Umumnya kita pasti tahu dan sangat mengenal, seperti apa sosok wanita itu. Dengan segala apa yang dimilikinya, keindahan yang membalutinya, dan perilaku yang mengiringinya. Sosok yang berulangkali dimuliakan Allah dalam beberapa ayat-Nya, bahkan Allah menegaskan kepada kaum laki-laki untuk memuliakan wanita. Begitu pula Nabi Muhammad SAW yang senantiasa berpesan kepada umatnya untuk berlaku baik kepada wanita.
Maka ada apa sebenarnya dengan wanita?
Kita tahu, sosok yang membuat keturunan manusia tetap lestari adalah karena kehadiran wanita. Tanpa wanita, mungkin dunia ini hampa tanpa keindahan. Bahkan, bisa jadi punah karena kekosongan generasi pengisi bumi.
Namun dalam perkembangannya, nampaknya zaman telah membawa wanita pada artian “racun dunia”. Kita tahu kenapa? Karena begitu banyak laki-laki yang jatuh tersungkur sampai menelusup di kuburan karena seorang wanita. Banyak laki-laki besar yang sudah berusaha, bersusah payah bahkan itu semua dilakukan dari nol, hingga ia menjadi seorang yang besar dan dikenal, namun hancur berantakan karena seorang wanita.
Ketahuilah para lelaki, seandainya saja kau jeli pada karakter wanita di sekitarmu, dasarkan sesuatunya pada agama dan ayat Allah, tak hanya mencari kepuasan atas nafsumu dan mampu benar dalam mendidik istrimu, kau tidak akan pernah mencicipi “racun” itu. Ketika kauhancur tak terelakkan, karena istrimu sendiri atau karena kau mengkhianati istrimu demi wanita yang lebih menggiurkan. Pertanyaan simpel ini mungkin akan lebih menyayatmu,“Saat disediakan madu dan racun, bukankah kau sendiri yang memilih racun?”
Wahai para wanita beracun, berhentilah menghancurkan generasi muda bangsa ini. Wanita diciptakan untuk mencetak generasi yang lebih baik. Bukan hanya membuat, tapi juga mendidik. Itulah sejatinya makna dari mencetak. Seharusnya kita ajarkan anak laki-laki kita untuk menghormati kaum wanita. Bukannya justru bersolek, menari dan menyanyi, menggeret para pemuda untuk menikmatimu DEMI UANG!!!
Jika semua sudah mencari keuntungan demi diri sendiri, lalu bagaimana dengan generasi ini ke depannya? Mampukah kita terus berkata sinis dan memojokkan terpuruknya generasi muda Indonesia, membandingkannya dengan negara-negara maju lalu membodohkan generasi sendiri sementara, justeru kita sendiri yang telah merusaknya?
Pondasi sebuah negara memang terletak pada wanitanya. Jika saja kaum wanita dari negara ini tidak dibenahi sama sekali, negara ini justru akan mudah hancur. Pasti akan indah jika semua wanita diciptakan untuk penguat laki-laki dalam kehidupannya. Karena laki-laki adalah pemimpin. Pemimpin yang pasti membutuhkan sosok penguat dalam kepemimpinannya.
Marilah kita (para wanita) menjadi sesungguhnya wanita seperti tujuan Allah menciptakan kita. Generasi muda bergantung kepada kita. Tidak akan berubah generasi negara kita jika kita tak kunjung memprioritaskan kelangsungan hidup akhlak mereka.
Oleh: Hanifah Permatasari, Ngawi Jawa Timur