Kesabaran menjadikan seseorang mampu bertahan dalam menjungjung prinsipnya, meraih cita-citanya dan menempuh jalan yang telah dirintisnya. Sabar bila dijalani sebagai mestinya akan mampu mengubah musibah menjadi karunia, tantangan menjadi peluang, hambatan menjadi kesempatan, keterbatasan menjadi anugrah.
Kesabaran bukanlah barang yang mudah di dapat. Akan tetapi ia membutuhkan latihan yang sangat panjang agar menjadi terbiasa. Hingga sifat itu benar-benar terpatri pada diri seseorang. Kehilangan kesabaran akan menimbulkan tekanan batin bagi seseorang.
Kemampuan mengatasi amarah adalah sebuah tanda kekuatan seseorang. Kesabaran bukanlah tanda kelemahan seseorang. Terlebih lagi jika seseorang mampu menuntaskan apa yang ingin ia capai. Rasulullah pernah bersabda, ”kekuatan itu bukanlah dengan kekerasan. Akan tetapi, kekuatan itu adalah orang yang dapat menguasai dirinya ketika diliputi amarah ”. Sifat seperti ini benar-benar telah meliputi diri Nabi saw., baik dalam perbuatan maupun ucapan. Demi ayah dan ibuku Rasulullah saw . adalah sosok manusia yang paling dapat menguasai dirinya ketika sedang marah.
Kesabaran tubuh kerontang
Jejek kaki mulai tampak
Mataharipun tersenyum
Mengikuti deras keringat penuh ketabahan
Itulah bunda yang setia mengayun dan menggerakkan hatinya
Hingga dia tampak seperti sekarang
Yang tegar menantang kehidupan
Dengan seringai aral penuh batu sandungan
Setelah remaja
Tak puas dengan sekitar
Ibunda menuntun mencari cahaya diatas cahaya
Membekali pengetahuan
Yang berselimutkan kesabaran dan ketabahan
Yang berbantal keikhlasan
Yang bersajadah amal sholeh
Yang berbaju ibadah, iman, dan takwa
Namun…
Aliran arus pengrusakan menggerogoti jantung negeri tercinta
Harapan bundapun meleset
Anak bangsa congkak
Sibuk dengan dunianya
Bunda mengelus dada dan berkata…
Kembalilah pada alammu anakku
Harapan itu nihil di rasa
Segumpal air raksa kepedihan tumpah
Membanjiri alas bunda berdo’a, bersujud, rukuk, lalu sujud lagi
Dengan merangkak kesakitan untuk berwudhu’
Bunda jalani dengan tenaga yang tersisa
Lalu terjatuh tak mampu menahan nafas
Yang semakin tipis
Dunia redup seketika
Bunda pergi tak tinggalkan pesan
Ratapan, kesedihan, kepedihan hilang seketika
Dipenghujung hidupnya
Dibawah langit biru..
Diatas tanah air nenek moyang
Anak datang dan berteriak lantang
”Hidupku telah sia-sia”
Marilah mulai sekarang kita Saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. karena menasehati dalam kebenaran dalam kesabaran adalah kewajiban yang dituntut oleh responsibilitas moral individual.
[Klassikal]
Jangan ukur seseorang dengan menghitung
berapa kali dia jatuh, ukurlah ia dengan beberapa kali
dia sanggup untuk bangkit kembali.