Malapetaka Kecantikan Cleopatra

0
1338

 “(Al Quran) ini adalah penjelasan yang cukup bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan dia, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. (Q.s. Ibrahim, 12:52).”

“Itu adalah sebagian dari berita-berita negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad); di antara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah. Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikit pun, kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka. (Q.s. Huud, 11 : 100-101).”

“Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.s. Al Baqarah, 2:66).”

“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya.” (Q.s. An Naml, 27:93)”

Cleopatra, pharaoh terakhir dari Mesir, yang kisah tentangnya ditulis oleh penulis drama Inggris William Shakespeare, begitu termasyur akan kecantikannya hingga mampu membuat para penguasa Romawi, Julius Caesar dan Marc Anthony bertekuk lutut kepadanya. Seperti apa kecantikan Cleopatra ini atau lebih tepat kita sebut sebagai Cleopatra VII?

Orang tua Cleopatra adalah kakak beradik dan nenek moyangnya berasal dari Makedonia. Alexander The Great (Aleksander Agung), seorang penakluk Mesir, berasal dari Makedonia. Setelah kematiannya, Mesir diserahkan kepada anak salah seorang bangsawan Makedonia, Lagus, yang bernama Ptolemy. Beratus-ratus tahun kemudian Ptolemy dan anak keturunannya menguasai Mesir. Untuk menjaga kekuasaan agar tidak jatuh kedalam tangan keluarga lain, wangsa ini melakukan perkawinan antarsaudara. Dalam Encyclopaedia Britannica menyebutkan bahwa “karakter kerajaan Makedonia-Mesir dipelihara dengan sangat kuat” dan bahwa “Cleopatra VII adalah keturunan Makedonia dan tidak mempunyai darah Mesir.”

Konsep kecantikan berbeda pada setiap masa dan daerah. Wanita dikatakan cantik belum tentu termasuk dalam kategori cantik 30 tahun kemudian. Plutarch, penulis Yunani, menulis tentang Cleopatra dalam karyanya Life of Anthony. Ia menggambarkan Cleopatra benar-benar tidak bercacat atau bahkan luar biasa, kecantikannya tiada duanya, percakapannya menawan luar biasa, perbincangannya menggoda, karakternya merasuk dalam tindakannya, memesona tak terkatakan, bunyi dari suaranya begitu manis. Ia bahkan menulis, “Plato mengakui empat jenis pujian, namun Cleopatra mempunyai ribuan.”

Kenyataannya, Cleopatra nyaris tidak cantik secara fisik. Di Mesir, pharaoh yang memerintah saat itu biasa digambarkan dalam koin-koin pembayaran dan hanya sedikit sekali koin dalam masa pemerintahan Cleopatra yang ditemukan masih dalam kondisi baik. Dalam koin-koin itu digambarkan bahwa Cleopatra memiliki leher yang gemuk, hidung yang bengkok, telinga yang panjang dan dagu yang mencuat. Seperti kebanyakan wanita Ptolemaic lainnya, tinggi Cleopatra sekitar 1,5 m.

Frank Zappa menyatakan, “Otak adalah organ seks manusia.” Berdasarkan keyakinan Frank Zappa ini, Cleopatra bisa dikatakan menjadi wanita yang sangat menarik. Ia menguasai sembilan bahasa, cerdas, berkarisma kuat, memiliki daya tarik dan berjiwa pemimpin. Kebijaksanaan dan kecerdasannya dipuji dalan kepustakaan Arab dan Koptik. Cleopatra juga merupakan pharaoh Ptolemaic pertama yang mempelajari bahasa Mesir dan pharaoh terakhir yang memerintah Mesir. Karena, setelah masa pemerintahannya Mesir menjadi salah satu propinsi dari Roma.

Jadi, meskipun secara fisik Cleopatra tidak cantik, namun ia memiliki daya tarik kecerdasan yang luar biasa hingga Julius Caesar dan Marc Anthony bertekuk lutut di hadapannya. Julius Caesar berkata, “Tidak ada darah dalam venanya, selain darah matahari. Hathor yang manis tinggal dalam matanya dan lesung lututnya.”

Cleopatra mewarisi kerajaan yang bangkrut, yang bahkan tidak bisa mencetak koin emas sebagai mata uang. Hanya bisa membuat koin dari logam yang sangat biasa, itulah sebabnya sangat sedikit koin yang memberi gambaran tentang dirinya. Ia membangun pasukan, membaca laporan militer dan laporan pengendalian belalang, membangun armada untuk menyaingi armada Romawi, membuat Mesir kuat, dan mengadu domba lawan-lawannya yang kuat untuk saling bertempur.

Ibu kotanya, Alexandria, mungkin merupakan kota yang paling maju pada masanya. Memunyai layanan kesehatan universal, autopsi, perpustakaan, dan mercusuar yang menarik minat para ilmuwan, insinyur, dan penulis dunia pada saat itu. Kematian Cleopatra sampai saat ini masih menjadi perdebatan para ahli.

Dalam Anthony and Cleopatra karya Shakespeare, diceritakan bahwa Cleopatra meninggal karena gigitan ular yang ada dalam keranjang buah ara di dalam kamarnya. Plutarch menulis, “…tapi dari pintu yang terbuka, mereka melihat ia mati membatu, tergeletak di tempat tidur dari emas, dalam ornamen-ornamen kerajaan.”

Perdebatan ini muncul salah satu sebabnya karena Shakespeare dikenal sebagai penulis drama-fiksi. Sebab lainnya, ditengarai, ular tertentu yang disebutkan dalam karya tersebut tidak hidup di daerah Mesir. Ada kemungkinan, ular disebutkan disini merujuk pada ornamen ular pada mahkotanya, yang disebut sebagai uraeus. Uraeus adalah ular suci yang melambangkan kekuasaan tertinggi, dan di tiap mahkota para pharaoh Mesir terdapat lambang ini.

Para penguasa Mesir, biasanya diawetkan dengan cara dimumikan. Tapi saat ini, kita tidak bisa melihat mumi dari Cleopatra VII. Hal ini dikarenakan saat Napoleon berkuasa di Prancis, dia banyak merampas harta karun dari Mesir, termasuk peti mumi Cleopatra VII. Sebagian harta karun ini akhirnya dikembalikan lagi ke Mesir tapi peti mumi Cleopatra tidak sengaja tertinggal dan hilang. Baru pada tahun 1940-an peti mumi ini diketemukan kembali dalam keadaan kosong di tempat pembuangan sampah.

Dari hal ini, kita bisa mengambil pelajaran betapa dahsyatnya azab Allah di dunia yang masih bisa kita lihat dan telusuri bekasnya. Para pharaoh atau firaun di Mesir dikenal akan penyembahannya terhadap berhala. Dewanya yang tertinggi bernama Amon Ra yang merupakan pengejawantahan dari matahari. Ada pula sesembahan mereka yang bernama Osiris. Dari tulisan-tulisan yang diketemukan, diketahui bahwa Osiris ini adalah sesosok manusia yang mengajarkan bangsa Mesir pengetahuan, cara bertani, berternak, militer, dan hal-hal lain yang semula tidak mereka ketahui, Osiris ini juga mengajak bangsa Mesir kepada suatu ajaran. Karena jasanya yang besar bagi bangsa Mesir ini, Osiris dikultuskan dan dianggap sebagai salah satu dewa.

Beberapa ahli berpendapat bahwa Osiris ini sebenarnya adalah Nabi Idris a.s yang diutus oleh Allah. Diceritakan dalam Al Quran betapa Nabi Idris a.s ini sangat mencintai ilmu pengetahuan. Dan tulisan yang mengatakan bahwa Osiris mengajak bangsa Mesir kepada suatu ajaran, kemungkinan ajakan itu adalah ajaran untuk menyembah Allah Azza Wajalla. Tapi karena kefasikan bangsa Mesir, Nabi Idris a.s dijadikan salah satu sesembahan, seperti yang kemudian terjadi pada Nabi Isa a.s.

Perbuatan-perbuatan para firaun Mesir, dalam hal ini Cleopatra, sangat tidak sesuai dengan ajaran para nabi dan rasul. Sebelum bertemu dengan Julius Caesar dan Marc Anthony, Cleopatra menikah dengan saudaranya sendiri dan memiliki dua orang anak yang nantinya dibunuh oleh bangsa Romawi. Menyekutukan Allah, menikahi mahram, berzina, dan hal-hal fasik lainnya hingga meninggal pun, mayatnya tidak diketahui dan hilang di tempat pembuangan sampah.

Oleh : Dwi Wulandari, Jatisampurna Bekasi, Img: c7B3AOXIAU8

Tinggalkan Balasan