Shalat Dhuha Dan Surah Al-Dhuha

0
475

Kalau dipikir-pikir, Shalat Dhuha dengan surah Al-Dhuha dan surah Al-Insyirah itu sangat serasi sekali. Laksana gelas dengan tutupnya, kira-kira begitulah gambarannya. Pertama, karena namanya sama. Shalatnya shalat Dhuha, surahnya juga surah Dhuha. Sedang surah Al-Insyirah, di samping urutan penulisannya dalam Al-Qur’an langsung setelah surah Al-Dhuha, juga tema dan tipologi ayat-ayatnya sama dengan surah Al-Dhuha sehingga terkesan sebagai lanjutan dari surat tersebut.

Kedua, shalat Dhuha itu konon pembuka pintu rezeki Allah subhanahu wa ta’ala (meski, maaf, sejarah tidak pernah mencatat bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah kaya), sedang surah Al-Dhuha dan Al-Insyirah dari awal hingga akhirnya bertemakan anugerah Allah, baik fisik maupun moral. Coba kita simak berikut ini:
1. ﺃﻟﻢ ﺑﺟﺪﻙ ﻳﺘﻴﻤﺎ ﻓﺂﻭﻯ
Bukankah Dia telah mendapatkanmu dalam keadaan yatim, lalu Dia melindungimu?
2. ﻭﻭﺟﺪﻙ ﺿﺎﻼ ﻓﻬﺪﻯ
Dan Dia mendapatkanmu dalam keadaan bingung, lalu Dia beri petunjuk
3.ﻭﻭﺟﺪﻙ ﻋﺎﺋﻼ ﻓﺄﻏﻨﻰ
Dan Dia mendapatkanmu dalam kekurangan, lalu Dia memberimu kecukupan.
4. ﺃﻟﻢ ﻧﺸﺮﺡ ﻟﻚ ﺻﺪﺭﻙ
Bukankah Kami telah melapangkan dadamu
5. ﻭﻭﺿﻌﻨﺎ ﻋﻨﻚ ﻭﺯﺭﻙ ﺍﻟﺬﻱ ﺃﻧﻘﺾ ﻇﻬﺮﻙ
Dan Kami telah menghilangkan darimu beban yang telah memberatkan punggungmu
6. ﻭﺭﻓﻌﻨﺎ ﻟﻚ ﺫﻛﺮﻙ
Dan Kami tinggikan sebutan (nama)-mu
Demikian Allah menguraikan beberapa nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada Rasul-Nya.

Sekarang cobalah Anda baca surat Al-Dhuha pada rakaat pertama shalat Dhuha Anda dan surah Al-Insyirah pada rakaat kedua sambil meresapi makna-makna yang dkandungnya. Pasti akan terasa sangat nikmat, teduh dan indah. Dan akan lebih nikmat lagi manakala Anda merasakan bukan Anda yang membaca ayat-ayat itu, tetapi Allah sendiri yang memfirmankannya langsung pada Anda, sementara Anda menyimak saja dan setiap pertanyaan tersebut di atas anda jawab dalam hati: ﺑﻠﻰ ﻳﺎ ﺭﺏ (Iya, benar Engkau, Tuhanku). Dengan demkian anda berdialog langsung dengan Allah dan saya jamin shalat Dhuha anda akan efektif dan berhasil guna.
Author: KH. Zainul Muin Husni

 

Tinggalkan Balasan