Organisasi islam terbesar di Negara Republik Indonesia ini adalah Nahdatul Ulama. Meski Nahdatul Ulama Mayoritas, bukan berarti warga Jam’iyah Nahdatul Ulama harus berbangga.
Itulah penggalan pesan Dr. KH. Hasyim Muzadi saat pelaksanaan Konferensi Internasional di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo beberapa waktu lalu. Sebab, menurut Mantan Ketua Umum PBNU itu, Nahdatul Ulama hanya mayoritas dalam jumlah orang saja.
Sementara dalam bidang-bidang yang lain, jelas Kiai Hasyim Muzadi, seperti kekuatan ekonomi, jaringan, dan kekuatan intelektual, warga NU masih tertinggal dengan yang lain. Justru, tambah Kiai Hasyim, bidang-bidang tersebut, dikuasai oleh kelompok yang minoritas.
Menurut adik KH. Muchit Muzadi itu, saat ini NU menghadapi dua tantangan. Tantangan yang pertama adalah, tantangan berupa mengisi proses demokrasi. Dalam logika demokrasi, yang menang adalah yang memiliki banyak anggota. Yang memiliki banyak anggota adalah NU. mestinya, terang Kiai Hasyim, NU itu menang.
Artinya, tambah Tokoh yang pernah mencalonkan diri menjadi Wakil Presiden RI itu, dalam mengisi proses demokrasi ini, Jam’iyah Nahdatul Ulama seharusnnya berperan sebagai pengatur. Namun sebaliknya, NU yang dimasuki oleh kelompok-kelompok yang lain dan diseret kemana-mana. “dalam hal ini, kita sudah kalah” paparnya.
Tantangan yang kedua adalah perang persepsi (War of Perseption). perang yang dihadapi saat ini bukan perang fisik, namun perang pendapat atau tarik menarik pendapat. “dalam masalah ini, kita juga tidak siap” jelas Kiai Hasyim Muzadi. “Maka kita tidak heran, warga NU sering mengeluh setiap berkumpul” terangnya kembali.
Maka yang harus dilakukan dalam menghadapi hal ini adalah konsolidasi dan komunikasi. Konsolidasi yang harus dilakukan adalah konsolidasi aqidah, konsolidasi syari’at maupun konsolidasi manhaj dan konsolidasi-konsolidasi yang lain.
Hal yang paling penting dilakukan juga menurut Kiai Hasyim adalah komunikasi, baik itu komunikasi dalam bentuk silaturrahim atau melalui media modern.
Oleh karena itu, papar Kiai Hasyim Muzadi kembali, warga NU jangan over terhadap label mayoritas ini, karena kita hanya mayoritas dalam kuantitas saja bukan pada kualitas.