Surabaya, Cyberdakwah — Tujuan diselenggarakannya kegiatan seminar internasional yang dilanjutkan dengan daurah nasional Aswaja murni demi meneguhkan akidah sebagai identitas Islam Nusantara. Tidak ada tujuan penggalangan suara jelang Muktamar NU tahun depan serta tujuan politis yang lain.
“Kita telah diingatkan oleh hadratus syaikh KH Hasyim Asy’ari bahwa umat Islam adakan menghadapi tiga tantangan besar yakni kelompok Syiah Rofitoh, Salafi Wahabi dan kalangan liberalis,” kata Direktur PW Aswaja NU Center Jawa Timur, KH Abdurrahman Navis saat memberikan sambutan, Selasa (23/12/2014).
Peringatan tersebut disampaikan Kiai Navis, sapaan akrabnya sebagai pembuka saat memberikan sambutan atas nama Aswaja NU center pada seminar internasional yang diselenggarakan di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Seminar menghadirkan narasumber para ulama dan akademisi dari Malaysia dan Indonesia.
“Berdasarkan amanat Muktamar NU di Makassar serta rekomendasi dari Konferensi Wilayah NU Jawa Timur bahwa keberadaan Ahlus Sunnah wal Jamaah harus diteguhkan keberadaannya,” kata dosen di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini. Aalagu secara kasat mata telah banyak pendangkalan dan rongrongan bagi Aswaja di sejumlah kawasan, lanjutnya.
Karena itu keberadaan seminar internasional yang dilanjutkan dengan penandatanganan kerjasama dengan kontingen Malaysia, sebagai bagian dari implementasi dari amanah tersebut. Dan pada kegiatan selanjutnya yakni hingga Jum’at (26/12) diselenggarakan daurah Aswaja tingkat nasional yang menghadirkan peserta dari seluruh PWNU se Indonesia.
“Jadi kegiatan yang diselenggarakan hari ini hingga Jum’at mendatang adalah murni kaderisasi, bukan penggalangan suara jelang Muktamar NU tahun depan maupun tujuan politis yang lain,” tandas Kiai Navis yang disambut aplaus hadirin.
Bagi Wakil Ketua PWNU Jatim, kesadaran akan kian terdesaknya anak muda dengan berbagai aliran ekstrim kanan maupun kiri hendaknya menjadi keprihatinan bersama. Dan langkah cepat harus segera dilakukan dengan melakukan berbagai pendalaman Aswaja seperti yang diselenggarakan kali ini.
“Kami berharap, usai kegiatan daurah nasional, maka para kontingen dapat menggagas terbentuknya Aswaja NU Center di masing-masing daerah,” katanya. Dan bila hal ini telah dilakukan, maka pada Muktamar tahun depan Kiai Navis berharap keberadaan Aswaja NU Center bisa menjadi lembaga khusus di lingkungan NU.
“Ya semacam Densus 99 untuk meneguhkan Islam Aswaja di seluruh Nusantara,” terangnya. Dan untuk bisa meraih hal ini, yang harus dilakukan adalah kerja keras dan lillahi ta’ala, bukan tujuan jangka pendek apalagi dengan pamrih duniawi.
Seminar dan daurah Aswaja ini dihadiri oleh Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, Rais PWNU Jatim, KH Miftachul Akhyar, Ketua PWNU Jatim, KH Mutawakkil Alallah, juga KH Abdusshomad Bukhori, Ketua MUI Jatim. (s@if)