Baru-baru ini kembali muncul berita politisi dan ustaz menikah dengan lebih dari satu istri, atau lebih keren disebut poligami. Salah satunya politisi dan ustaz PKS. Ini diungkap Yusuf Supendi, Bekas Wakil Ketua Dewan Syariah Pusat DPP PKS. Menurut dia, setidaknya ada 17 politisi partai dakwah itu telah berpoligami.
Poligami sebenarnya tidak hanya dilakukan politisi PKS. Masih ada banyak ustaz dan politisi beristri banyak. Di kalangan pendakwah, sebut saja nama pedangdut sekaligus pendakwah Rhoma Irama. Dia dikabarkan memiliki lebih dari satu istri. Berikutnya nama dai Abdullah Gymnastiar dan Ustaz Ahmad Al Habsyi.
Selama ini memang muncul silang pendapat soal poligami ini. Bagi sebagian muslim berdalih poligami itu sunnah karena dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalihnya adalah dengan menjiplak mentah-mentah perilaku nabi itu tanpa pertimbangan matang.
Beberapa lagi berpendapat hukum poligami itu jaiz (boleh). Dalilnya Al Quran surat An Nisa ayat 3: “Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat.”
Namun demikian, dalam surat itu Alloh juga mengingatkan: “Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
Di Indonesia, sebenarnya banyak tokoh ulama terkenal sekaligus politisi yang diakui keilmuanya, namun tetap memilih tidak berpoligami. Sebut saja nama Profesor Doktor Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih akrab dipanggil Buya Hamka (Ulama sekaligus mantan Ketua Umum Muhammadiyah) ini setia dengan satu Istri, Sitti Raham.
Hamka dikenal karena kecerdasanya. Karya Hamka yang tersohor adalah Tafsir Al Azhar. Namun demikian, meski menyandang status ulama yang memungkinkan berpoligami, Hamka memilih menikahi satu istri.
Seperti dikutip dari buku Profesor Yunahar Ilyas berjudul: “Kesetaraan Gender dalam Al Qur’an”, Buya Hamka menjelaskan bila seorang laki-laki beristri lebih dari satu akan dituntut bersikap adil, sekalipun berpoligami diizinkan dengan syarat amat ketat.
Pendapat Hamka didasarkan pada ujung ayat yang berbunyi: “Yang demikian itulah yang lebih memungkinkan kamu terhindar dari berlaku sewenang-wenang”. Sewenang-wenang dia artikan bertindak menurut kehendak sendiri. Ini lebih celaka, apalagi bila kondisi ekonomi tidak memadai dan jumlah anak dari tiap istri banyak jumlahnya.
Dengan demikian Buya Hamka berpendapat pernikahan ideal tetaplah monogami. Namun poligami diizinkan sebagai bentuk solusi problem seksual dan sosial bagi masyarakat.
Selain Buya Hamka, ulama lama sekaligus politisi lama yang berkukuh setia pada satu istri adalah Agus Salim. Hingga meninggal dunia dia hanya setia dengan satu istri, yakni Zaenatun Nahar. Dari istrinya itu Agus Salim mendapat delapan anak. Padahal dengan kharisma dan kebesaran nama, Agus memungkinkan untuk menikah dengan lebih dari satu perempuan.
Selain dikenal sebagai ulama, Agus Salim juga dikenal sebagai pejuang kemerdekaan. Dia berperan sebagai salah satu anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945. Dia juga dipercaya sebagai menteri muda luar negeri kabinet Sjahrir II dan III, serta menjabat sebagai menteri luar negeri pada kabinet Amir Sjarifuddin dan Hatta.
Berikutnya adalah Wahid Hasyim. Anak pendiri Organisasi Islam Nahdhatul Ulama (NU), Kiai Hasyim Asyari, ini merupakan ulama sekaligus tokoh perjuangan kemerdekaan RI. Wahid Hasyim juga pernah menjabat sebagai Menteri Agama pertama Indonesia. Sebagai Ulama, ketika itu nama Wahid Hasyim juga tersohor di kalangan umat Islam Indonesia.
Sebagai ulama, politisi, sekaligus pejabat pemerintahan, Wahid Hasyim memilih tidak berpoligami. Dia menikah dengan Solehah binti Bisri Syansuri. Dari satu istri itu dia dianugerahi enam anak, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Aisyah Hamid Baidlowi, Salahuddin Wahid atau Gus Sholah, Umar Wahid, Lily Chodijah Wahid dan terakhir Hasyim Wahid.
Menikahi satu istri atau monogami juga dilakukan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, anak sulung Wahid Hasyim. Gus Dur, yang juga mantan Presiden RI itu menikahi Sinta Nuriyah. Selain sebagai politisi, Gus Dur juga dikenal sebagai ulama karena pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar NU.
Dari hasil pernikahanya dengan Sinta, Gus Dur dianugerahi empat putri, yakni Alissa Qotrunnada, Zannuba Ariffah Chafsoh, Anita Hayatunnufus dan Inayah Wulandari. Jadi bagaimana, anda memilih meniru siapa? (merdeka, img: artikelmuslimah)