Dalam Kamus Besar Indonesia (KBBI), ‘ambisi’ diartikan keinginan (hasrat, nafsu) yang besar untuk menjadi (memperoleh, mencapai) sesuatu (seperti pangkat, kedudukan) atau melakukan sesuatu. Berambisi adalah berkeinginan keras mencapai sesuatu (cita-cita dsb); mempunyai ambisi.
Dalam konteks kehidupan nyata, ‘ambisi’ juga diartikan sebagai suatu keinginan yang diiringi dengan semangat berapi-api. Konotasi dari ‘ambisi’ itu sendiri, dikenal dan dipahami dengan penilaian yang buruk. Mungkin, karena memang -praktiknya- orientasi dari ambisi adalah hal yang negatif. Kata ‘ambisi’ pun akrab menjadi ungkapan negatif di kalangan orang-orang yang berusaha mengejar kedudukan, baik kedudukan pemerintahan, lembaga, atau organisasi.
Kesimpulan sementara dari dua pengertian di atas, bahwa ambisi merupakan sifat yang baru muncul dari diri seseorang ketika dia berusaha untuk memperoleh sesuatu dengan keinginan yang keras atau berapi-api. Tentang usaha yang diiringi dengan keinginan yang keras atau berapi-api, sebenarnya termasuk sesuatu yang baik. Namun, jika praktiknya salah menunjukkan maka yang tampak -terkesan- adalah keburukan.
Memang, keinginan yang keras dalam suatu usaha membuat seseorang menjadi lupa diri, apalagi ketika ditunggangi oleh kepentingan pribadi. Tentu, ketika seperti ini yang menjadi motif dari keinginan atau semangat seseorang adalah nafsu. Di sinilah ‘ambisi’ yang akrab menjadi ungkapan negatif di kalangan banyak orang.
Lebih jelasnya, ‘ambisi’ yang sering kali diungkapkan sebagai kata negatif oleh banyak orang adalah ketika ada seseorang berusaha meraih sesuatu untuk kepentingan pribadi, dengan cara yang salah, tujuannya material semata, dan diiringi dengan semangat nafsu birahi. Mungkin seperti inilah ciri-ciri dasar atau konkritnya dari istilah ‘ambisi’ yang dikenal dan dipahami oleh banyak orang sekarang.
Jika memahami ciri-ciri ambisi yang dikenal dan dipahami sebagaimana di atas, sepertinya tidak hanya dalam mengejar keudukan saja, bahkan dalam memperoleh harta, mewujudkan cinta, dan berdakwah menyebarkan Agama pun bisa didorong oleh ambisi. Jadi, tidak hanya dalam ranah mengejar kedudukan saja ‘ambisi’ menjadi motif seseorang, di selain itu pun seseorang yang sepertinya bertujuan mulia –seperti berdakwah-, ternyata dalam dirinya ada ambisi yang terselubung di balik semangat usahanya tersebut.
Bersambung…
Kok pake bersambung segala, sih…?? Info kok dikasih sepotong-sepotong,, emangnya brownies…?? 🙁 😀