Jika Tak Dekat dengan Quran, Apa Arti Semua Ini?
Apa artinya harta begitu mudah mendekati kita, berbondong-bondong masuk ke kantong kita, tapi Al Qur’an begitu jauh… seakan tak mau kita mengakrabinya? Seperti ada sekat antara ayat suci dan hafalan kita.
Sepanjang sejarah, Allah hamparkan berjuta orang kaya. Bahkan ada yang sekelas Qarun dengan kunci gedung yang tak sanggup dipikul unta. Kekayaan bukanlah kemuliaan, sebab kekayaan kadang diberikan Allah kepada hambaNya yang beriman seperti Sulaiman dan kadang diberikan Allah kepada manusia durhaka seperti Qarun dan sejenisnya.
Namun jika melimpahnya harta disertai susahnya berdekatan dengan Al Qur’an, kita patut waspada. Jangan-jangan itu bukan kemuliaan tapi istidraj yang berujung kesengsaraan.
Ketika kita begitu mudah mengumpulkan harta, tapi begitu sulit membaca kalamNya… Ketika kita begitu mudah mendapatkan uang, tapi begitu sulit menambah hafalan Qur’an… Ketika kita begitu mudah memperoleh dunia, tapi begitu sulit mengamalkan isi Al Qur’an… kita perlu waspada dan segera kembali kepadaNya.
Apa artinya jabatan kita dapatkan, kekuasaan kita genggam, tetapi Al Qur’an menghilang dari kehidupan kita. Tak bisa bersatu, seperti timur dan barat.
Sepanjang sejarah, Allah hamparkan berjuta penguasa. Bahkan ada yang sekelas Fir’aun dengan bala tentara, penyihir dan kepongahannya mengklaim ana rabbukumul a’la. Jabatan bukanlah kemuliaan, sebab jabatan kadang diberikan Allah kepada hambaNya yang beriman seperti Thalut. Kadang ada pula penguasa zalim seperti Jalut.
Namun jika tingginya jabatan justru disertai dengan rendahnya interaksi kita dengan Al Qur’an, kita patut waspada. Jangan-jangan itu bukan kemuliaan tapi istidraj yang berujung penderitaan.
Ketika kita begitu mudah menduduki jabatan, tapi begitu sulit membaca kalamNya… Ketika kita begitu mudah mengakses kekuasaan, tapi begitu sulit menambah hafalan Qur’an… Ketika kita begitu mudah memperoleh kepemimpinan, tapi begitu sulit mengamalkan isi Al Qur’an… kita perlu waspada dan segera kembali kepadaNya.
Apa artinya kita begitu mudah memperoleh teman, namun Al Qur’an tidak menjadi sahabat. Saat maut tiba, semua teman akan berpisah. Yang terbaik di antara mereka, mungkin hanya akan mengantarkan sampai ke pemakaman kita. Di alam barzakh berikutnya, tilawah kita yang menjadi teman. Hafalan kita yang menjadi kawan. Amalan kita yang menjadi sahabat.
Al Qur’an… tidaklah seorang dekat dengannya kecuali ia akan dimuliakan Allah Azza wa Jalla. Membacanya saja berpahala sepuluh setiap hurufnya. Menghafalnya, membuat derajat surga setara dengan berapa banyak hafalannya. Dan di akhirat, Qur’an lah yang bisa menjadi syafaat. Bukan harta, bukan jabatan, dan bukan teman-teman yang hanya menjalin hubungan atas nama dunia.
Sumber : Bersama Dakwah