Makkah, Cyberdakwah — Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Sekjen Rabithah Alam Islami Syeikh Dr Abdullah bin Abdul Muhsin Al Turki sepakat untuk melakukan kerjasama pengembangan umat Islam Indonesia dalam bidang dakwah, pendidikan dan kebudayaan.
Komitmen ini dicapai setelah kedua pemimpin ini membahas berbagai isu mutakhir dalam pertemuan di Kantor Rabhitah Alam Islami, Makkah, Ahad (15/3/2015).
Dalam kunjungannya, Menteri Agama berharap Rabithah Alam Islami dapat meningkatkan perannya dalam membantu membentengi akidah dan menjaga umat dari paham-paham radikal yang tidak sesuai dengan karakter dan jatidiri bangsa Indonesia.
Menag mengakui, kondisi umat yang saat ini mulai terpengaruh oleh kondisi global, membutuhkan perhatian khusus agar tidak tercerabut dari budaya dasarnya sebagai penganut Ahlus Sunnah wal-Jamaah yang toleran dan moderat.
Seperti dilansir laman kemenag.go.id, Senin, Sekjen Rabhitah Alam Islami menyambut baik usulan Pemerintah Indonesia yang disampaikan oleh Menteri Agama. Ia mengapresiasi Pemerintah Indonesia yang telah berupaya keras untuk menjaga keselamatan umat Islam dari bahaya berbagai akidah yang menyimpang.
Syeikh Abdullah menuturkan bahwa mayoritas umat Islam Indonesia adalah berpaham Syafi’i. Karakter umat Islam Indonesia yang terbentuk oleh paham mayoritas ini di antaranya bersikap toleran, moderat dan anti kekerasan.
Syeikh Abdullah menerima usulan Menteri Agama mengenai perlunya upaya penangkalan paham-paham radikal, dan perlunya penyebaran paham-paham moderat. Antara lain, menurut Syeikh Abdullah, perlunya diadakan seminar internasional di Indonesia untuk tema-tema yang bersentuhan langsung dengan problem umat Islam.
Selain itu, Syeikh Abdullah juga setuju dengan upaya memperbanyak literatur kitab-kitab di perguruan tinggi dan lembaga pendidikan Islam serta pembekalan kepada aktivis dakwah dengan pengetahuan dan metodologi yang memadai.
Untuk itu, Syeikh Abdullah berharap Kementerian Agama bisa mendata buku-buku yang dibutuhkan dan jumlah yang disesuaikan dengan sebaran perguruan tinggi Islam di Indonesia serta melakukan seleksi aktivis dakwah untuk diberikan pelatihan langsung oleh Rabithah.
Kesepakatan kedua pemimpin ini nantinya akan dituangkan dalam MoU. Menurut Syeikh Abdullah, pihaknya akan menyusun draftnya terlebih dahulu, kemudian dikirim ke Kementerian Agama. Setelah disepakati, maka penandatanganannya, menurut Sekjen yang berharap Rabithah menjadi bagian dari Kemenag ini, bisa dilakukan di Jakarta, saat ia berkunjung ke Indonesia. (Ant/S@if)