Sihir, Pencegahan, & Pengobatannya..
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
– PENCEGAHAN SIHIR:
Pertama: Membentengi diri dengan dzikir-dzikir yang sesuai syar’i, doa-doa dan bacaan-bacaan untuk memohon perlindungan kepada Allah yang ada dalilnya, diantaranya:
1) Membaca ayat kursi setiap selesai sholat wajib, setelah salam, setelah membaca dzikir-dzikir yang disyari’atkan (lihat Ash-Shahihah: 972)
2) Membaca ayat kursi setiap sebelum tidur (lihat Shahih Al-Bukhari bersama Al-Fath, 2/487). Ayat kursi adalah ayat teragung dalam Al-Qur’an, Allah ta’ala berfirman,
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [Al-Baqoroh: 255]
3) Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas setiap selesai sholat wajib (lihat Shahih At-Tirmidzi, 2/8)
4) Membaca 3 surat ini masing-masing tiga kali di awal hari setelah sholat Shubuh dan awal malam setelah sholat Maghrib (lihat Shahih At-Tirmidzi, 3/182)
5) Membaca Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas tiga kali, setiap selesai surat ketiga meniup ke kedua tangan dan mengusapnya ke seluruh tubuh semampunya (lihat Shahih Al-Bukhari bersama Al-Fath, 9/62 dan Shahih Muslim, 4/1723)
6) Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqoroh di awal malam, yaitu:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285) لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (286)
“Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): “Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.” [Al-Baqoroh: 285-286]
7) Membaca ta’awudz berikut ini di pagi dan petang hari, dan ketika mendatangi tempat mana saja, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam,
إِذَا نَزَلَ أَحَدُكُمْ مَنْزِلاً فَلْيَقُلْ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. فَإِنَّهُ لاَ يَضُرُّهُ شَىْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْه
“Apabila seorang diantara kalian mendatangi suatu tempat hendaklah membaca:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“A’uudzu bi kalimaatillaahit taammaati min syarri maa kholaq.”
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya.” Maka sesungguhnya (jika dia membaca doa tersebut) tidak ada apa pun yang dapat membahayakannya sampai dia meninggalkan tempat itu.” [HR. Muslim dari Khaulah binti Hakim As-Sulamiyyah radhiyallahu’anha]
8) Membaca di pagi hari tiga kali dan sore hari tiga kali, dzikir berikut ini,
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ، فِي الْأَرْضِ، وَلَا فِي السَّمَاءِ، وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dengan menyebut nama Allah yang bersama nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang membahayakan di langit dan di bumi, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [HR. Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu’anhu, Shahih Ibni Majah, 2/332]
Kedua: Menempuh sebab-sebab yang disyari’atkan untuk mencegah sihir, diantaranya adalah makan kurma ‘ajwa, lebih afdhal ‘ajwa Madinah tujuh butir setiap pagi. Asy-Syaikh Al-‘Allamah Ibnu Baz rahimahullah berkata,
وقد صح عنه صلى الله عليه وسلم : « من تصبح بسبع تمرات من عجوة المدينة لم يضره سحر ولا سم » ، وفي رواية : « مما بين لابتيها » ، يعني : من جميع تمر المدينة , العجوة وغير العجوة , كما رواه مسلم في الصحيح , ويرجى أن ينفع الله بذلك التمر كله , لكن نص على المدينة ; لفضل تمرها والخصوصية فيه , ويرجى : أن الله ينفع ببقية التمر إذا تصبح بسبع تمرات , وقد يكون صلى الله عليه وسلم ذكر ذلك ؛ لفضل خاص , ومعلم خاص لتمر المدينة لا يمنع من وجود تلك الفائدة من أنواع التمر الأخرى التي أشار إليها عليه الصلاة والسلام , وأظنه جاء في بعض الروايات : “من تمر” من غير قيد .
“Dan telah shahih dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam,
مَنْ تَصَبَّحَ بِسَبْعِ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً، لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ، وَلَا سِحْرٌ
“Barangsiapa yang memakan tujuh butir kurma ‘ajwa Madinah di waktu pagi maka tidak ada sihir atau racun yang membahayakannya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Dan dalam riwayat yang lain,
مِمَّا بَيْنَ لَابَتَيْهَا
“(Kurma) yang berasal dari antara dua bukitnya (Madinah) yang berbatu hitam.” (HR. Muslim)
Maknanya, dari seluruh jenis kurma Madinah, apakah ‘ajwa atau selain ‘ajwa, sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim dalam Ash-Shahih tersebut.
Dan DIHARAPKAN semoga Allah ta’ala memberikan manfaat dengan seluruh jenis kurma, akan tetapi teks hadits adalah kurma Madinah, karena keutamaan kurmanya dan kekhususannya. Dan DIHARAPKAN semoga Allah memberikan manfaat dengan semua jenis kurma jika seseorang memakan tujuh butir kurma di waktu pagi. Dan bisa jadi pula, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menyebutkan kurma Madinah karena keutamaan dan keistimewaan khusus yang dimilikinya, sehingga tidak menghalangi adanya faidah dari jenis-jenis kurma lainnya yang telah diisyaratkan oleh Nabi ‘alahis sholaatu was sallam, dan aku mengira telah datang pada sebagian riwayat, “Dari kurma mana saja” tanpa adanya pengkhususan (terhadap kurma ‘ajwa atau Madinah saja).”
Beberapa Pelajaran:
1) Memakan tujuh butir kurma ‘ajwa Madinah di pagi hari adalah “sebab” yang Allah ta’ala ciptakan sebagai penangkal sihir dan racun, maka hendaklah diyakini itu hanya sebab, sedang yang menangkalnya secara hakiki adalah Allah tabaraka wa ta’ala.
2) Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berpendapat bahwa hadits ini tidak mengkhususkan kurma ‘ajwa Madinah saja, tapi mungkin seluruh jenis kurma –walau beliau tidak memastikan-, namun kurma Madinah lebih afdhal, dan jenis ‘ajwa lebih afdhal lagi.
3) Penentuan jumlah tujuh butir termasuk dalam kategori yang tidak dipahami hikmahnya, sama seperti jumlah raka’at sholat dan nishob zakat (lihat Fathul Baari, 10/240)
4) Tidak boleh menisbatkan kurma Madinah kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dengan mengatakan “Kurma Nabi” sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian penjual kurma di kota Madinah (fatwa Syaikhuna Asy-Syaikh Shalih Al-Hudaitsi hafizhahullah yang kami dengar di majelis beliau di Masjid Nabawi)
5) Agungnya kekuasaan dan kemampuan Allah ta’ala, sedangkan dukun dan setan yang melakukan sihir sangat lemah, dalam menghadapinya hendaklah kita bertawakkal dan bermohon hanya kepada Allah ta’ala, disertai pendekatan diri kepada-Nya dan menempuh sebab-sebab yang dibolehkan oleh syari’at.
– PENGOBATAN SIHIR:
1) Ruqyah dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan doa-doa yang terdapat dalam hadits yang shahih, diantaranya,
أَذْهِبِ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
“Adzhibil ba’sa Robban naasi, wasy-syfi Antasy Syaafiy laa syifaa-a illaa syifaauka syifaa-an laa yughaadiru saqoman”
“Hilangkanlah penyakit ini wahai Rabb manusia sembuhkanlah, dan Engkau adalah Penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
2) Juga membaca ruqyah Jibril ‘alaihissalaam kepada Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam,
بِسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ، مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ، مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ، اللهُ يَشْفِيكَ بِسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ
“Dengan nama Allah aku meruqyahmu, dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari setiap jiwa atau mata orang yang hasad, semoga Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku meruqyahmu.” [HR. Muslim dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu’anhu]
3) Dan termasuk pengobatan sihir yang bermanfaat, khususnya bagi pasangan suami istri yang tidak dapat melakukan hubungan badan karena disihir adalah, menumbuk 7 lembar daun bidara hijau, kemudian larutkan dalam air yang mencukupi untuk mandi, kemudian dibacakan padanya ruqyah, setelah itu diminum 3 tegukan dan sisanya digunakan untuk mandi, cara seperti ini boleh dilakukan beberapa kali sampai hilang penyakit. Adapun diantara ruqyah yang dibaca adalah:
• Ayat Kursi,
• Al-Kafirun,
• Al-Ikhlas,
• Al-Falaq,
• An-Naas dan ayat-ayat tentang sihir, yaitu:
• Surat Al-A’raf: 117-119:
وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ – فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ – فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ
• Surat Yunus: 79-82:
وَقَالَ فِرْعَوْنُ ائْتُونِي بِكُلِّ سَاحِرٍ عَلِيمٍ – فَلَمَّا جَاءَ السَّحَرَةُ قَالَ لَهُمْ مُوسَى أَلْقُوا مَا أَنْتُمْ مُلْقُونَ – فَلَمَّا أَلْقَوْا قَالَ مُوسَى مَا جِئْتُمْ بِهِ السِّحْرُ إِنَّ اللَّهَ سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ – وَيُحِقُّ اللَّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ
• Surat Thaha: 65-69:
قَالُوا يَا مُوسَى إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى – قَالَ بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى – فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُوسَى – قُلْنَا لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعْلَى – وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوا إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى
4) Berusaha mencari buhul-buhul sihir dan menghancurkannya.
[Diringkas dari Risalah fi Hukmis Sihri wal Kahaanah wa-maa Yata’allaqu biha, Asy-Syaikhul ‘Allamah Ibnu Baz rahimahullah, hal. 10-16]
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Sumber : SofyanRuray.Info