Seminar internasional tentang konflik dan proses demokratisasi Arab spring di timur tengah akan digelar di Pondok Pesantren Al-Hikam Depok Jakarta pada tanggal 30-31 Oktober 2014 kerjasama ICIS (Internasional Conference of Islamic Scholars), BNPT (Badan Nasional penanggulangan Terorisme) dan Kementerian Luar Negeri.
Misbahus Salam salah satu orang dekat Sekjen ICIS KH. Hasyim Muzadi menjelaskan bahwa konflik dan proses demokratisasi serta Arab spring di timur tengah sangat penting didiskusikan. Karena, pertama, terkait dengan nasib keamanan umat Islam dan masyarakat umum yang mengalami konflik.
Kedua, adanya ISIS (Islamic State of Iraq Syiria) yang sekarang merebak hingga ke Indonesia dan menjadi opini dunia, ketiga ; adanya gejolak konflik dibeberapa Negara timur tengah seperti Mesir, Irak, Syiria, Libya, Tunisia, Al-Jazair, Yordania, Maroko, Yaman, Palestina, dan Israil. Negara-negara itu mengalami konflik sosial dan politik yang harus kita fikirkan bersama, terutama kita harus bisa membentengi Indonesia dari ideologi transnasional yang dapat berpengaruh pada ideologi Negara Indonesia.
Dalam acara itu, kata Misbah, Katib Syuriyah PBNU KH. Afifuddin Muhajir diminta menulis makalah Al-Washathiyyah Al-islamiyyah wa Madzharuha fi Daulati Pancasila (Indonesia) atau Moderasi Islam dan manifestasinya di Negara pancasila (Indonesia).
Akan hadir sebagai narasumber Dewan Waqaf Sunni Irak, KEMLU Irak, BNPT Irak yang akan membedah ISIS di Irak. Najih Ibrahim (Mesir), Bhasar Samarah (Syiria ), akan menyampaikan tentang Transisi demokrasi dan Arab Spring. Jend. TNI Dr. Moeldoko (Panglima TNI), Jend. Pol. Sutarman (Kapolri), Irjen (Purn) Ansyad Mbai (kepala BNPT) akan membahas Stabilitas dan keamanan negara. Dan Farez Mehdawi (Duta Besar Palestina), Febrian Alphyanto Ruddyard (Direktur TIMTENG KEMENLU RI). Sedangkan peserta seminar dari Ulama dan cendikiawan dalam dan luar negeri serta para duta besar di timur tengah.
Seminar internasional itu akan di dihadiri oleh Ibu Megawati Soekarno Putri dan menteri Luar negeri Indonesia, Retno Marsudi sebagai Keynote Speech, serta utusan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. (HMS)