Acara Sarasehan Ulama dan Cendikiawan di PP. Miftahul Ulum Gandaria Jakarta yang diinisiatori oleh Sekjen ICIS KH. Hasyim Muzadi dibuka oleh gubernur DKI Jokowi. Hadir dalam acara pembukaan tokoh–tokoh nasional; Ketua MPR RI: H. Sudarto Sudibyo, KH. Salamet Efendi Yusuf (Ketua PBNU), KH. Afifuddin muhajir (Katib Syuriyah PBNU), Khafifah indar Parawansa (Ketum Muslimat), Adie Masardi (Jubir Gus Dur), Eva Sundari (Tokoh gender dan anggota DPR RI), Rizal Ramli (Ekonom), Yudi Latif (Akademisi), KH. Misbahus Salam (Peserta dari Jember Jawa timur), dan para pengasuh Pondok Pesantren se DKI Jakarta, juga ada peserta dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. KH. Muhyiddin Ishaq selaku tuan rumah mengucapkan terima kasih atas kehadiran para tokoh.
Acara ini diselenggarakan agar kita para pengasuh pesantren dan majlis Ta’lim dapat menerima informasi tentang perkembangan bangsa dan negara RI. Sementara Ketua PBNU KH. Salamet Efendi Yusuf yang juga memberikan sambutan pembukaan menyatakan bahwa Ulama sangat berjasa terhadap Negara Kesatuan RI. Dari sejak proses kemerdekaan, pembangunan bahkan NU merupakan organisasi pertama kali yang menyatakan bahwa Pancasila dan NKRI adalah bentuk final yang tidak boleh dirubah-rubah.
Sedangkan Ketua MPR RI H. Sudarto Sudibyo menyampaikan sangat berterima kasih bisa mendapat kehormatan diforum ini. Ulama adalah memiliki peran penting dalam mengawal empat pilar; Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhenika Tunggal ika. Ulama harus ikut shering dalam menentukan pemimpin. Oleh karena tahun ini tahun politik, suara ulama sangat menentukan peta politik. Ulama harus pandai memilih calon pemimpin. Kita harus mencari pemimpin tokoh yang jujur, sederhana, dan melindungi rakyat. Saya memimpikan negara yang adil, bebas korupsi, bermartabat dan rakyatnya makmur tandas Ajudan terakhir Soekarno, yang hidup menderita bersama Bung karno saat saat menderita.