[Hot Info] Inilah 11 Alasan Pentingnya Memperingati Maulid Nabi.

0
516

Jadi ceritanya kayak gini sodara-sodara. Kemaren-kemaren, habis pulang dari kampus, seperti biasa gue langsung nyalain laptop gue. Dan seperti biasa gue langsung buka Facebook dan Twitter. Dan seperti biasa pula, gue cuma scroll-scroll ke bawah dan ke atas lihatin Timeline gak jelas. Tiba-tiba mata gue terpaku pada sebuah tweet milik Warta NU. Tweet tersebut berbunyi gini, ā€œ10 Alasan Pentingnya Memperingati Maulid Nabi ā€¦ā€ Disertai pula dengan link yang terhubung ke pondoktremas.com. Yah di sana ada artikel yang membahas alasan pentingnya memperingati Maulid Nabi. Dan ternyata di bawah artikel itu tertulis sumbernya adalah dari NU Online yang juga telah di post diĀ nu.or.id. Wah, gue jadi semakin tertarik buat membacanya, bung!

ā€œLhah ngapain lo sebegitu tertariknya dengan artikel itu, Zop? Bukanya memperingati Maulid Nabi udah jadi kewajiban kita sebagai umat Nabi? Ngapain butuh alasan?ā€

Yahhh, gimana ya gue bilangnya. Lo yang berpikiran begitu berarti lo adalah ORANG NU, sama kayak gue, yang sudah sewajarnya memperingatinya. Tapi anak muda, banyak umat Islam di luar sana yang ENTAH KENAPA masih ragu atau BAHKAN gak mau memperingati Maulid Nabi. Yahhh, seperti biasanya, mereka berdalil kalau Maulid itu Bidā€™ah lah, gak ada dasar dalilnya lah, dan alasan-alasan gak jelas lainnya. Makanya ketika gue lihat post masalah alasan pentingnya Maulid ini, gue jadi sangat tertarik. Ya, gue pengen berbagi dan jelasin ke lo semua, kenapa kita WAJIB memperingati kelahiran junjungan kita, junjungan alam semesta, kekasih Allah SWT, Sayyidina wa Maulana Muhammad SAW.

Oh ya, post ini sekalian buat menjawab pertanyaan adik kelas SMA gue. Sekitar 1-2 bulan yang lalu dia tanya ke gue masalah kenapa kita memperingati Maulid Nabi padahal gak ada dalil yang secara jelas menyuruh kita melakukannya. Ya, akhirnya dia ragu mau memperingati atau gak. Bahkan, dia ngasih lihat postingan orang siapa gitu, yang intinya dia nulis gini, ā€œMasa orang Islam kok ngikut-ngikut agama lain? Kristen memperingati kelahiran Isa, kalian ikut-ikutan memperingati kelahiran Nabi Muhammad.ā€ Intinya orang itu mengatakan bahwa kami, orang NU, yang suka memperingati Maulid, dikatakan meniru agama lain. Padahal sodara, orang yang ngepost itu orang Islam, ORANG ISLAM! Bener ya kata Gus Dur, jaman sekarang banyak orang yang hafal Al-Qurā€™an dan Hadits, tapi suka mengafirkan orang Islam lainnya. Yahhh, jujur gue emosi banget dikatain ngikut-ngikut agama lain.

Bulan maulid telah tiba. Lantunan barzanji, dhibaā€™, duror, dan puji-pujian kepada Rasulullah SAW menggema di setiap masjid dan musholla, bahkan lapangan. Para santri berlomba mendendangkan dengan lagu yang indah. Suara yang merdu Ā menambah khusyuā€™ hati kyai membayangkan kehadiran Kanjeng Nabi. Anak-anak kecil berkalung sarung cerah gembira menunggu jajanan yang sebentar lagi dihidangkan.Ā Allahumma sholli wa sallim ā€˜alaihi. Ya Allah, cuma ngetik gini aja gue udah pengen netesin air mata. Ya, begitulah suasana maulid yang dimeriahkan umat muslim Nusantara semestinya. Bulan maulid adalah bulan suka-cita. Cerah sinarnya menyibakkan kegelapan yang menyelimuti umat manusia. Meski tradisi peringatan maulid telah berurat-akar di tanah air ini, entah kenapa sekarang banyak yang mulai bersuara gak jelas menyalahkan tradisi mulia ini.

Dalam bukunyaĀ Kalimatun Hadiā€™atun fil Bidā€™ah, Kalimatun Hadiā€™atun fil Ihtifal bil Maulid, Kalimatun Hadiā€™atun fil Istighatsah, Dr. Oemar Abdullah Kamil, menerangkan beberapa hal yang berhubungan tentang peringatan maulid Rasulullah SAW.

Ada 11Ā alasan yang menjadikan pentingnya memperingati Maulid Nabi!

 

PERTAMA, bahwa Allah SWT memberkati dan mengagungkan hari dan tanah kelahiran para Nabi. Apalagi hari kelahiran Rasulullah SAW. Oleh karena itu sudah sepantasnya kita sebagai umat Rasulullah memuliakan hari kelahirannya. Ā Hal ini berdasar pada kisah dalam sebuah hadits yang dinukil oleh Ibnu Hajar dalamĀ Fathul BariĀ jilid VII bahwa ketika dalam perjalanan Miā€™raj, Rasulullah SAW diperintahkan malaikat Jibril sholat dua rokaat di Bethlehem. Setelah Rasulullah SAW selesai sholat, Jibril lalu bertanya ā€œapakah kamu tahu di mana kamu shalat saat itu?ā€ Rasulullah SAW menjawab ā€œtidakā€ dan Jibril berkata lagi ā€œkamu shalat di Bethlehem tempat kelahiran Nabi Isaā€. Demikian potongan hadits tersebut:

ā€¦Ų«Ł… Ł‚Ų§Ł„ Ł„ŁŠ Ų§Ł†Ų²Ł„ ŁŲµŁ„ ŁŁ†Ų²Ł„ŲŖ ŁˆŲµŁ„ŁŠŲŖ ŁŁ‚Ų§Ł„ Ł„ŁŠ Ų§ŲŖŲÆŲ±ŁŠ Ų§ŁŠŁ† ŲµŁ„ŁŠŲŖ ŲŸ ŁŁ‚Ł„ŲŖ Ł„Ų§ŲŒ Ł‚Ų§Ł„ ŲµŁ„ŁŠŲŖ ŁŁŠ ŲØŁŠŲŖ Ł„Ų­Ł… ŲØŁ†Ų§Ų­ŁŠŲ© ŲØŁŠŲŖ Ų§Ł„Ł…Ł‚ŲÆŲ³ŲŒ Ų­ŁŠŲ« ŁˆŁ„ŲÆ Ų¹ŁŠŲ³Ł‰ ŲØŁ† Ł…Ų±ŁŠŁ… Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ Ų§Ł„Ų³Ł„Ų§Ł… Ų«Ł… Ų±ŁƒŲØŲŖ ŁŁ…Ų¶ŁŠŁ†Ų§

Hadits di atas membuktikan betapa Allah dan Rasul-Nya menghormati tanah kelahiran Nabi Isa AS sebagai Nabi Allah SWT. Sekaligus juga menunjukan kesadaran beliau akan arti sebuah sejarah bagi kehidupan umat manusia.

Demikian pula Allah SWT merahmati hari hari kelahiran Nabi Isa dengan kesejahteraan sebagaimana temaktub dalam surat Maryam ayat 33.

ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³ŁŽŁ‘Ł„Ų§Ł…Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁŽŁ‘ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ ŁˆŁŁ„ŁŲÆŁ’ŲŖŁ

ā€œDan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkanā€ (Maryam: 33)

Jikalau Allah swt memberkati hari kelahiran Nabi Isa as, bukankah berarti hari kelahiran Rasulullah saw lebih diberkati dan dilimpahi kesejahteraan? Sesungguhnya semua hari itu sama, diciptakan dan ditentukan oleh Allah SWT, oleh karenanya Allah berhak memuliakan dan meng-istimewakan hari-hari pilihan-Nya. Hal ini dapat dibuktikan dalam beberapa ayat dalam al-Qurā€™an dimana Allah Ā dengan TEGAS menentukan nilai dari hari-hari (ayyam) tersebut. Diantaranya dalam Surat Ibrahim ayat 5 dan al-Jatsiyah ayat 14

ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų³ŁŽŁ„Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ł…ŁŁˆŲ³ŁŽŁ‰ ŲØŁŲ¢ŁŠŲ§ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ų£ŁŽŲ®Ł’Ų±ŁŲ¬Ł’ Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽŁƒŁŽ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„ŲøŁŁ‘Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†ŁŁ‘ŁˆŲ±Ł ŁˆŁŽŲ°ŁŽŁƒŁŁ‘Ų±Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ£ŁŽŁŠŁŽŁ‘Ų§Ł…Ł Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł

ā€œDan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): “Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allahā€ā€ (Ibrahim: 5)

Ł‚ŁŁ„Ł’ Ł„ŁŁ„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ ŁŠŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ł„ŁŁ„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ±Ł’Ų¬ŁŁˆŁ†ŁŽ Ų£ŁŽŁŠŁŽŁ‘Ų§Ł…ŁŽ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ł„ŁŁŠŁŽŲ¬Ł’Ų²ŁŁŠŁŽ Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł…Ł‹Ų§ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŁˆŲ§ ŁŠŁŽŁƒŁ’Ų³ŁŲØŁŁˆŁ†ŁŽ

ā€œKatakanlah kepada orang-orang yang beriman hendaklah mereka memaafkan orang-orang yang tiada takut hari-hari Allah karena Dia akan membalas sesuatu kaum terhadap apa yang telah mereka kerjakanā€ (al-Jasiyah: 14).

 

KEDUA,bertolak dari kisah Abu Lahab, paman Rasulullah SAW yang memerdekakan budaknya bernama Tsuwaibah al-Aslamiyyah pada hari kelahiran Rasulullah SAW. Begitu girangnya Abu Lahab atas kelahiran keponakannya yang bernama Muhammad SAW, sehingga ia memerdekakan Tsuwaibah al-Aslamiyyah yang sekaligus berlaku sebagai orang pertama yang menyusui Muhammad SAW.

Walaupun dalam Surat al-Lahab, Allah SWT telah memfonisnya sebagai orang yang celaka di dalam neraka, tetapi berkat rasa girangannya semasa hidup atas kelahiran Muhammad SAW, ia pun mendapatkan syafaat setiap hari senin dengan merasakan kesejukan. Begitulah diceritakan oleh Ibnu Katsir dalam kitabnya Bidayah wan Nihayah halaman 272-273.

Cerita Ibnu Katsir ini juga termuat dalam hadits shahih Bukhari ā€œsesungguhnya Abu Lahab berkata kepada saudaranya Abbas di dalam mimpinya: ā€œsungguh dia telah meringankan penderitaanku setiap hari seninā€ā€.

Begitu pentingnya riwayat ini sehingga al-Hafidz Syamsyuddin bin Nashiruddin ad-Dimasyqi dalam kitabnyaĀ Mawridus Shadi fi Maulidil HadiĀ menuturkan:

ā€œJikalau seorang kafir ini telah dicela dengan ā€˜tabbat yadaā€¦ā€™ yang kekal di neraka.Telah diringankan setiap hari Senin karena bergembira dengan kelahiran Muhammad.Ā Maka, apa yang kira-kira akan dianugerahkan kepada hamba yang selalu berbahagia dengan kelahiran Rasul-Nya selama hayat hingga meninggal dalam Islam?ā€

Tuh, kira-kira apa yang bakalan didapat warga NU yang selalu memperingati Maulid Nabi bahkan setiap malam Jumā€™at juga memperingatinya? Insya Allah keberkahan yang tidak ternilai tentu saja.

 

KETIGAĀ mengapa harus memperingati hari Maulid adalah bahwa Rasulullah SAW sendiri mementingkan berpuasa pada hari tersebut. Yaitu setiap hari senin seperti yang diriwayatkan oleh Abi Qatadah dalam Imam Muslim;

Ų¹ŁŽŁ†Ł’ Ų§ŁŽŲØŁŁŠŁ’ Ł‚ŁŽŲŖŁŽŲ§ŲÆŁŽŲ©ŁŽ Ų±ŁŽŲ¶ŁŁŠŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ†Ł’Ł‡Ł Ų§ŁŽŁ†ŁŽŁ‘ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŽŁ‘Ł…ŁŽ Ų³ŁŲ¦ŁŁ„ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ ŲµŁŽŁˆŁ’Ł…Ł ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł’Ł„ŁŲ§Ų«Ł’Ł†ŁŽŁŠŁ’Ł†Ł ŲŸ ŁŁŽŁ‚Ų§ŁŽŁ„ŁŽ Ų°ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŒ ŁˆŁŁ„ŁŲÆŁ’ŲŖŁ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŒ ŲØŁŲ¹ŁŲ«Ł’ŲŖŁ Ų§ŁŽŁˆŁ’ Ų§ŁŒŁ†Ł’Ų²Ł„ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁŽŁ‘ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł

ā€œDari Abu Qotadah R.A, sesungguhnya Rosululullah SAW ditanya tentang puasa Senin. Maka beliau menjawab: “Hari Senin adalah hari lahirku, hari aku mulai diutus atau hari mulai diturunkannya wahyu”ā€.Ā (HR Muslim)

Sabda ā€yauma wulidtu fihiĀ (itu adalah hari aku dilahirkan)ā€ adalah kalimat yang MENEKANKAN betapa hari tersebut sangatlah berharga bagi Rasulullah SAW, sehingga beliau berpuasa di hari itu. Meskipun tidak ada perintah langsung dari Rasulullah mengenai penghormatan tersebut, tetapi bagi umat yang TAHU DIRI tentunya hadits tersebut telah LEBIH DARI cukup untuk menjadi tanda.

AlasanĀ KEEMPATĀ adalah bahwa Rasulullah SAW sangat mementingkan nilai kesejarahan sebuah kejadian. Sebagaimana beliau sadari bahwa waktu tidak mungkin kembali lagi. Manusia hanya bisa mengingat momentum tersebut dan menjadikannya sebagai ā€œibrohā€ pelajaran di masa kini dan masa depan. Oleh karena itulah Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk berpuasa di hari 10 Ā bulan Muharram (asyuroā€™) untuk memperingati kemenangan Nabi Musa AS atas Raja Firā€™aun. Demikian tersebut dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Abbas Radiyallahu ā€˜anhu dalam Shahih Bukhari No. 1900,

Ł‚ŁŽŲÆŁŁ…ŁŽ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘ŲØŁŁŠŁŁ‘ ŲµŁŽŁ„ŁŽŁ‘Ł‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŽŁ‘Ł…ŁŽ Ų§Ł„Ł…ŁŽŲÆŁŁŠŁ’Ł†ŁŽŲ©ŁŽ ŁŁŽŲ±ŁŽŲ£ŁŽŁ‰ Ų§Ł„ŁŠŁŽŁ‡ŁŁˆŁ’ŲÆŁŽ ŲŖŁŽŲµŁŁˆŁ’Ł…Ł ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų¹ŁŽŲ§Ų“ŁŁˆŁ’Ų±ŁŽŲ§Ų” ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ:Ł…Ų§ŁŽ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲŸ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŁˆŁ’Ų§ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŒ ŲµŁŽŲ§Ł„ŁŲ­ŁŒ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŒ Ł†ŁŽŲ¬ŁŽŁ‘Ł‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲØŁŽŁ†ŁŁŠŁ’ Ų„ŁŲ³Ł’Ų±ŁŽŲ§Ų¦ŁŁŠŁ’Ł„ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’ Ų¹ŁŽŲÆŁŁˆŁŁ‘Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁŁŽŲµŁŽŲ§Ł…ŁŽŁ‡Ł Ł…ŁŁˆŁ’Ų³ŁŽŁ‰. Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ: ŁŁŽŲ£ŁŽŁ†Ų§ŁŽ Ų£ŁŽŲ­ŁŽŁ‚ŁŁ‘ ŲØŁŁ…ŁŁˆŁ’Ų³ŁŽŁ‰ Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŁ…Ł’. ŁŁŽŲµŁŽŲ§Ł…ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽ ŲØŁŲµŁŁŠŁŽŲ§Ł…ŁŁ‡Ł

ā€œTatkala Nabi Shallallahuā€™alaihi wasallam datang ke Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa di hari ā€˜Asyura. Beliau Shallallahu ā€˜alaihi wassalam bertanya, ā€œHari apa ini?ā€. Orang-orang Yahudi menjawab, ā€œIni adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Musa ā€˜Alaihissalam berpuasa pada hari ini. Nabi Shallallahuā€™alaihi wasallam bersabda, ā€œSaya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi).ā€ Maka beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummatnya untuk melakukannyaā€. [HR Al Bukhari]

Kesadaran Rasulullah SAW atas pentingnya nilai sejarah haruslah kita teladani. Diantara bukti peneladanan tersebut tentu saja dengan mengadakan peringatan maulid Nabi kita sendiri.

 

KELIMA adalah sebuah hadits yang dijadikan landasan oleh as-Suyuthi dalam kitabnya Husnul Maqashid fi ā€˜Amalil Maulid bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW mengakikahkan dirinya setelah menerima wahyu kenabian. Padahal telah diriwayatkan bahwa Abdul Muthallib, sang kakek Rasulullah itu, telah mengakikahkannya pada hari ke tujuh setelah kelahirannya, sedangkan akikah tidak perlu diulang dua kali. Oleh karena itu, menurut As-Suyuthi hadits ini memiliki makna lain bahwa apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW merupakan bentuk syukur kepada Allah SWT yang telah menciptakannya sebagai rahmat bagi seluruh alam serta penghormatan untuk semua umatnya. Sebagaimana beliau bershalawat atas dirinya sendiri. Oleh sebab itu, kita juga disunnahkan untuk memperlihatkan rasa syukur atas kelahiran Rasulullah SAW dengan berkumpul sesama saudara, kawan, memberi makan fakir miskin serta bentuk-bentuk peringatan lain yang menunjukkan kebahagiaan.

 

KEENAM adalah keterangan dari beberapa hadits yang mengistimewakan hari Jumā€™at sebagai hari kelahiran Nabi Adam AS. Hal ini bisa dijadikan qiyas (analogi) kemuliaan hari kelahiran Rasulullah SAW. Dalam sunan at-Turmudzi hadits no. 491, Rasulullah SAW menyatakan bahwa:

Ų®ŁŠŲ±ŁŠŁˆŁ… Ų·Ł„Ų¹ŲŖ ŁŁŠŁ‡ Ų§Ł„Ų“Ł…Ų³ ŁŠŁˆŁ… Ų§Ł„Ų¬Ł…Ų¹Ų© ŁŁŠŁ‡ Ų®Ł„Ł‚ Ų£ŲÆŁ…

ā€œHari yang paling mulia adalah hari Jumā€™at, hari diciptakannya nabi Adamā€.

Begitu juga yang diriwayat an-Nasaā€™ai dan Abu Daud dengan sanad Sahih bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Ų„Ł† Ł…Ł† Ų£ŁŲ¶Ł„ Ų£ŁŠŲ§Ł…ŁƒŁ… ŁŠŁˆŁ… Ų§Ł„Ų¬Ł…Ų¹Ų© ŁŁŠŁ‡ Ų®Ł„Ł‚ Ų£ŲÆŁ… ŁˆŁ‚ŲØŲ¶ ŁˆŁŁŠŁ‡ Ų§Ł„Ł†ŁŲ®Ų© ŁˆŁŁŠŁ‡ Ų§Ł„ŲµŲ¹Ł‚Ų© ŁŲ£ŁƒŲ«Ų±ŁˆŲ§ Ų¹Ł„ŁŠ Ł…Ł† Ų§Ł„ŲµŁ„Ų§Ų© ŁŁŠŁ‡ ŁŲ„Ł† ŲµŁ„Ų§ŲŖŁƒŁ… Ł…Ų¹Ų±ŁˆŲ¶Ų© Ų¹Ł„ŁŠ

ā€œSesungguhnya hari yang paling mulia diantara hari-hari kalian adalah hari jumā€™at. Pada hari itulah Adam diciptakan, diwafatkan, ditiupkan ruh dan dibangkitkan. Maka perbanyaklah shalawat kepadaku (kepada Rasulullah saw) pada hari itu. Sesungguhnya shalawat kalian akan sampai padakuā€¦ā€

Sebenarnya objek kajian dalam dua hadits di atas tidak sekedar keistimewaan hari Jumā€™at tetapi momentum yang termuat di dalamnya yaitu hari kelahiran, hari kewafatan dan hari kebangkitan Nabi Adam AS sebagai bapak manusia. Dengan kata lain, kemuliaan dan keagugan itu sama sekali tidak mengacu pada hari itu sendiri. Melainkan pada apa yang pernah terjadi pada hari itu. Dengan demikian, ia bisa diperingati berulang-ulang, baik setiap minggu, atau setiap tahun sebagai wujud rasa syukur kepada Allah ata nikmat yang telah dilimpahkan-Nya. Jadi jelas kan kenapa orang NU membaca Maulid seperti barzanji, dhibaā€™, dll setiap malam jumā€™at? Ya karena kita memperbanyak sholawat di malam Jumā€™at. Karena hadits di atas pun mengatak demikian.

 

KETUJUH yang mengambil pelajaran dari kisah para nabi (Nabi Yahya, Nabi Isa, dan Maryam ) yang diceritakan dalam Al-Qurā€™an dengan tujuan meneguhkan hati Rasulullah SAW sebagai seorang rosul. Sebagaimana disebutkan dalam surat Hud ayat 120:

ā€œDan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu.ā€

Artinya, kisah-kisah Nabi yang diceritakan Allah swt kepada Nabi Muhammad SAW dalam Al-Qurā€™an sebenarnya bertujuan untuk menguatkan hati Rasulullah SAW. Maka kisah tentang kehidupan Rasulullah SAW (sirah nabi) yang disebut-sebut dalam acara maulidurrasul berfungsi sebagai peneguh hati (kita) umatnya. Bukankah hal ini sebuah kebaikan dan perlu dilestarikan? Sekali lagi tahu kan kenapa kami orang NU selalu dan selalu memperingati Maulid gak cuma setiap tahun, tapi SEPANJANG tahun?

 

KEDELAPANĀ adalah alasan yang bersifat sosiologis. Peringatan Maulid Nabi merupakanĀ wasilahĀ untuk melaksanakan berbagai macam kebaikan, apalagi tradisi masyarakat kita yang selalu melaksanakan bersama-sama. Secara otomatis hal ini akan menambah syiar agama Islam itu sendiri sebagaimana dengan shalat Jumā€™ah. Dan lebih dari itu perkumpulan ini selalu menuntut berbagai macam kegiatan yang baik-baik. Sebut saja pengajian, majlis taā€™lim, berdzikir, bersedekah dan yang pasti adalah membaca shalawat dan menutur cerita kehidupan Rasululllah SAW. Seperti yang diperintahkan oleh Allah swt dalam Surat al-Ahzab ayat 56:

Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ŁˆŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘ŲØŁŁŠŁŁ‘ ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁŁ‘Ł‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ŁˆŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…ŁŁˆŲ§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ…Ų§Ł‹

ā€œSesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu sekalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.ā€Ā (Al-Ahzab: 56)

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan makna ayat tersebut bahwa Allah SWT menunjukkan kepada manusia derajat tingginya Rasulullah SAW, sehingga Allah SWT membacakan shalawat kepadanya. Dan memerintahkan semua manusia dan juga para malaikat untuk bershalawat juga.

Perintah bershalawat kepada Rasulullah SAW dan bukanlah sesuatu yang dilarang bahkan Rasulullah SAW memperbolehkannya. Demikian yang diceritakan oleh sebuah hadits sebagaimana disebut dalam shahih al-Bukhari yang diriwayatkan oleh Salmah bin al-Akwaā€™:

ā€œKami berperang bersama Rasulullah SAW dalam perang Khaibar. Saat itu kami berangkat pada malam hari. Lalu ada seorang lelaki berkata kepada Amir bin Akwaā€™ ā€œmaukah kamu memperdengarkan kepada kami bait-bait syairmu?ā€ Amir adalah seorang penyair. Lalu dia tinggal beberapa waktu dan bersyair:

Tidak kami maupun mereka akan mendapatkan petunjuk jika bukan karenamu

Tidak juga kami akan bersedekah atau bersembahyang

Maka maafkanlah kami ketika membelamu

Dan tetapkanlah kaki kami ketika bertemu musuh

Berikanlah ketenangan atas kami

Sungguh jika kami diseur, kami akan datang

Itu menunjukkan bahwa sholawat kepada Nabi yang bermacam-macam bentuknya seperti sekarang itu sebenarnya sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW dulu. Sama seperti sholawat yang dilantunkan kaum Anshor ketika menyambut kedatangan Nabi. Anehnya kenapa ada orang-orang yang bilang kalau sholawat itu Bidā€™ah bahkan Dlolalah? Pfffffffttt. Gimana ya gue ngomongnya, pakai otak dong bung kalau ngomong!

 

KESEMBILANĀ adalah Surat Yunus ayat 58 yang berbunyi

Ł‚Ł„ ŲØŁŲ¶Ł„ Ų§Ł„Ł„Ł‡ ŁˆŲØŲ±Ų­Ł…ŲŖŁ‡ ŁˆŲØŲ°Ł„Łƒ ŁŁ„ŁŠŁŲ±Ų­ŁˆŲ§ Ł‡Łˆ Ų®ŁŠŲ± Ł…Ł…Ų§ ŁŠŲ¬Ł…Ų¹ŁˆŁ†

ā€œKatakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmatNya itu adalah lebih baik dari pada apa yang mereka kumpulkan.ā€Ā (Yunus: 58)

Apakah yang dimaksud dengan rahmat dalam ayat di atas? Apakah bentuk rahmat itu? Para mufassir berbeda pendapat mengenai hal ini. Namun dalamĀ ulumul qurā€™anĀ diterangkan bahwa menafsirkan ayat dengan ayat al-Qurā€™an yang lain merupakan bentuk penafsiran yang paling kuat. Karenanya as-Suyuthi dalamĀ ad-Durrul MantsurĀ menafsirkan kata rahmat dengan Surat al-Anbiya ayat 107:

ŁˆŁ…Ų§Ų£Ų±Ų³Ł„Ł†Ų§Łƒ Ų„Ł„Ų§ Ų±Ų­Ł…Ų© Ł„Ł„Ų¹Ų§Ł„Ł…ŁŠŁ†

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alamĀ (al-Anbiya: 107)

Sebagaimana dikutip dari Ibnu Abbas:

ŁˆŲ£Ų­Ų±Ų¬ Ų£ŲØŁˆ Ų§Ł„Ų“ŁŠŲ® Ų¹Ł† Ų§ŲØŁ† Ų¹ŲØŲ§Ų³ ŁŁ‰ Ų§Ł„Ų£ŁŠŲ© Ł‚Ų§Ł„: ŁŲ¶Ł„ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ų§Ł„Ų¹Ł„Ł… ŁˆŲ±Ų­Ł…ŲŖŁ‡ Ł…Ų­Ł…ŲÆ ŲµŁ„Ł‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł… : Ł‚Ų§Ł„ Ų§Ł„Ł„Ł‡ (ŁˆŁ…Ų§ Ų£Ų±Ų³Ł„Ł†Łƒ Ų„Ł„Ų§ Ų±Ų­Ł…Ų© Ł„Ł„Ų¹Ų§Ł„Ł…ŁŠŁ†)

ā€œBahwa yang dimaksudkan dengan karunia Allah SWT adalah ilmu dan rahmat-Nya adalah Nabi Muahammad SAW. Allah SWT telah berfirman (Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam)ā€Ā (al-Anbiya: 107)

Maka menjadi jelas bahwa Rasulullah SAW memang diciptakan oleh Allah sebagai rahmat bagi alam jagad raya. Maka kalimat selanjutnya dalam Surat Yunus di atas yang berbunyi ā€œhendaklah mereka bergembiraā€ secara otomatis memerintahkan kepada umat muslim menyambit gembira atas rahmat tersebut. bukankah ini alasan yang sangat penting mengapa kita harus bergembira menyambutĀ maulidurrasul?

 

KESEPULUHĀ pentingnya memperingatiĀ maulidurrasulĀ adalah tidak adanya hukum yang jelas-jelas MELARANGNYA. Meskipun melaksanakan peringatan maulid juga bukanlah termasukĀ ibadah tauqifiyah.Ā Namun peringatan ini seringkali menjadi wahana mendekatkan diri kepada Allah SWT, yang tentu saja sangat dianjurkan.

Oleh karena itu, jika kacamata syariā€™at mengategorikan berbagai macam praktek ibadah menjadi dua yaitu yang disenangi dan dibenci, maka memperingati hari Maulid dapat dikategorikan sebagai ibadah yang disenangi syariat.

 

KESEBELASĀ karena saya mau merayakannya (ini tambahan dari editorĀ sendiri). Bulan maulid adalah momentum bagi kita umat muslim untuk bersedekah, walaupun sedekah bisa kapan saja. Tapi suasana sedekah ini sangat kental dibulan maulid, terutama dibeberapa daerah. Setiap rumah biasanya membuat sajian/makanan untuk diantarkan kemesjid atau kepesantren yang merayakan maulid. Selanjutnya sajian/makanan itu dibagikan kepada masyarakat yang hadir. Momentum yang saangat indah.

 

Demikianlah 11 alasan mengapa umat muslim perlu memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW yang dijabarkan oleh Omar Abdullah Kamel dalam kitabnyaĀ Kalimatun Hadiā€™atun fil Bidā€™ah, Kalimatun Hadiā€™atun fil Ihtifal bi Maulid, Kalimatun Hadiā€™atun fil Istighatsah.

Oke sekian dulu tulisan gue kali ini. Panjang banget bin ngkloter-ngkloter emang, tapi insya Allah bermanfaat. Semoga bagi kita, khususnya yang memang selama ini sudah memperingati Maulid Nabi, semoga semakin yakin dan semakin bersemangat dalam menjalankannya. Bagi yang masih ragu atau belum yakin dengan peringatan Maulid Nabi, semoga dengan membaca ini bisa yakin untuk memperingati kelahiran Nabi besar junjungan kita ini.

Sekian dari gue. Wallahul muwafiq ila aqwamiththoriq, tsummassalamu ā€˜alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. (Sumber:Ā http://shofiyullahcp17.blogspot.com)

Tinggalkan Balasan