Sebuah papan iklan memicu banjir komentar di dunia maya. Billboard tersebut mempromosikan alat bantu tidur, SnoreStop. Menunjukkan bagaimana merk tersebut bisa membantu pasangan tidur nyenyak tanpa terganggu suara dengkuran.
Bukan produknya yang bikin polemik, namun foto pasangan mesra yang terpampang: laki-laki berseragam militer Amerika Serikat memeluk erat perempuan berjilbab dan bercadar. Disertai dua tulisan, “#betogether” dan “SnoreStop keeping you together”.
Sejumlah umat Islam mengkhawatirkan iklan tersebut mengandung pesan pasangan di luar nikah bisa tidur bersama. Namun, seperti dimuat Al Arabiya, Senin (4/11/2013), dalam iklan tersebut ditunjukkan, sang wanita mengenakan cincin nikah.
Iklan tersebut dipajang di jalanan Sunset Boulevard, Los Angeles. “Kami ingin menunjukkan pasangan yang tak biasa dalam iklan,” kata juru bicara SnoreStop, Melody Devemark, seperti dikutip dari Huffington Post.
“Saya pikir kebanyakan orang tak menduga, pasangan di dalam iklan ada dalam kehidupan nyata.”
Para pengguna sosial media yang merespons iklan tersebut dalam hashtag #betogether punya pendapat beragam. Sejumlah netizen memuji pesan kesetaraan dan keragaman dalam iklan itu. Sementara, yang lain shock berat!
“Iklan yang luar biasa. Saya berharap lebih banyak perusahaan yang menampilkan pasangan seperti ini,” tulis pengguna Twitter Hooverr1.
Pun dengan @Shahkaal yang berkicau, “Luar biasa bisa melihat keberagaman dalam sebuah iklan.” Sementara, @KarimiScreamy menulis bahwa iklan tersebut “pertanda baik toleransi.”
Namun beberapa komentator yang menganggapnya tak layak.
“Saya suka dengan keberagaman, namun iklan itu berselera rendah…Kupikir ini akan menyinggung umat Islam,” kata pengguna Facebook, Debbie Herrera.
Sementara, pengguna Twitter, @uncolonisedmind mengatakan, “Perempuan dalam iklan mengenakan cadar. Sebuah iklan bodoh dan stereotip.”
“Layak kok..”
Juru bicara kelompok advokasi kebebasan muslim di AS mengatakan pada Al Arabiya bahwa pihaknya cenderung positif menanggapi iklan itu.
“Saya pikir itu iklan yang layak, yang memicu debat sehat terkait isu rasial, agama, dan etnisitas,” kata Ibrahim Hooper dari Council of American-Islamic Relations.
Sementara, Akbar Ahmed, ketua studi Islam sekaligus dosen di American University, Washington DC, mengatakan, itu adalah iklan klasik. “Pasangan yang sudah menikah. Itu tidak dimaksudkan untuk memicu amarah.”
“Iklan tersebut memang berniat memicu tanggapan,” kata Ahmed.
Pihak perusahaan akan meluncurkan iklan seperti itu di seluruh Amerika, namun mengapa Los Angeles yang dipilih pertama?
“Los Angeles terkenal paling maju dari semua negara bagian di AS. Dalam lingkungan seperti itu, iklan tersebut relatif cukup ringan,” kata Ahmed.
suber: liputan6