[Renungan Napak Tilas] Hati Terpanggil

0
711

 

Di jalan setapak
Setapak demi setapak
Bermesraan terik
Mengakrabi dingin
Memasuki hutan
Menuruni sungai
Menikmati rute bebatuan

Sejenak berjeda
Belajar berdiskusi
Bagaimana mengalahkan diri sendiri
mengasuh keyakinan
Mengasah kesadaran
Bahwa setiap langkah
Akan jadi mutiara jika dibaca

Petilasan petilasan
Seperti menyambut lelah
Dari sepasang mata
Air melata
Dari tangkai kerinduan
Masa silam bermekaran
Terlintas sekilas
Sejumlah nafas

Tiba-tiba Kiai As’ad merapat
Duduk istirahat
Bersama kafilah tanpak seksama
Di tengah sunyi menyimak ayat suci
Sesekali mengatur rute perjungan dan strategi

Di lain tanah
Kiai As’ad mengumpulkan warga
Sambil berfatwa
Kalau ingin kuat perjuangan
Masjid harus didirikan

Kiai As’ad
Seperti memasang mercusuar
Sambil tersenyum segar
Turun dari kuda putih
Menyaksikan perjuangan masih berkibar
Melambai-lambil tangan
Memanggil sejumlah hati mengaji

Kiai As’ad
Bertapak dipetilasanmu
Hati terpanggil
Berharap berkah
Pada saatnya satu kafilah
Di padang mahsyar
Bersama Rasulullah
Bertemu Allah

DIBELAKANGMU

Ada senyum bercampur air mata
Terharu sambil rindu
Langkahmu
Langkahku
Sepakat berhidmat
Membeningkan niat

Keluar masuk hutan
Memasuki gelap terang
Turun naik bebukitan
Menikmati bebatuan

Sungai jernih melata
Memanggil keringat dan lelah
Pohon-pohon rindang
Di sepanjang jalan
Menyediakan payung dedaunan

“Assalamualikum!” sapamu ramah
dihalaman rumah-rumah
Sesekali menanam peta
Shalawat badar dan istighosah
Mengisi sunyi ikut bergerilya

Dibelakangmu
Kekhawatiran melanda
Adakah nanti
kita bersama
Di bawah sejengkal matahari
Satu bendera tauhid
Tanpa menyandang pahit

 

09 Juni 2014

Taufiq, Bondowoso

Tinggalkan Balasan