Ahmad Dhani resmi diangkat sebagai salah satu ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU). Setelah dilantik, Dhani bertekad akan berusaha keras melaksanakan amanah yang diberikan kepadanya.
“Islam di Indonesia ini mengikuti NU. Kalau NU-nya bagus, Islam di Indonesia akan bagus. Saya akan berusaha amanah, melaksanakan apa yang ditugaskan ke saya dengan sebaik-baiknya,” kata Dhani di Gedung PBNU, Jakarta.
Saat pelantikan pentolan band Dewa 19 itu. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyebut Dhani dengan sebutan ustadz. Pelantikan Ahmad Dhani sebagai bagian dari kepengurusan di PBNU bersamaan dengan tasyakur hari lahir NU ke 91 tahun yang dilaksanakan malam ini.
“Bismillahirrohmannirrahim, saudara ustadz Ahmad Dhani resmi saya lantik menjadi salah satu Ketua Lesbumi NU,” kata KH Said Aqil Siroj, sambil menyematkan pin NU di kemeja Dhani.
Dalam sambutannya, Said meminta bos Republik Cinta Manajemen (RCM) itu bisa mengembalikan kejayaan NU melalui jalur seni. Apalagi, banyak juga pekerja seni yang dulu aktif di NU.
“Dulu NU memiliki seniman-seniman handal. Ada Asrul Sani, Djamaluddin Malik, Usmar Ismail, dan masih banyak lagi. Nah, Mas Dhani ini seniman yang hebat, semoga keikutsertaannya dalam NU bisa mengembalikan kejayaan NU di bidang seni,” urai Said.
Begitulah alur cerita Ahmad Dhani dipanggil Ustadz. Namun, panggilan Ustadz bagi Ahmad Dhani sepertinya kurang pantas, lebih pantas diberi gelar sufi. Karena jika kita memahami makna salah satu lirik lagu yang dinyanyikan Ahmad Dhani sangat dalam. Lirik tersebut merupakan ungkapan hati seorang yang sudah lepas dari identitas pribadinya sebagai seorang hamba yang benar-benar pasrah dan menyatu dengan Tuhannya. Tentu, orang yang merasakan demikian adalah seorang yang dikenal sebutan sufi.
Berikut lirik lagunya:
Apakah kita semua
Benar-benar tulus
Menyembah pada-Nya
Atau mungkin kita hanya
Takut pada neraka
Dan inginkan surga
Reff:
Jika surga dan neraka tak pernah ada
Masihkan kau bersujud kepada-Nya
Jika surga dan neraka tak pernah ada
Masihkah kau menyebut nama-Nya
(**)
Bisakah kita semua
Benar-benar sujud sepenuh hati
Kar`na sungguh memang Dia
Memang pantas disembah
Memang pantas dipuja
Seorang hamba beribadah motifnya bermacam-macam. Ada yang semata karena kewajiban, ada yang karena motivasi mengharapkan surga, dan ada yang memang tulus penghambaan; tidak ada tujuan atau harapan apa-apa kecuali semata rido Allah.
Begitulah makna dari lirik lagu Ahmad Dhani. Karena memang, ada hamba yang sama sekali tidak karena mengharapkan apa-apa dari ibadah yang dilaksanakannya. Dia melaksanakan ibadah semata-mata karena menghambakan diri pada Allah. Dia tidak memandang apa-apa, bahkan surga yang dijadikan jaminan bagi hamba yang ahli ibadah, baginya tidak ada apa-apanya.
Hamba yang seperti itu adalah hamba yang benar-benar menyadari keberadaan dirinya di dunia. Dia hanya merasa bahwa dirinya tidak pantas mengharapkan apa-apa kepada Allah dari ibadahnya yang dia dilakukan. Bahkan, dia merasa dengan diciptakan dirinya di dunia ini sudah melebihi dari ibadahnya yang dianggap kecil. Dia merasa tidak pantas jika mengharapkan imbalan dari Allah hanya karena melaksanakan ibadah. Semaksimal apapun ibadah yang dilaksanakannya, tetap merasa tidak bisa dibandingkan dengan nikmat Allah yang diberikan kepada dirinya selama dia hidup.
Jadi, dia beribadah tidak lain hanya sebagai wujud penghambaan kepada Allah. Jika dia berharap dari ibadahnya, mungkin dia hanya berharap rido Allah, tidak lebih dan tidak lain dari itu.