Menjadi Muslim Sejati

0
1232

Judul buku             : Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim

Pengarang              : Salim A. Fillah

Penerbit                  : Pro-U Media

Cetakan                   : pertama

Tahun terbit          : 2007

Tebal halaman      : 396 halaman

Oleh                           : Atinah Hasanah Sarjono

Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim adalah salah satu karya non fiksi Salim A. Fillah. ”Menjadi muslim adalah menjadi kain putih. Lalu Allah mencelupnya menjadi warna ketegasan, kesejukan, keceriaan, dan cinta; rahmat bagi semesta alam. Aku jadi rindu pada pelangi itu, pelangi yang memancarkan celupan warna Illahi. Telah tiba saatnya, derai berkilau Islam tak lagi terpisahkan dari pendar menawan seorang muslim. Dan saksikan, bahwa aku seorang muslim.” Kalimat-kalimat di atas merupakan kalimat-kalimat yang ada di cover depan buku Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim. Kalimat yang indah menggugah seperti itu cocok diletakkan di depan, untuk memberi suntikan semangat bagi para pembacanya.

saksikan-bahwa-aku-seorang-muslim

Tema buku ini tentu saja tentang bagaimana cara menjadi seorang muslim. Tetapi jangan dibayangkan bahwa Salim A. Fillah akan menuliskan cara-cara menjadi seorang muslim dari A sampai Z. Beliau menuliskannya dengan cerita-cerita menarik yang terbungkus rapi dengan sastra yang bijaksana. Buku ini terdiri dari enam bagian, yaitu Kain-kain Rombeng, Memintal Seutas Benang, Menggelas Benang Lelayang, Menenun Jalinan Cinta, Menjahit Pola-pola, dan Menata Busana Bertiara. Pasti banyak hal yang terbesit di benak jika membaca kalimat-kalimat tersebut. Puitis.

Setiap bagian dari buku ini memiliki banyak bahasan lagi (sub bab). Setip judul sub bab mewakili dengan baik akan isinya. Salim A. Fillah tidak hanya bercerita secara monoton tentang bagaimana cara menjadi muslim, tetapi beliau menguraikannya dengan wawasan yang sangat luas, tentang dunia Barat, Timur, sejarah kenabian, cerita para sahabat, khilafah, tarbiyah, politik, cinta, ukhuwah, dan banyak lainnya.

Pada bagian pertama, yaitu Kain-kain Rombeng, beliau banyak bercerita tentang sejarah, adapula pembahasan mengenai kejahiliyahan masa lalu. Setelah bercerita tentang sejarah, pembaca dibawa ke bagian kedua, yaitu Memintal Seutas Benang yang beisi tentang awal cara bagaimana menjadi muslim, ada pembahasan mengenai tarbiyah : afiliasi, partisipasi, dan kontribusi. Bagian-bagian selanjutnya, beliau menuliskan hal-hal yang lebih kompleks namun tetap terarah untuk menyampaikan hal-hal yang harus dimiliki dan dipelajari oleh seorang muslim agar dapat menjadi muslim yang baik, benar, tegas dan bijaksana.

Ada bagian yang menceritakan kisah sahabat Rasulullah dengan berbagai karakter yang berbeda-beda, seperti sifat Utsman yang pemalu, Umar yang jujur, Abu Bakar yang tegas, dan Ali yang ceria. Walaupun karakter-karakter para sahabat ada yang seperti dua buah kutub, tapi itulah indahnya ketika mereka bisa saling mengisi satu sama lain dengan balutan istiqamah.

Ada lagi cerita tentang ukhuwah, ketika ada sahabat yang syahid dalam peperangan, sahabat ini tidak bisa lagi untuk menjerit kesakitan, karena jiwanya sudah menghadap Rabb nya. Tetapi justru yang menjerit adalah sahabat lainnya yang melihat, mereka berkata dalam kesedihan ”kau mendahuluiku masuk surga …. kau mendahuluiku masuk surga …. ” Sungguh ukhuwah yang indah karena terjalin oleh keimanan dan ketaqwaan.

Segala hal yang diceritakan oleh Salim A. Fillah merupakan hal-hal yang seyogyanya dimiliki seorang muslim. Dari bahasan-bahasan yang sudah disebutkan di atas, masih ada banyak bahasan lain tentang kehidupan seorang muslim. Tentang bagaimana ia hidup dengan pendamping hidupnya, meregenerasi da’i-da’i, memiliki kehidupan sosial yang baik dengan orang-orang disekitarnya, bagaimana menjaga penampilannya sebagai muslim, tentang kewajibannya berdakwah (salah satunya berkhutbah), dan bagaimana agar bebas secara finansial.

Satu kalimat yang menarik yang ditulis oleh Salim A. Fillah :  ya, gerakan da’wah selama ini masih dalam fase ’bertahan’. Kapan giliran baginya untuk memegang kemudi lalu mengguncang dan mengubah? Dalam sejarah dakwah Rasulullah, fase itu dimulai dengan kata-kata beliau di perang Khandaq, ”Mulai sekarang, kitalah yang akan menyerang mereka. Dan mereka takkan mampu menyerang kita lagi!” bagian ini ada di sub bab Mengguncang dan Mengubah pada bagian keenam, yaitu Menata Busana Bertiara. Di sini terlihat bahwa beliau ingin membuat klimaks pada tulisannya, bahwa pada akhirnya setiap muslim harus peduli pada dakwah saat ini dengan tidak membemtuk pribadi seorang muslim terlebih dahulu.

Kelebihan dari buku ini adalah dari cara penyampaian tujuan yang diselaraskan dengan tema dan judulnya. Isi buku ini tidak keluar dari tema, semua berpadu dalam perpaduan yang baik yang membuat pembaca selalu ingin meneruskan membacanya sampai tuntas. Walaupun setiap bagiannya memiliki keterkaitan cerita dan bahasan dalam alur tujuan, tapi seolah-olah buku ini dapat dibaca mulai dari bagian mana saja, dari judul mana saja. Bagian-bagian buku ini memiliki alur menaik, yaitu mulai dari penjelasan sederhana sampai ke pembahasan kompleks atau bisa juga disebut dari bahasan terori sampai bahasan aktualisasi. Cerita-ceritanya terintegrasi dengan baik. Imbuhan kata-kata mutiara, kata-kata motivasi, dan puisi-puisi yang ada juga menambah indahnya buku ini untuk dibaca.

Bahasa yang digunakan oleh Salim A. Fillah adalah bahasa dan kata-kata yang cerdas, mampu membuat pembacanya merasa penting untuk membaca buku ini. Tetapi terkadang ada kalimat-kalimat yang rumit karena bahasa-bahasa yang tidak sederhana, sehingga membuat pembaca harus berulang kali membaca supaya mendapat artinya. Itulah salah satu kelemahan dalam buku ini. Selain itu, pembaca menjadi sulit menemukan fokus pembahasan dari setiap bagiannya nya karena terkadang ada pembahasan yang sama dari beberapa bagian.

Pada akhirnya, buku ini mampu memberi kekuatan kepada pembacanya untuk bangga berkata : ”saksikan bahwa aku seorang muslim!”

 

Tinggalkan Balasan