Hikmah Ilahi tentang Penciptaan Manusia Serba Terbatas

0
559

Oleh: KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy

Semua yang Allah ciptakan, setiap wujudnya pasti memiliki hakikat. Hakikat yang berada di dasar wujud itu diketahui hanya oleh Allah. Manusia tidak dapat mengetahuinya, kecuali orang-orang yang mendapatkan anugerah dari Allah. Karena Allah menciptakan manusia –secara umum- dengan memiliki serba keterbatasan. Keterbatasan tersebut bukan berarti Allah memiliki sifat keterbatasan yang ditularkan kepada manusia, melainkan ada tujuan tertentu bagi kehidupan manuisia.

Keterbatasan yang dimiliki manusia berada pada setiap anggota tubuhnya. Semisal saja mata. Allah menciptakan mata dengan jangkaun yang terbtas untuk mengetahui hakikat apa saja yang dilihat. Andai saja Allah membuka mata seseorang dengan melepas keterbatasannya, maka orang tersebut hidupnya tidak akan tenang. Bagaiamana bisa tenang? Semisal dia bisa mengetahui semua hakikat sesuatu yang dilihatnya, maka apa yang dilihat semuanya tidak akan indah. Ketika dia melihat orang lain, maka yang tampak adalah setiap sesuatu yang berada dibalik kulitnya dan di dalam dagingnya. Ketika dia memejamkan mata, yang tampak adalah hakikat kelopak matanya, yaitu di dalamnya ada darah dan serat daging.

Memang tidak akan pernah betah jika ada orang yang bisa melihat hakikat dari semua ciptaan Allah. Bayangkan saja jika itu benar-benar terjadi, semisal dia mampu melihat semua hakikat ciptaan Allah, dia bisa melihat makhluk-makhluk yang ada di sekitarnya, seperti makhluk halus, pasti ruang hidupnya terasa sempit dan sesak. Maka, kita harus bersyukur dengan keterbatasan yang diberikan Allah, terutama keterbatasan jangkaun penglihatan kita. Dengan keterbatasan yang ada pada mata kita, kita bisa melihat ciptaan Allah tampak indah dan menawan. Hidup kita terasa luas dan ketenangan pun senantiasa hinggap di hati kita.

Allah menciptakan setiap sesuatu dengan serba keterbatasan, karena Allah ingin menyesuaikan dengan kondisi ciptaan itu sendiri. Demikian juga yang terjadi pada manusia. Manusia diciptakan dengan serba keterbatasan karena Allah ingin menyesuaikan dengan kondisi atau kuwalitas yang ada pada diri manusia. Jelasnya, Allah menciptakan setiap sesuatu sudah ditakar dan diukur dengan kadarnya masing-masing.

Tinggalkan Balasan