Pada tanggal 6 September 2012 tahun lalu, di Depan Kantor Balai Bahasa Jawa Timur, Sidoarjo, berlangsung penganugerahan Sastra 2012 Kategori Sanggar seni terbaik se-Jawa Timur yang diberikan langsung oleh kepala Balai Bahasa Jawa Timur Drs.Amir Mahmud, M.pd. kepada Sanggar Seni Cermin Pusat IKSASS Pondok Pesantren Salafiyah Syafiāiyah Sukorejo di bawah binaan Bpk. Zainul Walid, S.Ag . Sanggar Seni Cermin dinilai berperan dalam Pengembangan, Pembinaan, dan perlindungan bahasa dan sastra khususnya di daerah Jawa Timur.
Eksisitensi Sukorejo untuk menyelamatkan budaya dan warisan bangsa ini adalah dengan berdirinya Ā Sanggar Seni Cermin yang merupakan Badan Otonom di bawah naungan Pusat Ikatan Santri Salafiyah Syafiāiyah (IKSASS). Yang didirikan atas dasar kecemasan para penggiat seni di Pesantren Sukorejo yang ingin memberdayakan santri untuk aktif Ā berkarya dan mengenal ilmu tentang kesenian dan Sastra. Mereka ber inisiatif mengumpulkan dan menampung bakat santri dalam hal berseni dan bersastra khususnya, dalam satu wadah yaitu Sanggar Seni Cermin.
Ditengah maraknya kesenian-Kesenian Indonesia yang mulai banyak mengadopsi gaya barat yang cenderung lebih dinikmati anak muda pada zaman ini, Sanggar Seni Cermin Sukorejo tetap eksis melestarikan budaya bangsa lewat upayanya mengadakan Sekolah Deklamasi. Yang mana Sekolah Deklamasi ini telah berjalan dua periode, yaitu sekolah deklamsi I yang telah meluluskan tiga deklamator dan Deklamasi II meluluskan tujuh orang deklamator. Dari angkatan pertama dan kedua tersebut para peserta yang di nobatkan menjadi Deklamator diuji langsung oleh budayawan dan penyair nasional D. Zawawi Imron (Sang Penyair Celurit Emas).
Ini merupakan bukti peran aktif Pondok Pesantren Salafiyah Syafiāiyah untuk meyelamatkakn generasi muda Indonesia. Tidak hanya dalam bidang agama saja, namun juga dalam bidang Seni dan Sastra. Karna Almarhum KHR Asāad Syamsul Arifin pengasuh kedua pernah berpesan āSaya Ā bercita-cita agar santri saya seperti santrinya sunan Ampel, ada yang menjadi Fuqohaā, Seniman, Negarawan dan Waliyullahā. Nah, darisana jelas kepedulian KHR. Asāad kepada kesenian.
Ternyata apa yang di pesankan KHR. Asāad tidak berbanding terbalik. Santri Sukorejo produktif dalam menghasilkan karya sastra semisal Puisi, Cerpen dan Syiāir. Mengenai Prestasi di bidang sastra, salah satu puisi karya santri yaitu pembina Sanggar Seni Cermin sendiri Bpk. Zainul Walid yang berjudul āNyayian Sepanjang Jalanā keluar sebagai pemenang juara I tingkat nasional dalam perlombaan cipta Puisi di Kintamani, Bali. Tidak hanya itu, Sukorejo Juga pernah mendapatkan kunjungan kesenian dari LESBUMI PBNU untuk menyaksikan pementasan Drama kolosal santri.
Sebenarnya kesenian dan sastra yang ada di sukorejo ini telah ada puluhan tahun yang lalu dan terus berkembang pesat seiring perkembangan zaman. Sebenarnya awal mula kesenian dan sastra pesantren sukorejo ini merupakan andil besar pendiri dan pengasuhnya yaitu Almarhum KHR.Syamsul Arifin dan KHR.Asāad Syamsul Arifin yang terbukti lewat karya beliau aqoid lima puluh syair madura tentang ke tauhidan.
Mungkin inilah yang membuat para santri sukorejo produktif dalam melahirkan karya-karya tulis sastra dan pagelaran budaya, khususnya budaya islam dan nusantara demi melestarikan warisan nusantara.
Selain berkarya dan berseni, para santri Sukorejo tetap Istiqomah membaca karya sastra para Salafunnasshaleh semisal Burdah, barzanji dan Nadzam Alfiyah. Dan juga demi meningkatkan kwalitas santri dalam hal tulis menulis sastra, Sanggar Seni Cermin Pusat IKSASS kedepan berencana mengadakan sekolah kepenyairan demi menjaga kesusastraan Nasional dari perang peradaban budaya barat. (Author:Ā Ilham Romadhan, Koordinator Penaskahan Sanggar Seni Cermin dan Mahasiswa AMIK Ibrahimy Sukorejo)