal dan pihak asing. Betapa tidak, Negara yang mayoritas penduduknya petani justru meng-impor hasil pertanian seperti beras, daging dan jenis holtikutura lainnya. Kalau memang hasil dalam negri tidak mencukupi tentunya tidak mengambil jalan pintas dengan cara impor. Tetapi, bagaimana pemamfaatan petani lokal serta pendampingan melalui sistem dinamis, akuntabel dan berkesinambungan.
Investasi asing di Negara kita memang semakin banyak seperti yang baru-baru ini produsen mobil berkelas di dunia akan berinvestasi di Indonesia. Di satu sisi kita mungkin bahagia dengan pertumbuhan ekonomi dan mengalirnya investor asing di Negara kita tetapi kita dan pemerintah khusunya lebih inten berpikir jauh kedepan dengar banyaknya produk luar negeri dan investor asing Negara kita akan menjadi sapi perah yang tidak menguntungkan warga negera Indonesia dalam jangka panjang.
Kelangkaan BBM misalnya yang sangat menggagu kita padahal puluhan atau bahkan ratusan iksplorasi minyak di negri ini yang menghasilkan ratusan barel/hari kurang ditangani secara profesional hingga hasilnya tidak tepat guna. Oleh karena itu, perbaikan system sangat kita perlukan agar kekayaan Negara kita dinikmati masyarakat Indonesia sendiri. Lebih luas lagi kita buka wawasan tentang perminyakan maka jurang memisahkan antara keinginan dan kemampuan alam kita terbuka lebar.
Mengutamakan proses adalah penting untuk kesejahteraan masa depan anak cucu kita dari pada solosi instan hanya membuat petaka di kemudian hari. Berpikir jauh kedepan adalah sarana mengembangkan diri dan karakter bangsa agar tidak menjadi bangsa konsumen dan pemiskinan yang tersistem melalui solusi instan.(Img:novellarosalia.blogspot)