Riyadh, Cyberdakwah — Para panglima angkatan bersenjata dari seluruh dunia akan berkumpul di ibu kota Arab Saudi, Riyadh pada Rabu (18/2/2015), untuk membahas cara terbaik mengatasi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Pertemuan tingkat tinggi selama dua hari itu akan dihadiri semua negara yang terlibat dalam koalisi melawan ISIS pimpinan AS, termasuk negara-negara kawasan Teluk.
“Saya kira pertemuan itu akan menjadi sebuah evaluasi umum terkait sudah sejauh mana operasi ini dan hal-hal yang harus dilakukan,” ujar seorang sumber diplomatik yang tidak mau disebutkan namanya.
Sumber lainnya mengatakan pertemuan itu merupakan ajang saling bertukar informasi dan kesempatan untuk bekerja sama dan bukan sebuah forum untuk mengambil sebuah keputusan besar.
Pembicaraan para petinggi negara-negara anti-ISIS ini bertepatan dengan mulai tumbuhnya kelompok militan itu di Libya yang semakin memanaskan situasi di Timur Tengah setelah menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah.
Sementara itu, negara-negara Arab semakin meningkatkan serangan mereka terhadap ISIS sejak awal Februari setelah pembunuhan brutal pilot Jordania, Maaz al-Kassasbeh.
Dalam beberapa hari terakhir sejumlah serangan ditujukan ke berbagai posisi ISIS. Uni Emirat Arab menghancurkan sejumlah penyulingan minyak ISIS sementara Mesir tak ketinggalan menyerang posisi kelompok itu di Libya.
Sedangkan negara terkuat di Timur Tengah, Arab Saudi sejak September tahun lalu sudah bergabung dengan koalisi internasional untuk melakukan serangan udara terhadap ISIS di Suriah.
Bulan lalu, Pentagon mengumumkan hampir 1.000 personel militer AS akan dikirim ke Arab Saudi, Turki dan Qatar untuk melatih para pemberontak moderat SUriah untuk melawan ISIS.
Sedangkan Jerman menjanjikan akan mengirim 100 tentaranya ke wilayah utara Irak untuk melatih pasukan Peshmerga Kurdi yang selama ini melawan ISIS. (Kom/S@if)