Luar Biasa..!!, Habib Mundzir Ngasih 16 Juta Pada Pemulung

0
579

“Seandainya orang kaya di Indonesia ini memiliki sifat zuhud, maka tidak akan ada yang rakyat yang miskin”, demikianlah sebuah kesimpulan yang disampaikan salah satu Katib Syuriah PBNU, KH. Afifuddin Muhajir. Kenapa demikian?, apa hubungannya zuhud dengan pengentasan kemiskinan?. Inti dari Zuhud adalah kedermawanan dan kedermawanan berawal dari tidak cinta dunia, inilah makna dari zuhud. Sementara orang yang cinta dunia, pasti dia akan pelit, sangat berat untuk memberikan hartanya pada orang lain. Kalaupun toh mau memberi, pasti ada maksud lain yang ingin didapat. Jadi maksud dari zuhud dalam hal ini bukan orang yang selalu wirid dan tidak berhubungan dengan orang lain.

Sifat-sifat zuhud ini banyak dimiliki oleh ulama-ulama besar, semisal pendiri Madzhab Syafi’iyyah, Abi Abdillah Muhammad Bin Idris al-Syafi’iyyah. Pada suatu hari beliau melakukan perjalan ke Yaman lalu menuju Makkah. Ketika itu beliau membawa 1000 dirham. Suatu waktu dalam perjalan tersebut surban yang beliau pegang terjatuh. Dan secara sepontan ada seseorang yang mengambilkan surban tersebut. Anda tau apa yang dilakukan Imam Syafi’i sebagai balasan pada orang tersebut?, ternyata beliau memberikan uang sebanyak 50 dirham. Sungguh luar biasa kedermawanan beliau, bukan?. Padahal orang tersebut hanya mengambilkan surban yang jatuh. Kalau dihitung dengan uang sekarang, 50 dirham itu senilai 10 juta rupiah. Dengan perhitungan sebagai berikut: satu dirham sama dengan 4 gram perak. Berarti 50 dirham sama dengan 200 gram perak. Sedangkan harga perak sekarang sekitar 50 ribu pergram.

Sifar zuhud yang berimplikasi pada kedermawanan ini juga dimiliki oleh Almarhum Habin Mundzir al-Musawa. Seperti yang diberitakan oleh news.okezone. Beliau juga sangat peduli sangat peduli terhadap masyarakat sekitar tempat tinggalnya yang terletak di Komplek Liga Mas, Pancoran, Jakarta Selatan.

“Tiap saya buka pintu portal selalu dikasih uang, ya seminggu bisa empat kali. Kadang Rp50.000 pernah juga Rp100.000,” kata Firdaus, petugas keamanan setempat, Senin (16/9/2013) dini hari.

Semasa hidup, Munzir selalu pulang malam dan keluar dari rumahnya saat Subuh. Hal itulah yang menyebabkan Firdaus sering bertemu dengan almarhum.

Tak hanya itu, Munzir juga pernah memberikan uang kepada pemulung yang berkeliaran di sekitar tempat tinggalnya. Bahkan, dia pernah memberi uang sejumlah Rp16 juta kepada empat orang pemulung.

“Kemarin sebelum lebaran ada empat orang pemulung nungguin dia di sini. Terus dikasih Rp16 juta buat berempat. Sekarang dia sudah enggak ada, enggak ada lagi yang kayak gitu,” tutup Firdaus.

Img: fenditazkirah.blogspot

Tinggalkan Balasan