KESETIAAN adalah rukun utama dalam cinta. Tak ada kesetiaan maka tak ada cinta. Cinta tak akan berarti apa-apa jika kesetiaan tak ada, meskipun cinta itu sangat besar dan dalam. Karena cinta itu menjadi bernilai di saat kesetiaan dipertahankan. Maka, jangan pernah mengaku cinta jika tak setia. Mangaku cinta sementara tak bisa setia merupakan kebohongan yang mustahil dimaafkan.
Tentang makna kesetiaan mungkin sudah diketahui. Namun tentang klasifikasinya masih belum ada yang pernah membahasnya. Dengan demikian, tulisan ini akan membahas kesetiaan dari sisi klasifikasinya. Kesetiaan itu ada dua macam. Ada kesetiaan yang besifat pasif. Ada kesetiaan yang bersifat aktif.
Kesetiaan yang besifat pasif
Kesetiaan yang pasif adalah kesetiaan yang tidak pernah terlibat dengan orang lain. Semisal ada orang yang tidak pernah suka atau jatuh hati pada orang lain. Orang yang seperti ini sangat gampang menjaga kesetiaan. Bagaimana tidak gampang, sementara dia hanya cinta pada pasangannya dan tidak pernah jatuh hati pada orang lain. Atau, paling tidak suka pada yang lain.
Orang yang demikian kemungkinannya karena dia sudah menutup hati pada yang lain. Sehingga dia tidak pernah membuka hati untuk yang lain. Jadinya, hatinya hanya terpaku pada pasangannya saja. Atau, dia sengaja memaksa hatinya untuk tidak sempat jatuh pada yang lain. Beda antara orang yang hatinya sudah tertutup dengan orang yang sengaja memaksa hatinya tidak terbuka. Orang yang hatinya sudah tertututp dia tidak akan pernah jatuh hati pada yang lain. sementara orang yang memaksa hatinya agar tidak terbuka, dia ada rasa suka pada yang lain tapi dia selalu menjaga hatinya agar tidak terbuka untuk yang lain.
Semoga saja cinta kita termasuk pada kesetiaan yang pasif. Karena dengan demikian, hubungan cinta kita tidak ada masalah karena masih membahas masalah kesetiaan. Karena masalah yang rawan terjadi dan juga besar dalam cinta, ketika kita dihadapkan dengan masalah kesetiaan.
Kesetiaan yang besifat aktif
Kesetiaan yang besifat t aktif adalah kesetiaan yang melibatkan orang lain. Semisal ada orang yang sedang memiliki pasangan, ternyata ada orang lain yang mengungkapkan cinta padanya atau dia sendiri yang suka atau jatuh hati pada yang lain. Mungkin kesetiaan inilah yang butuh usaha untuk mempertahankan cintanya pada pasangannya. Apalagi, kaetika dia memiliki banyak pilihan, apakah dia tetap mempertahankan cinta pada pasangannya atau memilih yang lain yang juga mencintainya.
Bagi hati yang lemah dimungkinkan sangat rapuh mempertahankan cintanya ketika ada pilihan lain. lebih-lebih ketika yang lain ternyata lebih baik dari pasangannya. Ini sangat lebih parah lagi untuk mempertaruhkan kesetiaan. Jika dia sadar akan mulianya kesetiaan, dia pasti tetap mempertahankan pasangannya. Namun, jika dia tidak menyadari, apalagi dia hanya mencari yang lebih baik dalam cinta, maka dia gampang beralih hati.
Sesungguhnya dalam cinta itu tidak memilih karena yang lebih baik, melainkan memilih karena kesetiaan. Karena kesetiaan akan berproses untuk melahirkan yang lebih baik dan sempurna. Meskipun pilihannya tepat pada yang lebih baik, tetapi kesetiaan tidak ada, maka kebaikan itu akan sirna, dan tak aka nada kesempurnaan.
Sesungguhnya, orang yang selalu mempertahankan kesetiaan pada satu cinta, meski ada pilihan lain yang dianggap lebih baik, dialah orang yang berani bertanggung jawab atas pilihannya. Ketika ternyata salah pilih, bukan berarti pilihan itu dibuang lalu mengambil pilihan yang lain. Bisa saja ketika ada pilihan lain yang lebih baik dari pilihan pertama, pilihan lain itu merupakan ujian untuk mengukur seberapa kuat mempertahankan kesetiaan. Jadi, tidak selamanya pilihan yang dianggap salah adalah kesalahan murni. Dan, tak selamanya ketika ada pilihan yang dianggap lebih baik harus diambil, karena mungkin juga pilihan yang lebih baik itu sekedar contoh untuk memperbaiki pilihan yang dianggap salah.
Memang, terkadang saat setelah memutuskan pilihan, ada orang lain datang atau hadir yang kemudian menjadi pilihan juga. Harus kita akui, kadang orang yang hadir di kemudian, itu lebih baik atau ideal. Misalnya, mungkin orang yang sudah kita pilih itu masih kalah cantik, kalah dewasa, kalah pintar dengan pilihan yang hadir di kemudian. Nah, saat seperti inilah kesetiaan kita dipertaruhkan. Ingat! Salah satu bukti cinta yang tulus adalah ketika kita memiliki pasangan dan kita masih mengakui orang lain lebih dari pasangan kita, tetapi kita tetap setia pada pasangan kita.
Ya… lagi-lagi, ketika kita benar-benar dihadapkan dengan masalah seperti itu, kita harus menyadari, bahwa hal itu adalah ujian untuk mengkur seberapa kuat kita mempertahankan kesetiaan. Masalah kita masih suka dengan yang lain atau pun jatuh cinta, itu sifat manusiawi. Namun, meski sifat manusia, jangan sampai diumbar dengan begitu saja. Hati memang berbolak balik, karena berbolak-balik itu kita harus cerdas menjaganya. Kapal laut dianggap kuat ketika mampu menahan ombak yang mengombang-ambing. Begitu juga manusia juga dianggap kuat ketika mampu menahan gejolak hati yang berbolak-balik.
Ungkapan motivasi bagi yang memiliki banyak pilihan mungkin begini, Jangan merasa setia jika belum merasakan godaan dari perempaun atau laki-laki lain. Jangan merasa setia jika belum terpana oleh orang lain. jangan merasa setia jika hanya bertemu dengan kekasihnya sendiri. Yang namanya setia itu tidak berarti hanya memiliki satu pilihan, melaiankan tetap memilih satu ketika banyak pilihan menanti. Kesetian yang sejati adalah ketika mampu mempertahankan cinta yang dibisik oleh cinta yang lain. Kesetiaan hanya dimiliki oleh hati yang tak mau menyakiti.