Gunung Kelud Meletus sebagai Ketukan Pintu Hati Tiga Kelompok Warga Indonesia

0
1178

Jika gunung-gunung yang berjulang tegak di bumi ini tidak hancur, maka pernyataan Allah dalam al-Qur’an tentang gunung-gunung meletus akan menjadi “omong kosong” belaka. Jadi, bencana gunung meletus merupakan rencana ketentuan yang pasti terjadi. Namun, ketentuan tersebut ditetapkan terjadi bukan tanpa alasan dan tujuan. Semua apa yang Allah tentukan pasti memiliki alasan dan tujuan. Sebagaimana bencana yang terjadi pada kaum Nabi Lut dan Nabi Nuh, semua itu ketetapan yang telah terjadi dengan memiliki alasan dan tujuan tertentu.

Begitu juga bencana yang terjadi di Indonesia ini, banjir, gempa, dan gunung meletus merupakan peristiwa yang ditetapkan oleh Allah dengan memiliki alasan dan tujuan. Bencana alam yang terjadi di Indonesia ini, mulai dari banjir, gempa, hingga gunung meletus, juga sebagai suatu ketetapan yang ditujukan kepada orang-orang yang dimaksudkan oleh Allah. Tentu, maksud ketetapan bencana hanya ditujukan kepada orang-orang yang enggan (aba) kepada syari’at Allah, sebagaimana peristiwa di zaman Nabi Lut dan Nabi Nuh.

Di Indonesia, orang yang enggan –yang paling mencolok- kepada syari’at Allah ada beberapa kelompok, diantaranya:

  1. Para koruptor. Kelompok ini merupakan orang-orang yang terang-terangan enggan mengikuti syari’at Allah. Mereka tidak mau tahu penderitaan hamba-hamba Allah. Mereka merampok hak hamba-hamba Allah dengan “pengetahuan”, kesengajaan, dan “kesadaran”.
  2. Orang-orang yang bertindak anarkis atas nama Allah. Kelompok ini begitu antusias mengumbar semangat membela Allah, sehingga tindakan anarkis menjadi solusi utama untuk menyebarkan agama Allah. Saling mengkafirkan antar sesama muslim, hanya karena beda pemahaman dalam masalah kecil dan sepele, tentu tidak penting, bahkan tidak penting bagi Allah.
  3. Rakyat yang menjual suaranya (hak memilih pemimpin) hanya untuk kepentingan pribadi. Kelompok ini adalah orang-orang yang memberikan hak suaranya kepada pemimpin yang berambisi. Mereka tidak mau tahu apakah calon pemimpin yang dia pilih nantinya akan berbuat tidak adil kepada rakyat yang lain, yang penting dia mendapatkan keuntungan untuk pribadinya.

Tiga kelompok tersebut adalah orang-orang yang hatinya tertutup rapat. Mereka harus diketuk hatinya dengan keras dan kasar, agar terbuka lalu sadar. Bencanalah yang bisa menjadi alat ketutkan bagi pintu-pintu hati mereka. Insyaallah, inilah alasan dan tujuan Allah memberikan serangkaian acara bencana di Indonesia. Semoga hati kita benar-benar terketuk, kemudian terbuka dan sadar.

Tinggalkan Balasan