Berbagai serangan pemikiran dalam kehidupan sehari-hari untuk menghacurkan islam khususnya kaum nahdiyin terjadi di sekitar tanpa kita sadari. Mereka umumnya banyak mengutamakan media sosial terutama media maya yang kini banyak dinikmati kalangan muda kaum Nahdiyin.
Oleh karena itu harus ada cara pandang baru dan mendalam dalam memahami aswaja seutuhnya dengan membaca dan belajar kepada ahlinya.
Hal ini bisa dilihat dari tiga nilai dasar aswaja; yakni tawazun, tawasuth, dan i’tidal. Keseimbangan WAJIB ADA dalam menggunakan nash al-Qur’an dan al-Hadist beserta akal yang diberikan oleh Allah kepada kita. Karena cara pandang yang berbeda adalah cikal bakal Perbedaan dalam agama islam.
Lahirnya berbagai sekte-sekte islam di dunia ini diakibatkan oleh cara pandang yang berbeda. Ada yang seratus persen menggunakan nash al-Qur’an tanpa sedikitpun melibatkan akal pikirannya, ada juga yang mengedepankan akal pikirannya tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan dalam kitab suci yang menjadi rujukannya.
Dari dasar itulah timbul klaim hanya kelompoknya yang paling benar dan menyalahkan kelompok yang tidak sepaham dengannya. Mereka berambisi untuk menularkan pemikiran konyol itu dengan segala daya dan upaya. Hingga tidak jarang ia menggunakan kekerasan dan penindasan terhadap kaum yang lemah.
Berhati-hatilah dalam membaca artikel-artikel terutama blog atau websete yang yang mengatas namakan pembela islam dan mendiskreditkan paham kalangan Nahdiyin.