Bagaimana Cintamu Kepada Nabi…?!

0
1166

Nabi Muhammad adalah pelita bagi setiap manusia yang mengetahui arti kehidupan sejati. Beliau adalah pelita diatas pelita makhluk-Nya yang memiliki cinta sejati kepada segenap umatnya. Cinta yang tak sekedar opsi ilusi dan narasi semata. Malainkan cinta dalam aplikasi yang dituangkan dalam segenap hidupnya hingga setiap makhluk memuji-Nya.

Tetapi saat ini, Kata cinta seringkali hanya dipakai pada lawan jenis dengan mengungkapkannya sebesar pegunungan Himalaya dan dalamnya samudera Hindia. Cinta kepada nabi menjadi bias karena kesalahan persepsi yang hanya memakai kata “cinta” untuk buah hati belahan jantung pujaan hati lawan jenis semata.

Salah satu tanda Cinta sejati adalah seorang kekasih akan sering menyebut dan mengingat kekasihnya. Apabila hati seseorang telah mengisytiharkan kecintaan terhadap Rasulullah SAW, maka lidahnya akan sering menyebut nama Kekasihnya SAW dan kotak fikirannya akan sentiasa mengingatnya.  Mengikuti “semampunya” secara terus menerus sunnah-sunnah beliau, nabi Muhammad Shollallahu Alahi Wasallam pecinta sejati. Dari lisannya terbawa kedalam mimpi untuk bertemu dengan nabi pilihan Rasulullah SAW penggugah kalbu. Sampai syetanpun tak mampu menjelma menjadi sosok yang meiliki kesempurnaan tiada tara.

Sebagaimana dinyatakan dalam hadis dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من رآني في المنام فقد رآني فإن الشيطان لا يتخيل بي

“Siapa yang melihatku dalam mimpi, dia benar-benar melihatku. Karena setan tidak mampu meniru rupa diriku.” (HR. Bukahri dan Muslim)

Orang yang melihat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam mimpinya adalah orang-orang yang taat menjalankan agama dan istiqomah dengan ajaran-ajarannya. Melihat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang berpegang teguh dengan sunah. Ia adalah orang yang perhatian dengan ibadah-ibadah hariannya apakah sudah sesuai dengan sunah Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam atau belum. Demikian juga dengan muamalahnya, ia seseorang yang terkenal dengan kebaikan akhlak, baik di kalangan keluarga ataupun di lingkungan sosial masyarakatnya. (gbr.kisahrasululloh2)

 

 

Tinggalkan Balasan