Surabaya, Cyberdakwah — Ada sejumlah artis yang dihadirkan pada kegiatan Refleksi Hari Lahir Pergerakan Mahasiswa Indonesia (PMII). Di antaranya adalah Khinanti Ayu Wardani yang lebih akrab dipanggil Dara KDI.
Kepada media ini, Dara mengemukakan rasa senangnya mendapat kesempatan tampil menghibur sejumlah kiai dan sahabat PMII. “Saya merasa cocok dan senang dengan kegiatan ini,” katanya, Kamis (16/4/2015) malam.
Bagi artis kelahiran Kudus ini, kegiatan PMII sangat cocok dengan dirinya. “Karena sama-sama anak muda,” katanya dengan senyumnya yang khas.
Penyanyi yang beken lewat salah satu kontes dangdut salah satu acara TV ini mengakui menemukan keselarasan dengan para aktifis mahasiswa Islam yang terhimpun dalam PMII. “Selera kita sama, yakni semangat muda,” ungkapnya.
Terkait keputusannya berjilbab, Dara mengungkapkan, jilbab merupakan sebuah komitmen dan prinsip. Baginya, jilbab dirasa dapat melindungi diri dari perbuatan yang kurang baik. ”Dengan memakai jilbab kita akan lebih dihargai orang lain,” terangnya. Dia menambahkan, jika memakai jilbab seolah ada sesuatu yang mengontrol tingkah laku, untuk selalu mengarah pada kebaikan. Sebaliknya, tanpa jilbab prilaku akan lebih bebas.
Ia juga menuturkan bahwa sudah lama ingin memakai jilbab, sebelum audisi penyanyi dangdut. Namun, baru pada kelas dua SMA, waktu masuk KDI kesampaian berjilbab. ”Sebelum berjilbab, saya ingin menjilbabkan hati dan fikiran dulu,” tuturnya mantab.
Walaupun selalu mengenakan jilbab, penyanyi yang mencoba peruntungan di dunia akting ini, tidak pernah khawatir dengan eksistensinya di dunia hiburan. Menurutnya, justru dengan berjilbab tawaran kerja semakin banyak.
Perempuan yang sedang mempersiapkan kelahiran anak pertamanya ini juga merasa tersanjung untuk bisa bergabung dengan kegiatan yang diselenggarakan kalangan muda Nahdlatul Ulama seperti PMII.
Kehadiran Dara KDI semakin menyemarakkan kegiatan panggung seni sebagai mata rangkai refleksi hari lahir PMII yang ke-55 tahun. Kegiatan dilangsungkan di parkir utara kantor PWNU Jatim, jalan Masjid al-Akbar Timur Surabaya. Tampil pula grup musik Ki Ageng Ganjur pimpinan Ketua Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) Al-Zastrouw Ngatawi. Juga budayawan Sujiwo Tejo, dan pembacaan puisi oleh KH D Zawawi Imron. Juga penampilan tari Gandrung Banyuwangi. (s@if)