NU Ingin Lestari? Ini 4 Hal yang Harus Diperhatikan

0
987

Surabaya, Cyberdakwah — Dalam data yang dilakukan Lembaga Survey Indonesia (LSI), setidaknya ada 84 juta lebih warga Indonesia yang menyatakan dirinya sebagai nahdliyin. Besarnya anggota hendaknya diimbangi dengan soliditas organisasi.

KH Said Aqil Siroj mengingatkan hal tersebut pada perhelatan Sukses Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di parkir utara kantor PWNU Jawa Timur, Sabtu (14/3/2015) malam. Di hadapan gubernur dan wakil gubernur, kapolda, pangdam, pengurus PWNU dan PCNU se Jawa Timur serta masyarakat luas, Ketua Umum PBNU ini menandaskan bahwa potensi jama’ah NU demikian tinggi.

“Namun untuk bisa menjadi jam’iyah atau organisasi yang solid, maka ada 4 hal yang harus dimiliki NU di semua tingkatan,” kata Kiai Said yang hadir bersama Ketua Panitia Nasional Muktamar, H Imam Aziz.
Prasyarat pertama adalah komposisi kepengurusan harus proporsional dan professional. “Jangan sampai memberikan jabatan kepada orang yang tidak memiliki kemampuan serta tidak mengetahui persoalan,” tandas Kang Said, sapaan akrabnya.

Karena itu Kiai Said mengajak kepada semua pengurus untuk mulai meninggalkan model rekrutmen pengurus karena sungkan atau pertimbangan kepantasaan. “Jangan lantaran yang bersangkutan putra kiai besar, maka harus dijadikan sebagai rais syuriah di NU setempat,” pesan Kiai Said.

Persyaratan kedua adalah harus transparan dan terbuka. “Open menejemen khususnya dalam hal keuangan harus menjadi hqal tidak terhindarkan dalam kepengursan NU,” ungkapnya. Hal tersebut seperti telah dilakukan PBNU yang mana sirkulasi keuangan jam’iyah dapat diakses oleh siapa saja, lanjutnya.

Hal ketiga yang harus dikuasai oleh NU adalah bekerjasama dengan siapa saja. “Silakan bekerjasama dengan pemerintah, dewan, perusahaan swasta, aparat keamanan dan siapa saja asalkan positif,” tandas Kiai Said.
Sedangkan yang keempat adalah, pengurus NU di semua tingkatan harus memiliki tanggungjawab. Dengan jaringan organisasi dari mulai PBNU hingga kepengurusan ranting, maka tanggungjawab harusnya menjadi bagian tidak terpisahkan bagi para pengurus di berbagai tingkatan.

KH Said Aqil Siroj hadir memberikan pengarahan dalam kegiatan ini sebagai upaya sosialisasi Muktamar ke-33 NU di Jombang pada awal Agustus mendatang. Acara ini juga dimeriahkan pementasan wayang kulit dengan dalang Ki Enthus Susmono. (S@if)

Tinggalkan Balasan