Ziarah Kubur Meningkatkan Gairah Hidup Manusia

0
670

Di beberapa kalangan, ziarah kubur dianggap syirik, berhala masa kini dan ada juga yang mengatakan bid’ah. Pemikiran-pemikiran yang hanya berorientasi pada kekayaan pikiran tanpa di dasari prinsip-prinsip moral yang terkandung didalmnya.

Kalau kita lebih ektrim lagi, jangankan ziarah kubur, makan nasipun menjadi syirik, kalau percaya nasi itu membuat kita kenyang tanpa siapa Dzat yang membuat kita kenyang. Contohnya, kedua orang tua yang telah wafat mendahului kita dan tidak sama sekali kita mengingatnya walaupun sekedar berziarah ke pusaranya, maka sesungguhnya, Kita menjadi lupa tak tau terimakasih terhadap orang-orang pendahulu, manusia yang telah membuat kita ada.

Dalam kontek ziarah kubur khususnya di Indonesia adalah menjadi salahsatu barometer, malakukan sunnah-sunnah nabi Muhammad SAW. Nabi akhir zaman yang tidak ada lagi nabi sesudahnya. Dalam beberapa hadist nabi bersabda tentang keutamaan ziarah kubur, diantaranya

وَفِى رِوَايَةٍ أُخْرَى : زَارَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَبْرَ اُمِّهِ, فَبَكَي وَاَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ (اَخْرَجَهُ مُسْلِمْ وَاْلحَكِيْم

Artinya :    Dalam riwayat yang lain dari Abu Hurairah bahwa : Nabi s.a.w. ziarah ke makam ibunya kemudian menangis lalu menangislah orang-orang sekitarnya. (H.R. Muslim [hadits ke 2256], dan al-Hakim [hadits ke 1390]).

Jadi dengan demikian, menangis di dekat kubur tidaklah berimplikasi pada kekafiran, begitu juga tidak mendatangkan siksa bagi mayit yang ditangisi.
Adapun Pendapat para ulama’ tentang ziarah kubur diantaranya:
1.    Imam Ahmad bin Hanbal

Ibnu Qudamah dalam kitabnya “al-Mughni” menceritakan bahwa Imam Ahmad bin Hanbal pernah ditanya pendapatnya tentang masalah ziarah kubur, manakah yang lebih utama antara ziarah kubur ataukah meninggalkannya. Beliau Imam Ahmad kemudian menjawab, bahwa ziarah kubur itu lebih utama.

2.    Imam Nawawi

Imam Nawawi secara konsisten berpendapat dengan hukum sunahnya ziarah kubur. Imam Nawawi juga menjelaskan tentang adanya ijma’ dari kalangan ashabus Syafi’i (para pengikut Imam Syafi’i) tentang sunahnya ziarah kubur.

Dengan ziarah kubur kita menjadi lebih ingat mati dan bisa mengendalikan diri yang seiring waktu selalu di goda oleh syetan terkutuk laknatullah. Sehingga, gairah hidup kian bermakna bersama sunnah-sunnah yang di ajarkan nabi Muhammad SAW..gbr: riaupos

minimal membaca kalimat berikut ini ketika kita melewati makam.

 

salam

 

 

Tinggalkan Balasan