Kesesatan Yang Melenakan
Pada masa Rasulullah SAW ada sosok laki-laki buta, yang karena keinginannya beriman dan berislam, Allah menurunkan ayat “Abasa wa tawalla” sebagai teguran kepada Rasul SAW yang kurang perhatian padanya? Dia adalah Abdullah bin Umi Maktum.
Dan benar, ketika iman dan Islam telah menancap di dadanya, dia adalah contoh kegigihan dalam beribadah. Tak pernah sekalipun panggilan adzan diabaikannya.Hingga ketika dalam usia tuanya, ketika beliau meminta keringanan untuk tidak mendatangi shalat jamaah dan Rasul SAW memenuhinya, lalu ketika ditanyakan padanya “Apakah kamu mendengar adzan?” dan dijawab “Ya aku mendengar” maka keringanan itu dibatalkan Rasul dengan sabdanya “Maka penuhilah panggilan itu”, Ibnu Umi Maktum mentaatinya.
Lalu karena ketaatannya tersebut, hingga suatu ketika, dalam gelap malam untuk memenuhi panggilan adzan, dia pernah terjatuh dan wajahnya terantuk batu hingga berdarah.Hingga kemudian, keesokan harinya dan hari-hari selanjutnya ada ‘seseorang’ yang ‘berbaik hati bermanis muka’ selalu menuntun dan mengantarkannya ke masjid.Rasa terima kasihnya, mendorongnya untuk mengetahui siapa gerangan ‘orang baik’ itu, dia bermaksud ingin mendoakannya.
Dan apa yang terjadi? ‘Orang baik’ itu tidak mau menyebutkan namanya bahkan tidak mau didoakan. Yang mengejutkan, ‘orang baik’ itu mengaku “Iblis”.Apa sesungguhnya yang ‘memotivasi’ iblis untuk menuntun dan mengantar Ibnu Umi Maktum? Tidak lain dan tidak bukan, hanya karena “Agar Ibnu Umi Maktum tidak terjatuh dalam perjalanan, hingga dia tidak berdoa memohon ampunan”
Mengapa iblis melakukan itu? Karena ketika pertama kali Ibnu Umi Maktum terjatuh dalam perjalanan ke masjid, dia berdoa dan malaikat menyampaikan bahwa separuh dosanya telah diampuni.
Itulah mengapa iblis menuntunnya sampai ke mesjid agar dosa-dosa Ibnu Umi Maktum tidak di ampuni.
Dari kisah diatas dapat diambil hikmah bahwa kesesatan itu kadang melenakan sehingga kita sering melupakan kebenaran dan kebaikan. Oleh karena itu sobat, Berusahalah untuk menahan diri jangan sampai kita selalu mengikuti hawa nafsu dalam bertindak sehingga dapat melupakan kebenaran dan kebaikan. Ingatlah bahwa setan memperdaya kita melalui bisikan. Hati kita jadi rusak karena kita kalah dan tak berdaya terhadap bisikan setan. Latihlah diri kita agar selalu taat kepada Allah SWT, dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Dan jangan lupa, berlindung selalu kepada Allah SWT dari segala godaan setan yang terkutuk, niscaya akan terhindar dari tipu daya setan.
Firman Allah SWT :”Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.(QS. Al-Baqarah : 208)
Sumber : Gaul Fresh