Pitutur KH. Hasyim Muzadi; 3 Kunci Hidup Barokah

0
548

Pada saat matahari akan terbenam, beberapa orang yang akan ikut rapat baru tiba di Pondok Pesantren Al-Hikam Jl. Cengger Ayam Malang, bergegaslah mereka sholat Maghrib di Masjid Pondok. Setelah shalat, saya (HM. Misbahus Salam), HM. Ikram Hasan, dan KH. Abdul Ghaffar, menuju rumah kediaman KH. Hasyim Muzadi.

Kemudian Kyai Hasyim mengajak kami melihat suasana Pondok Pesantren Al-Hikam di malam hari. Pondok yang lebih mentereng dari rumah kediaman pengasuhnya ini dan dilengkapi dengan fasilitas tempat belanja dan apotik yang lengkap membuat suasana semakin cerah. Kemudian Kyai Hasyim mengajak kami bertiga ke lokasi bangunan di timur jalan pondok. Bangunan rumah dan toko ini untuk anak saya kata, Kyai Hasyim, supaya mereka dapat menghidupi dirinya dan tidak tergantung kepada pondok dan justru harus membantu pendanaan Pondok.

Sedangkan lokasi tanah dan bangunan di barat jalan semua sudah saya wakafkan untuk Yayasan Pondok pesantren Al-Hikam, tinggal rumah di pojok itu, untuk kediaman pengasuh yang siap mengajar di pondok. Walaupun anak saya tapi tidak mengajar di pondok tidak boleh menempati rumah itu. Dan itu sudah saya berikan kepada anak saya yang ngajar di pondok.

Lalu saya tanya, “Apa konsep Kyai sehingga bisa sukses menjadi Pengurus NU dari Ranting hingga PB, dan mampu membangun dua Pondok pesantren Al-Hikam di tengah kota (Malang dan Jakarta)?” Kyai Hasyim dengan santai menjawab, “Kita harus melakukan tiga kunci hidup barokah; pertama, berbuatlah untuk selalu membantu orang lain. Kedua, mengeluarkan zakat setiap rizki yang kita hasilkan. Ketiga, memberi shadaqah kepada orang yang memerlukan. Dengan begitu, insyaallah rizki dan hidup kita barokah. Dan jangan lupa kita harus punya pembimbing ruhani (Murabbina al-ruh), seperti KH. As’ad Syamsul Arifin yang pernah memberi ijazah wiridan, KH. Nur dari Bululawang yang terus membimbing dan memberi petunjuk, dan melakukan tawassul pada Rasulullah, Sahabat, para wali dan leluhur pada saat kita punya hajat”.

Kyai hasyim melanjutkan pembicaraan sambil berjalan santai mengitari lokasi bangunan. “Saya yang sudah berumur 70 tahun lebih ini tidak punya apa apa, Tanah yang ada dilokasi Pondok Pesantren Al-Hikam Malang dan Jakarta sudah saya wakafkan semua ke Yayasan Pondok Pesantren Al-Hikam, rumah yang di sini (Malang) dan di Jakarta sudah saya berikan kepada anak-anak saya. Kalau saya ke sini dan ke jakarta saya ngampung ke anak-anak saya. Sehingga bila sewaktu-waktu saya di panggil ke pangkuan Ilahi Rabby, saya sudah tidak disibukkan dengan urusan dunia lagi. Semoga saja kita semua menjadi hamba Allah yang husnul khatimah”

Oleh: Misbahussalam

Tinggalkan Balasan