Perintah Allah Agar Berdakwah Adalah Bahwa Sebagian Manusia Selalu Berada Dalam Kesesatan
Tergelimangnya manusia dalam kesesatan dalam agama adalah disebabkan oleh jauhnya umat manusia dari ilmu Kitabullah dan Sunnah Rasulullah serta ahlinya (para ulama). Lebih jelasnya, kedua sebab itu adalah sebagai berikut.
1. Kebodohan
Kebodohan terhadap syariat Islam yang mulia dan sempurna adalah penyakit yang membahayakan dan membinasakan.
Namun, tidak ada yang menyadari bahwa kebodohan itu adalah penyakit, selain orang yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wata’ala.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Mengapa mereka tidak bertanya ketika tidak tahu?
Hanyalah obat ketidaktahuan (kebodohan) adalah bertanya.”
( HR. Abu Dawud dan disahih oleh al-Albani)
Asy-Syaikh Muhammad al-Imam hafizhahullah berkata (Bidayatul Inhiraf hlm. 133),
“Kebodohan adalah musuh semua risalah yang dibawa oleh para rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Oleh karena itu, Allah Subhanahu wata’ala memisalkan orang yang bodoh sebagai makhluk yang paling jelek yang berjalan di muka bumi ini. Firman-Nya,
“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa pun.”
(al-Anfal: 22)
Dan…
“Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).”
(al-Furqan: 44)
2. Jauhnya Ummat dari Ulama Syari’at
Rasulullah salallahu’alayhi wasallam bersabda:
“Permisalanku dengan kalian ibarat seorang yang menyalakan api (di malam hari). Lalu datanglah serangga dan kupu-kupu ingin masuk ke dalamnya dalam keadaan dia menghalanginya agar tidak masuk ke dalam api. Dan aku memegangi pinggang kalian (supaya kalian selamat) dari api (neraka), namun kalian senantiasa berusaha melepaskan diri dari kedua tanganku.”
(HR. Muslim dari Jabir radhiyallahu ‘anhu)
Yahya bin Mu’adz ar-Razi rahimahullah berkata,
“Para ulama lebih sayang terhadap umat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam daripada ayah dan ibu mereka.”
Beliau rahimahullah ditanya, “Bagaimana itu terjadi?”
Jawab beliau, “Ayah dan ibu mereka menjaga mereka (agar selamat) dari api dunia, sedangkan para ulama menjaga mereka (sehingga selamat) dari api neraka.”
(Mukhtashar Nashihati Ahlil Hadits hlm. 167)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Apabila sebuah urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, tunggulah kehancurannya.”
(HR. al-Bukhari)
Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Kalau bukan karena adanya ulama, sungguh umat manusia akan seperti binatang ternak.”
(Mukhtashar Nashihati Ahlil Hadits)