Pendapat Imam Madzhab Tentang Bacaan Basmalah
Terkait dengan surat Al-Fatihah, sering menjadi perdebatan orang-orang awam tentang bacaanbasmalah(bismillahirrahmanir-rahim) di dalam surat Al-Fatihah. Ada sebagian orang yang tidak membaca basmalah saat membaca surat Al-Fatihah, dan hal itu menjadi bahan perdebtan yang tidak ada habisnya.
Masalah ini kalau kita mau runut ke belakang, ternyata berhulu dari perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang apakah lafadz basmalah itu bagian dari surat Al-Fatihah atau bukan. Sebagian ulama mengatakanbasmalah adalah bagian dari surat Al-Fatihah, dan sebagian yang lain mengatakan bukan.
a. Mazhab Al-Hanafiyah
Mazhab Al-Hanafiyah berpendapat bahwa basmalah bukan bagian dari surat Al-Fatihah. Kalau pun kita membacanya di awal surat Al-Fatihah, kedudukannya sunnah ketika membacanya.
Namun mazhab ini tetap mengatakan bahwa bacaan basmalah pada surat Al-Fatihah sunnah untuk dibaca, dengan suara yang sirr atau lirih.
As-Sarakhsi (w. 483 H) di dalam kitabnya Al-Mabsuth menuliskan sebagai berikut :
والمسألة في الحقيقة تنبني على أن التسمية ليست بآية من أول الفاتحة ولا من أوائل السور عندنا
Dan masalahnya pada dasarnya dibangun di atas logika bahw basmalah itu bukan ayat pertama dari surat Al-Fatihah dan juga bukan ayat pertama dari surat-surat menurut kami. [1]
Al-Kasani (w. 587 H) menuliskan di dalam kitab Badai’ As-Shanai’ sebagai berikut : jilid 1 hal. 203
فعند أصحابنا ليست من الفاتحة ولا من رأس كل سورة
Menurut ulama kami basmalah itu bukan termasuk surat Al-Fatihah dan juga bukan termasuk awal dari surat.[2]
Al-Marghinani (w. 593 H) di dalam kitab Al-Hidayah fi Syarhi Bidayah Al-Mubtadi menuliskan sebagai berikut 1 – 49
ويقرأ بسم الله الرحمن الرحيم هكذا نقل في المشاهير ويسر بهما
Dan membaca bismillahirrahmanirrahim -demikian dinaqal dalam al-masyahhir- dengan melirihkannya.[3]
Ibnu Najim (w. 970 H) menuliskan di dalam kitabnya Al-Bahru Ar-Raiq Syarah Kanzu Ad-Daqaiqsebagai berikut :
قوله وسمى سرا في كل ركعة أي ثم يسمي المصلي بأن يقول: بسم الله الرحمن الرحيم هذا هو المراد بالتسمية هنا
(Qauluhu : dan bertasmiyah secara sirr di setiap rakaat) Orang yang shalat membaca bismilillahirrahmanirrahim. Dan itulah yang dimaksud dengan tasmiyah disini.[4]
b. Mazhab Al-Malikiyah
Sedangkan pandangan mazhab Al-Malikiyah, basmalah bukan bagian dari surat Al-Fatihah. Sehingga tidak boleh dibaca dalam shalat baik shalat wajib maupun shalat sunnah. Dan juga baik dalam shalat jahriyah maupunsirriyah.
Al-Imam Malik (w. 179 H) menuliskan pendapatnya di dalam kitabnya Al-Mudawwanah sebagai berikut :
وقال مالك: لا يقرأ في الصلاة بسم الله الرحمن الرحيم في المكتوبة لا سرا في نفسه ولا جهرا
Al-Imam Malik berkata,”Di dalam shalat tidak perlu membaca bismillahirrahmanirrahim, yaitu dalam shalat fardhu, tidak sir dalam hati dan tidak jahr. [5]
Ibnu Abdil Barr (w. 463 H) di dalam kitabnya Al-Kafi fi Fiqhi Ahlil Madinah menuliskan sebagai berikut : 1 – 201
ولا يقرأ فيها بسم الله الرحمن الرحيم لا سرا ولا جهرا وهو المشهور عن مالك وتحصيل مذهبه عند أصحاب
Dan tidak membaca bismillahirrahmanirrahim baik secara sir atau jahr. Dan itulah yang masyhur dari Imam Malik dan mazhabnya. [6]
Dasarnya adalah hadits berikut ini :
صَلَّيْتُ خَلْفَ رَسُول اللَّهِ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ فَكَانُوا يَفْتَتِحُونَ الْقِرَاءَةَ بِالْحَمْدِ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَلاَ يَذْكُرُونَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ فِي أَوَّل قِرَاءَةٍ وَلاَ فِي آخِرِهَا
Dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu berkata,”Aku shalat di belakang Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali radhiyallahuanhum. Mereka memulai qiraat dengan membaca Al-Hamdulillahirabbil ‘alamin, dan tidak membaca bismillahirramanirrahim di awal qiraat atau di akhirnya”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Ada satu pendapat di kalangan ulama mazhab Al-Malikiyah yang membolehkan seseorang membaca basmalah di dalam Al-Fatihah, namun khusus untuk shalat sunnah dan bukan shalat wajib.
c. Mazhab As-Syafi’iyah
Menurut mazhab As-Syafi’iyah, lafaz basmalah adalah bagian dari surat Al-Fatihah. Sehingga wajib dibaca dengan jahr (dikeraskan) oleh imam shalat dalam shalat jahriyah.
Asy-Syairazi (W. 476 H) menuliskan di dalam kitabnya Al-Muhadzdzab sebagai berikut 1 – 138
ويجب أن يبتدئها بسم الله الرحمن الرحيم فإن آية منها والدليل عليه ما روت أم سلمة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قرأ بسم الله الرحمن الرحيم فعدها آية منها ولأن الصحابة رضي الله عنهم أثبتوها فيما جمعوا من القرآن فيدل على أنها آية منها فإن كان في صلاة يجهر فيما جهر بها كما يجهر في سائر الفاتحة
Wajib untuk memulai Al-Fatihah dengan bismillahirrahmanirrahim, karena merupakan salah satu ayatnya. Kalau shalatnya jahr, maka basmalah dibaca jahr juga sebagaimana ayat lainnya.[7]
An-Nawawi (w. 676 H) menuliskan di dalam kitabnya Raudatu Ath-Thalibin wa Umdatu Al-Muftiyyin sebagai berikut : 1 – 242
فرع: (بسم الله الرحمن الرحيم) آية كاملة من أول الفاتحة بلا خلاف، وأما باقي السور، سوى (براءة) فالمذهب أنها آية كاملة من أول كل سورة أيضا
Bismillahirrahmanirrahim adalah ayat yang sempurna yang merupakan ayat pertama dari Al-Fatihan tanpa adanya perbedaan pendapat. Sedangkan pada surat-surat lainnya kecuali Baraah menurut mazhab juga termasuk ayat sempurna dari awal tiap surat.[8]
Al-Haitami (w. 974 H) menuliskan dalam kitabnya Tuhfatul Muhtaj sebagai berikut :
والأصح أنها آية كاملة من أول كل سورة
Yang lebih shahih bahwa basmalah itu adalah ayat yang sempurna pada tiap awal surat. [9]
Dalilnya adalah hadits berikut ini :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ إِذَا قَرَأْتُمْ الفَاتِحَةِ فَاقْرَءُوا ( بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ) فَإِنَّهَا إِحْدَى آيَاتِهَا
Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Bila kamu membaca surat Al-Fatihah, maka bacalah bismillahirrahmanirrahim, karena bismillahir rahmanirrahim adalah salah satu ayatnya”. (HR. Ad-Daruquthuny).
فَاتِحَةُ الْكِتَابِ سَبْعُ آيَاتٍ إِحْدَاهُنَّ : بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Fatihatul-kitab (surat Al-Fatihah) berjumlah tujuh ayat. Ayat pertama adalah bismillahirrahmanirrahim. (HR. Al-Baihaqi)
عَنْ عَلِيٍّ t كَانَ إِذَا افْتَتَحَ السُّورَةَ فِي الصَّلاَةِ يَقْرَأُ : بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahuanhu, beliau berkata,”Rasulullah SAW memulai shalat dengan membaca bismillahirrahmanirrahim.
Hadits yang senada juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dengan isnad yang shahih dari Ummi Salamah. Dan dalam kitab Al-Majmu’ ada enam orang shahabat yang meriwayatkan hadits tentang basmalah adalah bagian dari surat Al-Fatihah.[10]
d. Mazhab Al-Hanabilah
Sedangkan dalam pandangan Al-Hanabilah, basmalah adalah bagian dari surat Al-Fatihah, namun tidak dibaca secara keras (jahr), cukup dibaca pelan saja (sirr). Bila kita perhatikan imam Al-Masjidil Al-haram di Mekkah, tidak terdengar membaca basmalah, namun mereka membacanya. Umumnya orang-orang disana bermazhab Hanbali.
Ibnu Qudamah (w. 620 H) menuliskan di dalam kitabnya Al-Mughni sebagai berikut : jilid 1 hal. 344
مسألة: قال: (ويبتدئها ببسم الله الرحمن الرحيم) وجملة ذلك أن قراءة (بسم الله الرحمن الرحيم) مشروعة في الصلاة في أول الفاتحة، وأول كل سورة في قول أكثر أهل العلم
Masalah : Beliau berkata : Dan memulainya dengan bismillahirrahmanirrahim. Maka membacanya masyru’ di dalam shalat pada awal Al-Fatihah dan awal tiap surat, menurut pendapat kebanyakan ahli ilmu.
مسألة: قال: (ولا يجهر بها) يعني (بسم الله الرحمن الرحيم) ولا تختلف الرواية عن أحمد أن الجهر بها غير مسنون
Masalah : Beliau berkata : Dan tidak menjaharkannya (bismillahirrahmanirrahim). Tidak ada perbedaan riwayat dari Al-Imam Ahmad bahwa menjaharkan tidak disunnahkan. [11] (rumahfiqih.com)
Wallahu a’lam..