Muslim seluruh dunia akan memulai ibadah puasa bulan Ramadan pekan depan, tidak terkecuali umat Islam di Amerika Serikat. Di negara ini, umat Muslim akan berpuasa selama 15 jam di tengah teriknya matahari di musim panas.
Diberitakan The Salt Lake Tribune akhir pekan ini, terbitnya matahari tanda dimulainya ibadah puasa di sebagian besar wilayah AS adalah pukul 6 pagi. Sementara matahari terbenam, tanda berbuka, baru terjadi pada pukul 9 malam.
Artinya, umat Muslim di Negeri Paman Sam harus menahan lapar dan dahaga selama 15 jam. Semakin berat karena Ramadan jatuh di musim panas, yang siang harinya matahari sangat menyengat, membuat air dalam tubuh cepat kering.
Anwar Arafat, imam mesjid di kota Salt Lake City, Utah, menghimbau umat Muslim untuk tidak terlalu sering beraktivitas di luar rumah. Lebih baik di dalam rumah ditemani hembusan AC. Beberapa Muslim AS pilih ambil cuti selama Ramadhan untuk tinggal di rumah.
“Ini adalah saat paling efektif melatih pengendalian diri. Bulan ini mengajarkan anda untuk menghindari hal-hal yang normal pada hari biasa dan fokus pada sisi spiritual,” kata Arafat.
Salah satu warga di kota itu, Sharifa Al-Qaaydeh, mengaku rasa haus adalah yang paling sulit dihadapi. “Saya sedikit khawatir, tapi biasanya semuanya akan baik-baik saja. Tahun lalu juga sangat panas, tapi kami akhirnya terbiasa,” kata dosen Universitas Utah ini.
Seperti ibu lainnya di seluruh dunia, saat Ramadan Sharifa sibuk. Dini hari ibu dua anak ini harus menyiapkan air yang banyak dan Gatorade untuk sahur. Untuk berbuka, dia menyiapkan makanan, beberapa bahkan telah dibuatnya berminggu-minggu sebelumnya dan disimpan di lemari es.
“Kami biasanya bangun 45 menit sebelum subuh. Lalu kami sahur dengan sereal dan meminum banyak air,” kata dia. Menu andalannya saat berbuka adalah sup Maroko, disantap dengan roti dan sayuran.
Tahun ini, putranya yang berusia 11 tahun akan dilatih berpuasa sebulan penuh. Tahun lalu, putranya berhasil puasa selama tiga minggu, namun dia terpaksa menghentikannya karena khawatir anaknya sakit.
“Ramadan fokus pada inti dari kehidupan. Bulan ini mengingatkan saya untuk apa saya hidup, apa yang terpenting dalam hidup. Ramadhan mendekatkan saya dengan Allah,” kata Sharifa. (Viva)