MTQ (Musabaqah Tilawtil Qur’an) resmi ditutup pada kemarin malam, Minggu, 28 Desember 2014. Namun, suasananya masih terasa sampai sekarang, mungkin karena nuansa kota santri Situbondo yang menjadi tuan rumah. Pamflet dan banner besar yang ada di jalan utama kota Situbondo menandakan antusias MTQ begitu besar, baik dari pemerintah daerah, panitia, dan masyarakat kota santri.
MTQ resmi ditutup Bupati Dadang Wigiarto. Penutupan MTQ ditandai pesta kembang api di alun-alun kota Situbondo dan penyerahan trophy kepada juara umum kepada kalifah asal Kraksan Probolinggo yang menjadi juara umum oleh Bupati Situbondo. Sedangkan tuan rumah, harus puas di posisi runner up.
Secara terperinci, dari semua kategori yang diperlombakan, kafilah asal Kraksan Probolingg berhasil menyabet 43 trophy, posisi kedua Kabupaten Situbondo 42 trophy, sedangkan juara umum ke III diraih kafilah Malang, dengan 36 trophy. Sebagai tuan rumah, Bupati Situbondo, Dadang Wigiarto berharap, kegiatan MTQ ini akan bisa memotivasi generasi muda mengamalkan nilai-nilai qur’ani.
Ulama dan Pejabat di MTQ
Ulama dan pejabat pemerintah daerah Jawa Timur termasuk Bupati Situbondo yang menghadiri pembukaan dan penutupan MTQ ke XII tentu berharap, sebanyak 800 peserta dari 34 kabupaten dan kota se-Jawa Timur yang melakukan pawai keliling kota pada hari pertama, menjadikan momen istimewa ini sebagai ajang pengenalan Al-Qur’an kepada masyarakat luas, sesuai dengan tema MTO, “Melalui MTQ, kita tingkatkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dan bernegara.”
Harapan dari MTQ
Selaras dengan itu, ketua DPWNU Jatim, KH. Mutawakkil Alallah, mengatakan, melalui kegiatan MTQ ini diharapkan generasi muda semakin mencintai Al-Qur’an. Karena dengan kecintaan kepada Al-Qur’an bisa diharapkan akan tercipta generasi inteprener yang berjiwa Al-Qur’an.
Apalagi, peserta yang mengikuti lomba MTQ adalah putra-putri dari berbagai kategori, tingkat anak-anak, remaja dan dewasa. Apa yang diharapkan DPWNU Jatim akan pelaksanaan MTQ yang dipusatkan di Masjid Al Askar Polres Situbondo, Masjid Agung Situbondo, Masjid Al Abaror, serta Masjid Perumnas Panji ini, tampaknya bisa terealisasikan dengan baik.
Ketua Jam’iyyah Qurro’wal Huffazh (JQH) Nahdatul Ulama Jawa Timur, Zainul Arifin menegaskan, kegiatan ini adalah program besar Nahdatul Ulama (NU) sesuai hasil musyawarah kerja NU di Tambak Beras, Jombang. MTQ ini melibatkan berbagai unsur NU, di antaranya Pagar Nusa, Fatayat, IPPNU dan Ansor. Ia berterimakasih kepada Pemerintah Daerah Situbondo dan pengurus NU, baik tingkat Jawa Timur maupun kabupaten atas kerja keras mensukseskan MTQ (25-27 12 2014).
Membumikan Al-Qur’an
Menarik ketika kegiatan MTQ yang rutin dilakukan 2 tahun sekali ini melakukan kirap taaruf diiringi drumband dari kesatuan Yonif 500 Raider Kodam Brawijaya V Surabaya. Kirap berangkat dari depan kantor Pendopo Kabupaten, diikuti seluruh perserta MTQ dan siswa SMA di Situbondo.
Di samping memberi apresiasi kepada para peserta yang hafal Al-Qur’an dari berbagai lembaga di Jawa Timur, implementasi dari kegiatan ini semoga dapat membumikan Al-Qur’an, tidak hanya sebatas harfiyah ayatnya saja, namun dalam orientasi kehidupan sehari-hari, sehingga terciptanya manusia-manusia berjiawa Al-Qur’an, khususnya masyarakat Situbondo.
Oleh: H. R. Umar Faruq