Meragukan Kuwalitas Intelektual Sayyidina Ali

0
609

اَنَا مَدِيْنَةُ الْعِلْمِ وَعَلِيٌّ بَابُهَا

Isyarat diatas ditunjukkan  Rasulullah kepada ponakan yang sekaligus menantunya, dialah  sayyidina Ali bin Abi Thalib  karroma allahu wajhahu, dengan sabdanya:

اَنَا مَدِيْنَةُ الْعِلْمِ وَعَلِيٌّ بَابُها فَمَنْ اَرَادَ الْمَدِيْنَةَ فَلْيَأْتِ الْبَابَ

Aku adalah kota ilmu, sedangkan Ali adalah pintu gerbangnya, oleh karena itu barang siapa menginginkan ilmu hendak mendatangi pintunya.”

Ketika kaum khawarij – kelompok yang melepaskan diri dan tidak setia pada Ali bin Abi Thalib karena tidak setuju terhadap kebijakan Ali pada perang siffin – mendengar hadist di atas mereka jadi dengki, lalu mereka bersepakat untuk mengumpulkan sepuluh orang petinggi yang dirasa paling alim.  Mereka menyuruh sepuluh orang itu untuk menanyakan  persoalan dengan maksud menguji apakah Ali benar-benar alim sebagaimana disabdakan oleh Nabi. Yakni dengan menayakan satu masalah yang sama, dan kita lihat bagaimana Ali menjawabnya, jika dia menjawab pertanyaan dengan jawaban berbeda maka kita akui keluasan ilmunya,” kata mereka

Orang pertama datang dan bertanya: wahai Ali manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?

Ali: ilmu lebih utama dari pada harta, karena ilmu warisan Nabi sementara harta warisan Qorun, Fir’aun.

Orang kedua: wahai Ali, lebih utama mana ilmu dan harta?

Ali: ilmu lebih utama dari pada harta, karena ilmu akan menjagamu sementara harta harus kau jaga.

Orang ketiga: wahai Ali, lebih utama mana ilmu dan harta?

Ali: ilmu lebih utama dari pada harta, sebab pemilik harta banyak musuh, jika pemilik ilmu banyak kawan

Orang keempat: wahai Ali, lebih utama mana ilmu dan harta?

Ali: ilmu lebih utama dari pada harta, apabila kamu belanjakan hartamu, ia akan berkurang ,tapi  jika ilmu engkau sebarkan, ilmu itu akan bertambah.

Orang kelima : wahai Ali, lebih utama mana ilmu dan harta?

Ali: ilmu lebih utama daripada harta, karena pemilik harta biasa di panggil si kikir dan di pandang hina, sementara pemilik ilmu biasa di panggil yang agung dan mulia

Orang keenam: wahai Ali, lebih utama mana ilmu dan harta?

Ali: ilmu lebih utama dari pada harta, karena harta banyak pencurinya, sedangkan ilmu tidak ada yang mencurinya.

Orang ketujuh: wahai Ali, lebih utama mana ilmu dan harta?

Ali: ilmu lebih utama dari pada harta, karena pemilik harta akan di hisab pada hari kiamat sedangkan pemilik ilmu akan memberi syafaat.

Orang kedelapan: wahai Ali, lebih utama mana ilmu dan harta?

Ali: ilmu lebih utama dari pada harta, karena harta akan habis oleh masa, sedangkan ilmu tidak akan lapuk.

Orang kesembilan: wahai Ali, lebih utama mana ilmu dan harta?

Ali: ilmu lebih utama dari pada harta, harta membuat hati pemiliknya keras, sementara ilmu membuat hati pemilik terang.

Orang kesepuluh: wahai Ali, lebih utama mana ilmu dan harta?

Ali: ilmu lebih utama dari pada harta, karena pemilik harta biasa di panggil rubudiyah (penyembah harta), sementara pemilik ilmu di panggil ‘ubudiyah (penyembah Allah).

Kemudian sayyidina Ali mengatakan kepada mereka “Jika kalian masih bertanya, niscaya akan kujawab dengan jawaban yang berbeda selama aku masih hidup”. Lalu sepuluh petinggi kaum khawarij itu pun pulang seraya mengakui kealiman Sayyidina Ali bin Abi Thalib.

Author : Imam Taufik, Banyuwangi, Jawa Timur

Tinggalkan Balasan