Sebagai warga Negara Republik Indonesia yang menerima warisan kemerdekaan dari pahlawan bangsa, kewajiban kita adalah menjaga keutuhan NKRI diantara berbagai perbedaan. Dalam tonggak sejarah yang di tulis melalui proses panjang sejak penjajahan Belanda hingga Jepang berkuasa di Negara kepulauan ini, penindasan dan bentuk kekejian lain turut menghaiasi jagat raya nusantara.
Tetapi, Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada hari Jumat 17 Agustus 1945 M, bertepatan tahun 2605 menurut tahun Jepang dan tanggal 8 Ramadhan 1364 H, yang dibacakan oleh Ir. Suekarno didampingi oleh Drs. Moh. Hatta bertempat di Jalan pegangsaan timur no.56 Jakarta Pusat. Bangsa Indonesia meraih mimpi dalam membangun bangsa yang bermartabat dimata dunia.
Tujuan yang hendak diraih oleh negara adalah menjalankan urusan para hamba (manusia sebagai warga negara) dengan sesuatu yang dapat memperbaiki kehidupan mereka di dunia dan di akhirat. Selain itu kesejehtaraan segenap tumpah darah didalamnya hingga tak ada lagi penindasan maupun kemiskinan.
Diusia Negara yang ke-69 ini masih banyak penindasan yang di lakukan pajabat negeri sendiri sebagaimana kita contohkan korupsi yang seakan tak pernah sirnah dari bumi pertiwi Indonesia. Berbagai upaya dilakukan untuk menghilangkan penyakit yang kebanyakan dilakukan aparatur Negara itu mulai hukuman dibalik jeruji sampai pemiskinan aset-aset mereka. Namun hal itu, seakan masih menjadi bias tergantikan kepentingan pribadi dan kelompok sampai dibalik jerujipun mereka masih membebankan pada Negara.
Negara yang di bangun atas cucuran darah pejuang bangsa dan memabawanya kepada kemerdekaan dari penjajahan asing, justru penindasan kini dilakukan oleh pejabat negeri sendiri. Jika hukuman itu saja belum cukup dan cendrung membebankan biaya hidup selama masa hukuman kepada Negara, kenapa mereka tidak di hukum mati saja demi kesejahteraan bangsa?
Dirgahayu Indonesiaku, selamat ulanga tahun yang ke-69. Segenap bangsa Indonesia selalu mengawal setiap detak jantung masa depanmu.