“Dengan program satu website satu pesantren, kita tingkatkan kualitas dakwah islamiyah melalui media internet dalam rangka amal ma’ruf nahi mungkar berlandaskan faham Ahli Sunnah Wal Jamaah, supaya tercipta kerukunan hidup berbangsa dan bernegara dalam kerangka NKRI”
Opini inilah yang disebarkan dalam Workshop TIK Pesantren yang berlangsung di pondok pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh Rembang yang diadakan atas kerjasama dari Majelis al-Muwasholah Bayna Ulama’il Muslimin dengan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan dukungan dari Kominfo.
Satu website untuk satu pesantren sebagai ajang dakwah melalui media online merupakan sebuah opini yang patut dikembangkan, dipelihara supaya tidak hanya pesantren yang mendapatkan pelatihan itu saja yang menjalakkan dakwah.
Dakwah sendiri bila dilihat dari segi bahasa berarti mengajak, menyeru, memanggil. Dan dalam kitabnya Hidayah Al Musyidin, Syaikh Ali Mahfudh mendefinisikan dakwah ialah mendorong (memotivasi) untuk berbuat baik, mengikuti petunjuk Allah, menyuruh orang mengerjakan kebaikan, melarang mengerjakan kejelekan agar dia bahagia di dunia dan akhirat. Jadi dakwah itu merupakan usaha sadar yang disengaja untuk memberikan motivasi kepada orang atau kelompok (target sasaran) yang mengacu ke arah tercapainya tujuan di atas.
Kemudian pertanyaan yang muncul adalah “Siapa yang diwajibkan untuk dakwah?” Dalam Al Qur’an surat Ali Imron ayat 104 dijelaskan bahwa kewajiban dakwah diwajibkan kepada sebagian atau segolongan umat? Namun persoalannya siapa golongan umat itu? golongan kiai, golongan orang kaya, golongan intelektual, atau sebagian dari setiap golongan tersebut? melihat kompleksnya masalah dakwah. Maka semua muslim yang mempunyai kelebihan berkewajiban untuk melakukan dakwah sesuai dengan kemampuan dan target sasarannya.
Karena pada hakekatnya dakwah merupakan risalah bagi setiap mukmin seperti yang ditegaskan dalam Al Qur’an surat At-Taubah ayat 71:
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Sedangkan dakwah islamiah itu tetap berkaitan erat dengan lima unsur, yaitu juru dakwah (dai), target sasaran (masyarakat awam), materi, metode, dan media dakwah. Dalam hal ini internet merupakan media dakwah yang paling efektif dalam perkembangan zaman hari ini. Karena internet sudah merupakan satu bagian dari kehidupan masyarakat yang tak terpisahkan, khususnya masyarakat Indonesia. Internet itu media yang sangat tepat untuk berdakwah karena disana bukan saja orang satu kampung berkumpul, melainkan orang sedunia.
Bayangkan bila opini satu website satu pesantren itu terus diberdayakan maka akan menghasilkan sebuah gelombang yang sangat besar, karena andai saja 100 pesantren yang berfaham aswaja membuat website, maka informasi islam di internet adalah islam yang berfaham aswaja. Sebab internet itu merupakan sebuah media yang netral, siapa yang mempunyai konten banyak, ia akan menguasai internet.
Dengan demikian pesantren yang berfaham aswaja yang mempunyai banyak potensi barangkali secara bertahap tapi pasti haruslah terpanggil untuk berdakwah melalui media online. Sehingga melalui media internet bisa sangat membantu masyarakat dalam hal mencari informasi Islam yang tepat dengan ajaran Nabi Muhammad SAW.*
* Disarikan dari berbagai sumber
Oleh: Sahrul Mujib