Drama para wakil rakyat (anggota legislatif) tidak pernah usai. Berbagai persoalan selalu menyertai mereka. Satu persoalan selesai muncul persoalan lain. Entah apa yang salah dari mereka. Apakah bangsa ini salah dalam memilih mereka sebagai wakil rakyat?. Dan memang kalau salah dalam meilih pemimpin atau kakil, kehancuran menjadi sesuatu yang akan terjadi.
Dalam berita terbaru anggota DPR yang ada di komisi III yang membidangi hukum menolak Ruhut Sitompul menjadi ketua komisi, padahal Ruhut ini sudah ditunjuk oleh Partai Demokrat. Tulisan ini bukan mau memfonis apakah Ruhut layak jadi ketua komisi atau tidak, tapi akan membahas salah satu komentar Ruhut yang menggambarkan sifat dan sikap kurang baik dari wakil rakyat ini.
“Beberapa orang yang ganjal aku, isi perutnya aku dapat semua”, demikianlah salah satu komentar Ruhut yang diberitakan Vivanews dan menggambarkan hal kurang baik.
Dia menambahkan, “Karena itu biar gue terangin isi perut masing-masing. Aku tak cari (kesalahan) karena mereka kejam sama gue,”.
Dua komentar ini, sungguh menggambarkan betapa kurang baiknya para wakil rakyat ini. Kenapa kurang baik?, Pertama, coba anda perhatikan!, komentar ini muncul karena Ruhut dihalangi untuk menjadi ketua komisi III. Berarti maksudnya, Ruhut akan menampakkkan kejelekan-kelejekan rekannya sendiri karena dia tidak mendapatkan jabatan yang ia inginkan. Dia tidak mendapatkan sesuatu yang paling diidamkan oleh kebanyakan orang yang mengejar jabatan. Secara tidak langsung, seandainya dia diterima sebagai ketua komisi III, maka dia tidak akan sedikitpun menyinggung kejelekan-kejelekan temannya.
Dengan demikian, Ruhut akan melakukan apa yang biasa disebut nahiy munkar hanya karena dia kecewa. Kalau seperti ini yang terjadi, sungguh sangat tidak baik. Hal ini sama saja dengan hakim yang akan memutuskan dengan adil jika diberi iming-iming uang. Seandainya memang mau mengungkapkan kebobrokan anggota komisi III, agar mereka tidak lagi melakukan kesalahan, maka seharusnya tanpa menunggu keadaan seperti itu.
Kedua, Ruhut ini akan mencari kejelekan-kejelekan anggota komisi III, padahal mencari kejelekan orang lain itu tidak diperbolehkan dalam Islam, mengingat asas praduga tak bersalah harus dikedepankan. Hal ini juga sudah diakui dalam undang-undang negara atau bahkan hukum Internasional.
Di dalam Qur’an sudah ditegaskan,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang” (QS. Al-Hujurat: 12)
Mungkin kita memang sedang diuji oleh Allah dengan wakil-wakil rakyat yang kita tunjuk sendiri dan ternyata tidak seperti yang kita harapkan. Kesabaran dan usaha untuk memilih wakil rakyat yang tepat adalah sebuah keharusan. Setidaknya kita harus memilih paling baik di antara yang ada. Ini demi kejayaan Indonesia Raya.